Sutradara No Other Land, Yuval Abraham, berikan kritikan terhadap The Academy yang akhirnya buka suara setelah memilih bungkam perihal kasus penangkapan Hamdan Ballal oleh Israel.
Sang sutradara mengunggah tangkapan layar surat pimpinan The Academy kepada para anggota yang dirilis setelah publik diramaikan oleh kabar penangkapan Ballal.
Yuval Abraham turut menyoroti sikap Academy yang tak tegas berada di pihak Hamdan Ballal padahal statusnya merupakan salah satu sutradara No Other Land sekaligus pemenang Oscar.
"Usai kritik kami, para pemimpin The Academy mengirimkan surel ini kepada para anggota yang menuturkan alasan mereka memilih bungkam terhadap serangan atas Hamdan: mereka harus menghargai 'sudut pandang yang unik,'" ungkap Yuval Abraham via X atau Twitter pada Kamis (27/3/2025).
Dalam surat tersebut, CEO The Academy Bill Kramer dan Presiden The Academy Janet Yang sama sekali tak menyinggung nama Hamdan Ballal meski sang sutradara sudah menjadi korban dari serangan Israel hingga sempat diculik.
The Academy hanya mengutuk tindakan menyakiti atau menekan para seniman karena karya-karya mereka, tanpa memberikan sikap tersebut pada Israel atau membela Hamdan Ballal secara tegas.
Organisasi yang turut membawahi gelaran Piala Oscar tersebut juga mengatakan alasan tak terang-terangan mengenai penangkapan Ballal karena menurut mereka perlu menghargai sudut pandang yang berbeda.
"The Academy mengutuk tindakan menyakiti atau menekan seniman karena karya atau sudut pandang mereka," ucap The Academy dalam surat tersebut.
"Dapat dimengerti, kami sering diminta angkat suara atas nama The Academy untuk menanggapi berbagai peristiwa sosial, politik, dan ekonomi," tuturnya.
"Dalam hal ini, penting untuk dimengerti bahwa The Academy mempunyai hampir 11.000 anggota global dengan beragam sudut pandang yang unik," lanjut organisasi yang turut dikenal dengan panggilan AMPAS itu.
Yuval Abraham lalu membandingkan sikap tersebut dengan pernyataan The Academy terhadap kasus enam sineas Iran, termasuk sutradara Jafar Panahi, sempat diculik oleh pemerintah Iran pada 2011.
Pernyataan sikap tersebut tegas berisi kutukan terhadap pemerintah Iran yang menangkap para pembuat film tersebut. Hal itu berbanding terbalik dengan pernyataan terbaru yang bahkan tak menyebut nama Hamdan Ballal sama sekali.
"Bandingkan ini, yang bahkan tak menyebut nama Hamdan, dengan posisi The Academy yang sangat kuat saat pemerintah Iran menindas para pembuat film," ungkap Yuval Abraham.
"Penangkapan enam sineas Iran, hukuman 'satu tahun penjara dan 90 cambukan' kepada seorang aktris hanya karena berakting pada sebuah film terkenal, dan penahanan rumah yang kembali berlanjut terhadap Jafar Panahi merupakan keadaan yang membutuhkan perhatian serius kami," tulis The Academy pada saat itu.
Hamdan Ballal sebelumnya sempat ditangkap dan dilaporkan menghilang dari rekan sesama sutradara pada Senin (24/3/2025). Ballal resmi dibebaskan dari tahanan Israel pada Selasa (25/3/2025) waktu setempat atau sehari setelah penggerebekan terjadi di Tepi Barat.
Hamdan Ballal langsung buka suara kepada media mengenai kronologi dan detik-detik penangkapan tersebut. Ia mengaku diserang setelah merekam penduduk Israel yang menyerang rumah di sekitar lingkungannya.
"Saya hanya menunggu di luar, (berjaga-jaga) jika ada pemukim Israel atau tentara yang menyerang rumah saya," katanya kepada Reuters usai berhasil dibebaskan.
"Ini gila, Anda dapat membayangkan keluarga Anda, anak-anak Anda di dalam rumah, dan Anda harus melindungi mereka. Ini bukanlah kejadian pertama. Mereka sudah menyerang rumah saya beberapa kali dan juga pernah menggembalakan sapi-sapinya di sekitar kebun rumah saya sendiri," lanjutnya.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS