Gina S. Noer Kritik Banyaknya Film Horor Lokal yang Mengeksploitasi Agama

Hikmawan Firdaus | Nurkhuzaeni Azis
Gina S. Noer Kritik Banyaknya Film Horor Lokal yang Mengeksploitasi Agama
Gina S. Noer kritik film horor yang eksploitasi agama (Instagram/@ginasnoer)

Sutradara dan penulis naskah, Gina S. Noer, turut menyuarakan pendapatnya tentang tren film horor Indonesia yang banyak ditayangkan saat ini. Melalui Instagram story pada Kamis (21/3/2024), ia menulis beberapa poin keresahannya terhadap banyaknya film horor Indonesia yang sudah masuk ke ranah eksploitasi agama, terutama Islam. 

Kebanyakan film horor menggunakan shalat, doa, zikir, dll cuma jadi plot device murahan untuk jumpscare karakternya diganggu setan. Sehingga kelemahan iman bukan lagi menjadi eksplorasi kritik terhadap keislaman yang dangkal. Tapi cara dangkal biar cepat seram,” kata Gina.

Apalagi dengan konteks tingkat literasi masyarakat kita ya. IMO, tanggung jawab filmmaker itu bukan cuma balikin investasi tapi juga soal impact ke kebudayaan masyarakat,” lanjutnya.

Kemudian, sutradara Dua Garis Biru ini juga berpendapat bahwa alasan membuat film horor dengan tema seperti ini bukan demand dari penonton. Tanpa menyebutkan judul, Gina menyebut film terlaku Indonesia saat ini adalah film komedi yang tidak terbayang ada sebelumnya. Penonton beri demand karena ada yang memberi, bukan sebaliknya.

Lebih lanjut, Gina menuliskan film Exhuma sebagai contoh. Film horor Korea yang sedang viral ini ia sukai karena karakternya sangat percaya dengan ‘belief’ (baik terhadap diri sendiri ataupun kepercayaan yang dianutnya) dan kemudian ‘belief’ itu menjadi modal yang kuat untuk melawan setan yang kuat. 

Islam itu agama yang yang kitab sucinya aja dibuka dengan janji Allah SWT Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Pada tengah Qur’an ayatnya umatnya disuruh berperilaku lemah lembut, lalu ditutup dengan janji jika butuh pertolongan minta-lah kepada Allah,” papar Gina.

"Dengan logika itu ya, harusnya kan kalau filmmaker-nya beneran mengulik belief karakter gak akan eksploitatif pada agama Islamnya. Bahkan pada saat dia sedang jauh dari iman, lho. Tapi, sebagai penonton horor nih, gue jarang sekali dapat eksploitasi karakternya,” tambahnya.

Adanya film yang mengarah ke ekspoitasi agama ini membuat banyak orang yang justru takut beribadah karena takut diganggu setan. Menurut Gina, para filmmaker sebagai orang yang berkesenian dan punya previlage harus mindful tentang hal ini. 

Lebih lanjut, Gina mengatakan bahwa permasalahan ini patut jadi pekerjaan rumah dan pemikiran bersama, sebab perihal ‘agama’ di genre horor bisa diganti jadi hal apapun. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak