Jelang penayangan, drama Netflix "The Trauma Code: Heroes on Call" justru menerima kecaman keras dari netizen Korea Selatan. Drama Korea yang diadaptasi dari karya webtoon dengan judul yang sama, membawa kisah seorang ahli bedah yang mengubah pusat trauma rumah sakit tidak mampu. Dilansir dari Allkpop, Sabtu (21/12/2024) drama tersebut akan dirilis pada 25 Januari 2025.
Alih-alih menerima sambutan positif, drama bergenre medis tersebut justru menerima kecaman keras dari netizen. Terutama, usai gerakan mogok tenaga medis yang terjadi di Korea Selatan terjadi.
Pemogokan medis yang terjadi telah menyebabkan kerugian, baik bagi pasien, rumah sakit, dan sosial. Banyak netizen juga berpendapat jika drama medis ini meromantisasi pekerjaan dokter, dan diduga dapat melewati batas-batas 'propaganda politik'.
Lebih jauh, drama 'The Trauma Code' tampak memperlihatkan sisi kepahlawanan seorang dokter dengan kejeniusannya. Berkat bakat dan pengetahuannya, ia mencoba mendidik dokter, staf, dan tenaga medis lainnya yang berada di pusat trauma rumah sakit yang kurang mampu.
Selain mengkritik romantisasi pekerjaan dokter dalam drama tersebut. Netizen kembali menyorot kontroversi salah satu aktor yang berperan sebagai dokter dalam drama tersebut. Joo Ji Hoon yang berperan sebagai dokter di drama 'The Trauma Code' pernah terlibat dalam skandal penggunaan obat-obatan terlarang pada 2009 silam.
"Tolong berhenti merekrut Joo Ji Hoon, tidak ada orang yang ingin melihat pengguna obat itu," Pinta netizen.
"Aku tidak ingin melihat drama medis di beranda Netlix-ku." Ungkap netizen.
Disisi lain, Lee Nak Joon sebagai penulis kisah drama 'The Trauma Code' menuai kritik keras. "Webtoon tersebut pernah dikritik karena seksisme di masa lalu. Tak ada seorang pun dokter wanita dalam cerita, hanya ada perawat, termasuk satu-satunya karakter wanita yang penting. Ditambah lagi, semua profesional medis kecuali karakter utama digambarkan sebagai orang bodoh." Kritik lainnya.
Aksi mogok kerja yang terjadi di Korea Selatan diakibatkan oleh kebijakan pemerintah setempat yang akan menaikkan kuota mahasiswa kedokteran. Mereka mengungkap hal ini akan menyebabkan kualitas tenaga medis menjadi menurun.
Mogok kerja dokter menimbulkan sejumlah kerugian. Banyak rumah sakit terpaksa menolak pasien dan menunda prosedur medis yang dilakukan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS