Film terbaru garapan Christopher Nolan, The Odyssey, kini diterpa masalah. Proyek ini baru saja mendapat sorotan tajam akibat pemilihan salah satu lokasi syutingnya.
Sebagai proyek lanjutan setelah kesuksesan besar Oppenheimer, The Odyssey menjadi salah satu film yang paling dinanti. Film ini siap ditayangkan pada Juli 2026.
Produksi dimulai sejak akhir Februari 2025 dan digadang-gadang akan membawa skala aksi dan visual yang spektakuler.
Namun baru-baru ini, The Odyssey menuai kritik dari pihak Festival Film Internasional Sahara Barat (FiSahara). Penyebabnya adalah pengambilan gambar yang dilakukan di Dakhla, wilayah Sahara Barat yang saat ini berada di bawah pendudukan Maroko.
Wilayah tersebut telah lama menjadi sengketa internasional dan menurut PBB, Sahara Barat belum mencapai kemerdekaan penuh dan masih berstatus sebagai wilayah yang belum memiliki pemerintahan sendiri.
FiSahara yang secara rutin digelar di kamp pengungsi Sahrawi di Aljazair, merilis pernyataan resmi yang ditujukan kepada Christopher Nolan.
Dalam pernyataannya, FiSahara mendesak Nolan untuk menghentikan proses syuting di wilayah tersebut.
“Dakhla bukan sekadar lokasi indah dengan lanskap bukit pasir yang sinematik. Kota itu adalah wilayah pendudukan yang dimiliterisasi, tempat masyarakat asli Sahrawi hidup di bawah penindasan brutal oleh pasukan pendudukan Maroko,” bunyi pernyataan resmi FiSahara, dikutip pada Rabu (30/7/2025).
Pihak festival menyoroti bagaimana pemerintah Maroko kerap mengklaim budaya Sahrawi sebagai bagian dari identitas Maroko.
Bahkan, Maroko disebut membentuk festival film tandingan di Dakhla dan memproduksi film-film beranggaran besar yang menampilkan Sahara Barat sebagai wilayah sah milik mereka.
Sementara warga Sahrawi yang ingin membuat film tentang kehidupan mereka sendiri justru harus bekerja secara diam-diam dan menghadapi risiko besar yang mengancam keselamatan pribadi dan keluarga mereka.
FiSahara sendiri mendapat dukungan termasuk dari kalangan aktor, Javier Bardem. Bardem bahkan membagikan pernyataan festival tersebut lewat unggahan di Instagram pribadinya.
Dalam keterangannya, Javier Bardem menyoroti bahwa selama 50 tahun terakhir Maroko telah menduduki Sahara Barat dan mengusir masyarakat Sahrawi dari kota-kota mereka.
Salah satunya adalah Dakhla, yang menurutnya telah diubah oleh pihak pendudukan Maroko menjadi destinasi wisata hingga lokasi syuting film, dengan tujuan menghapus identitas Sahrawi dari kota tersebut.
Ia menyebut situasi ini sebagai bentuk pendudukan ilegal lain dan penindasan terhadap masyarakat Sahrawi yang terus berlangsung, bahkan didukung secara tidak langsung oleh negara-negara Barat.
Sebagai informasi, FiSahara adalah acara tahunan yang diadakan di kamp-kamp pengungsi Sahrawi di sudut barat daya Aljazair, dekat perbatasan dengan Sahara Barat.
FiSahara merupakan platform untuk menyuarakan perjuangan rakyat Sahrawi, menjaga budaya mereka, dan membawa harapan serta hiburan ke dalam kehidupan para pengungsi.
Sementara itu, Christopher Nolan menjadi sutradara pemenang Oscar yang kerap menggarap film-film berbiaya fantastis. Namun, The Odyssey bakal melampaui semuanya dengan budget mencapai USD 250 juta.
Film epik bergenre aksi ini juga akan mencetak sejarah sebagai film pertama yang seluruh proses pengambilannya menggunakan kamera IMAX.
Deretan pemeran The Odyssey pun tak kalah mencuri sorotan. Selain Matt Damon, bintang besar lainnya turut digaet, mulai dari Tom Holland, Zendaya, Anne Hathaway, Lupita Nyong’o, Robert Pattinson, Charlize Theron, Jon Bernthal, Mia Goth, hingga Elliott Page.
Diadaptasi dari puisi epik karya Homer, The Odyssey mengikuti kisah Odysseus, Raja Ithaca, dalam perjalanan pulangnya yang berbahaya usai Perang Troya.
Sepanjang pelayarannya, Odysseus harus menghadapi berbagai makhluk mitologi berbahaya seperti Polyphemus si raksasa bermata satu, para Siren yang menggoda, nimfa Calypso, hingga Circe sang dewi penyihir.
Semua itu dilalui demi kembali ke kampung halamannya dan sang istri, Penelope dan putranya yang bernama Telemachus.