Where the Crawdads Sing merupakan film yang diadaptasi dari buku best-seller berjudul sama karya Delia Owens dan disutradarai oleh Olivia Newman.
Bagaimana jadinya gadis rawa penyendiri yang jarang berinteraksi dengan orang menjadi tersangka pembunuhan? Apakah kalian tidak bertanya-tanya, mungkinkah gadis penyendiri dan dikucilkan tersebut mampu membunuh tanpa meninggalkan jejak sedikitpun?
Hal tersebut dialami oleh Catherine Clark (Daisy Edgar-Jones) atau sering dipanggil Kya dalam film Where the Crawdads Sing.
Where the Crawdads Sing menceritakan kisah Kya yang dijuluki "Marsh Girl" oleh penduduk kota karen tinggal sendirian di rumah tuanya di tanah rawa Carolina Utara. Kya ditinggalkan ibu dan saudara-saudaranya karena tidak tahan dengan sikap ayahnya yang kasar dan pemabuk.
Sejak saat itu, Kya kecil hidup berdua dengan ayahnya hingga ia ditinggalkan oleh sang ayah. Kya bertahan hidup dengan menjual kerang ke toko Barkley Cove milik keluarga Madison yang menjadi sahabat dan selalu membantu Kya.
Suatu ketika, Kya bertemu dengan Tate Walker (Taylor John Smith) yang menjadi teman dekatnya. Tate meminjamkan buku dan mengajarkan Kya membaca dan menulis. Sayangnya, Tate harus meninggalkan Kya demi mimpinya untuk berkuliah.
Sejak kepergian Tate, Kya dekat dan menjalin hubungan romantis dengan pemuda kota bernama Chase Andrews (Harris Dickinson). Namun, sebuah kejadian tak terduga menyebabkan Chase tewas di pinggir rawa dekat dengan tempat tinggal Kya.
Insiden itu membuat kehebohan di penjuru kota dan Kya diduga sebagai tersangka karena ia orang terakhir yang bertemu dengan Chase. Kya menghadapi sidang dakwaan yang menentukan apakah ia benar-benar pelaku atau bukan dalam kasus kematian Chase.
Lewat film Where the Crawdads Sing, kita dapat melihat kisah gadis yang sendirian dengan kisah pilunya. Meskipun begitu, Kya tetap masih punya harapan dan ia tumbuh sebagai gadis yang berani dan mandiri.
BACA JUGA: Sinopsis Oz The Great and Powerful, Film Fantasi Nan Imajinatif Level Dewa!
Tak hanya itu, Kya masih tetap tegar ketika ia dikucilkan dan dicemooh penduak kota bahkan dikecewakan dan ditinggalkan oleh orang-orang yang ia cintai.
Alur film ini cukup lambat, terutama ketika menceritakan kehidupan Kya. Tak hanya itu, banyak juga dialog panjang dalam film ini yang tak jarang membuat penonton sedikit bosan, apalagi diiringi dengan musik latar dengan tempo lambat dan mendayu-dayu.
Di sisi lain, film ini menawarkan sinematografi yang mempesona dengan latar kawasan rawa yang mengambil latar pesisir Louisiana. Tampilan matahari tenggelam dan terbenam yang diambil di kawasan rawa terasa pas dan memanjakan mata.
Tak hanya itu, sinematografi kawasan hutan rawa yang masih hijau dan asri juga ditampilkan dengan memukau. Tak lupa, pepohonan indah dan hewan-hewan juga disorot dengan detail sebagai inspirasi gambar Kya.
Di akhir film, penonton akan disuguhkan sebuah plot twist tak terduga yang wajib ada dalam genre misteri. Meskipun dijelaskan secara tersirat, penonton tetap paham maksud dari plot twist yang ingin disampaikan dalam film ini.
Hanya saja, karakter Kya yang selama hidupnya tinggal di rumah tua di hutan rawa tidak tampak lusuh. Daisy Edgar-Jones sebagai pemeran Kya terlihat sebagai gadis cantik, bersih, dan terawat yang cukup tidak masuk akal apalagi ia tinggal di pinggiran hutan.
Terlepas dari kekurangan yang ada dalam film ini, Where the Crawdads Sing cocok ditonton bagi kalian penikmat film kombinasi genre romansa dan misteri tetapi memiliki alur lambat dengan cukup banyak dialog.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS