Bayu dan Perlawanan Tradisi: Satire Menohok dalam Film Para Perasuk

Ayu Nabila | Athar Farha
Bayu dan Perlawanan Tradisi: Satire Menohok dalam Film Para Perasuk
Poster Film Para Perasuk (Instagram/ rekatastudio)

Dalam perfilman, seringkali kita akan menemukan genre yang mengusung tema fantasi atau supernatural.

Namun, ada kalanya film tersebut menggabungkan unsur-unsur sosial yang tajam untuk menggambarkan masalah yang lebih besar.

Nah, "Para Perasuk" karya Wregas Bhanuteja adalah salah satu film yang mengombinasikan elemen drama dan supernatural dengan kritik sosial dalam bentuk satire. 

Sinopsis Film Para Perasuk

Nah, dengan pendekatan yang segar, film ini mengangkat kisah Bayu (Angga Yunanda), sosok dukun muda yang hidup di desa kecil, yang tiba-tiba menjadi pahlawan setelah dia menemukan dirinya terlibat dalam fenomena kerasukan yang menghantui penduduk desa.

Desa yang seringkali terjebak dalam tradisi kerasukan ini menjadi medan perlawanan bagi Bayu, yang berusaha untuk melawan penguasa besar yang menindas mereka.

Bersama dengan beberapa tokoh lainnya—Bayu menemukan dirinya berada di tengah kekuatan supernatural yang jauh lebih besar dari yang dibayangkan. 

Bahasan Satire dan Kritik Sosial dalam Film Para Perasuk

"Para Perasuk" nggak hanya sekadar film dengan elemen supernatural yang menarik, melainkan sebuah kritik tajam terhadap struktur kekuasaan dan kepercayaan yang ada dalam masyarakat.

Desa yang terobsesi dengan fenomena kerasukan menggambarkan bagaimana masyarakat seringkali terperangkap dalam ilusi dan nggak mampu melawan dominasi yang ada.

Bayu, sebagai sosok dukun muda, dihadapkan pada dilema besar: apakah dia akan terus memperkuat tradisi yang sudah ada, ataukah dia akan melawan arus dan berjuang untuk sesuatu yang lebih besar? Bikin penasaran, kan?

Film ini juga menggunakan satire untuk menggambarkan masyarakat yang lebih suka terperangkap dalam tradisi mistis dan kekuasaan spiritual, ketimbang berjuang untuk kebebasan dan perubahan.

Bayu menjadi simbol bagi mereka yang ingin menggugah kesadaran dan mengajak masyarakat untuk berpikir lebih kritis.

Namun, perjuangannya nggak mudah—karena dalam tradisi yang sudah mengakar kuat, melawan penguasa besar bukanlah perkara sepele.

Okelah kalau begitu, Film Para Perasuk besar kemungkinan nggak akan hanya mengajak kita untuk berpikir tentang tradisi, kekuasaan, dan kepercayaan, tapi juga mencolek kita untuk mempertanyakan: Apakah kita benar-benar bebas dalam pilihan yang kita buat?

Nah dengan pemeran yang kuat seperti: Angga Yunanda sebagai Bayu, Maudy Ayunda yang jadi Laksmi, Bryan Domani memerankan Ananto, termasuk Chicco Kurniawan sebagai Pawit, maka sudah seharusnya film yang diproduksi Rekata Studio dapat tampil total dan menarik banyak penonton. 

Kepo ya kapan tayangnya? Film Para Perasuk akan tayang 2025, dengan tanggal rilis masih dirahasiakan. Jadi bila kamu kepo banget dengan film ini, nantikan info terbarunya. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak