Film horor terbaru berjudul Jabang Mayit, yang disutradarai Ismail Basbeth, dengan menggandeng Umbara Brothers Productions dan Matta Cinema, serta jajaran bintangnya: Salvita Decorte, Cornelio Sunny, Karina Salim, Annisa Hertami, Fajar Suharno, Jamaludin Latif, hingga Mbah Kamek, siap menerormu di bioskop.
Sekilas, judulnya terdengar seram dan mengundang tanda tanya. Jabang Mayit? Bagi yang akrab dengan bahasa Jawa, dua kata ini seperti sebuah kontradiksi. Jabang bayi berarti janin atau bayi yang baru lahir, sementara mayit berarti jenazah. Lantas, apa ‘Jabang Mayit’ dalam film ini?
Makna Jabang Mayit
Dalam kepercayaan Jawa, bayi yang meninggal saat masih dalam kandungan atau saat lahir dianggap memiliki energi spiritual yang kuat. Beberapa cerita mistis bahkan menyebutkan, arwah mereka bisa gentayangan jika nggak diperlakukan dengan benar dalam adat pemakaman.
Ada juga mitos tentang bayi yang lahir dalam kondisi nggak wajar—misalnya jabang bayi yang lahir dengan tanda-tanda tertentu yang dianggap sebagai pertanda buruk. Kepercayaan semacam ini sering dikaitkan dengan ilmu hitam atau ritual tertentu, di mana bayi yang meninggal digunakan sebagai "perantara" dalam dunia gaib.
Lantas, memangnya kisah filmnya seperti apa sih?
Sinopsis Film Jabang Mayit
Film Jabang Mayit mengikuti kisah perempuan bernama Hujan yang mengalami mimpi buruk tentang bayi. Di saat yang sama, Bayu juga dihantui mimpi serupa. Dan pada akhirnya kita tahu, di sini ada perempuan yang nggak siap punya anak. Apakah ada rahasia kelam yang menghubungkan keduanya? Ataukah mimpi mereka adalah peringatan dari sesuatu yang lebih besar?
Hmmm … masih samar-samar ya? Namun, di situlah letak menariknya.
Dugaan Unsur Horor yang Lebih Ngeri
Dengan latar belakang Ismail Basbeth sebagai sutradara, film ini berpotensi nggak hanya mengandalkan jumpscare semata, tapi lebih menekankan pada horor atmosferik dan psikologis. Bisa jadi Film Jabang Mayit juga akan menyajikan horor dengan lapisan makna yang lebih dalam.
Jika benar film ini mengangkat mitos bayi dalam budaya Jawa, mungkin kita akan melihat unsur ritual, karma, atau bahkan konflik batin antara dunia nyata dan dunia arwah. Bisa saja Hujan dan Bayu nggak hanya dihantui mimpi semata, tapi juga dari dosa atau rahasia masa lalu yang mulai menuntut balas.
Akankah film ini menggali sisi gelap mitologi Jawa? Atau justru menyajikan horor yang lebih bersifat psikologis? Kita tunggu jawabannya di bioskop 6 Maret nanti. Semoga nggak diundur penayangannya ya.