Emily In Paris adalah series yang cukup unik dan membuat konsep cerita yang simpel tapi cukup menyimpan pesan edukatif di dalamnya. Meski tampil dengan kategori 18+, series karya Darren Star ini sukses menjadi series bertema komedi romantis. Rilis pada Oktober 2020, Emily In Paris telah tayang hingga 3 season dengan durasi setengah jam per episodenya. Menceritakan seorang wanita karir yang bekerja di bidang marketing yang mendapat tugas ke Paris untuk membantu firma pemasaran yang merupakan partner perusahaan tempat dia bekerja.
Pada ceritanya diperlihatkan keberanian Emily yang diperankan oleh Lily Collins datang ke Paris tanpa persiapan dari segi penguasaan bahasa Prancis. Hasilnya, dia mengalami culture shock yang luar biasa hingga membuatnya cukup frustasi pada awal-awalnya. Tapi, dia tidak hanya mengalami culture shock pada awal saja. Dia terus mengalami itu berkali-kali hingga season 2. Pada pembahasan kali ini, saya akan menjelaskan lebih rinci tentang hal itu dalam 3 alasan yang membuatmu harus coba nonton series Emily In Paris. Yuk simak pembahasannya!
1. Culture shock yang dibungkus dengan komedi
Kreativitas sang kreator series ini diperlihatkan ketika Emily terlihat culture shock dengan kota Paris. Terutama soal bahasa, Emily kerap kali terkejut dengan pemilihan kata orang Prancis yang lebih frontal dan vulgar dalam kehidupan sehari-hari mau pun di dunia kerja. Rasa kaget Emily dikemas dengan lucu sehingga terlihat warga Paris "ngibulin" Emily karena ketidaktahuannya.
2. Belajar ilmu pemasaran digital melalui pekerjaan Emily
Ini adalah salah satu manfaat yang saya dapatkan ketika menonton series ini. Karena Emily berprofesi sebagai Social Media Specialist, tentunya ini merupakan pekerjaan yang bergerak pada bidang pemasaran pada perspektif digital. Mereka mempresentasikan ilmu pemasaran melalui dialog Emily dengan pemeran lainnya sehingga penonton bisa sedikit belajar tentang tips dan trik dalam memasarkan produk.
Sebagai utusan dari Amerika ke firma pemasaran di Prancis, Emily membagikan perspektif marketing khas Amerika Serikat kepada rekan kerja di firma pemasaran di Kota Paris yang bernama Savoir. Lily Collins juga mampu mendalami peran seorang Emily yang mampu public speaking setiap kali memberikan ide untuk branding produk para client dengan inovatif dan kreatif. Jadi, saya bisa belajar marketing melalui series ini dan ini cukup bemanfaat untuk kebutuhan saya di dunia kerja nantinya.
3. Pesan mengenai pentingnya menghormati budaya negeri lain
Pada beberapa momen, Emily ditunjukkan pernah keras kepala dalam memaksakan perspektif pemasaran Amerika ke dalam kerjasama dengan rekan kerja di Savoir. Akibatnya, mereka merasa tidak dihargai dan seolah-olah budaya Prancis tidak memliki harga diri. Ini bisa menimbulkan stigma buruk yang mana orang Prancis mengiria ilmu orang Amerika lebih tinggi. Padahal, setiap negara memiliki gayanya sendiri dalam memahami sebuah bidang.
Selain itu, Emily juga sempat ditampilkan pada beberapa episode yang mana dia mendapatkan nasehat dari temannya yang sudah lama tinggal di Paris. Temannya memberikan saran untuk dia lebih baik belajar berbicara bahasa Prancis melalui kursus. Dengan begitu, Emily akan tahu cara penggunaan kata-kata yang familiar yang dipakai oleh orang Prancis pada kehidupan sehari-hari. Meski bagi Emily budaya mereka aneh seperti budaya selingkuh dengan kondisi istri dari suami yang selingkuh tidak mempermasalahkan perselingkuhan, Emily harus tetap menghormati budaya mereka.
Jadi, series ini tidak hanya menampilkan komedi dan romantis saja, tapi mereka juga menyimpan pesan edukatif kepada penonton mengenai cara mengenali dan memahami budaya di suatu negara. Karena itu, saya sangat merekomendasikan kamu untuk menonton series ini. Bahkan, Emily In Paris telah mendapat rating 7,4/10 di IMDb. Jadi, kamu harus coba nonton di Netflix sekarang!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.