Sutradara The Raid, Gareth Evans akan Garap Remake Film Jepang Era 60-an

Sekar Anindyah Lamase | Raysazahra A.M
Sutradara The Raid, Gareth Evans akan Garap Remake Film Jepang Era 60-an
Film A Colt Is My Passport (Nikkatsu Corporation)

Gareth Evans, sutradara The Raid dan The Raid 2, kini tengah bersiap dengan proyek terbarunya. Kali ini, ia menggarap ulang film klasik asal Jepang berjudul A Colt Is My Passport (1967) garapan Takashi Nomura.

Proyek remake ini semakin menarik setelah jajaran pemain akhirnya diumumkan. Gareth Evans kembali bekerja sama dengan bintang Gangs of London, Sope Dirisu.

Siapa pun yang pernah menyaksikan aksi Sope Dirisu sebagai polisi penyamaran Elliot Carter di Gangs of London tentu tahu bahwa ia lebih dari pantas memimpin sebuah film laga thriller. Kini semakin menarik karena sang aktor akhirnya mendapat peran utama di layar lebar.

Jajaran pemain lainnya yang bergabung, yaitu Tim Roth (Pulp Fiction), Jack Reynor (Midsommar), Lucy Boynton (Bohemian Rhapsody), Victor Alli (Bridgerton), Ewan Mitchell (The Last Kingdom), Burn Gorman (Beetlejuice Beetlejuice), dan Noah Taylor (Edge of Tomorrow).

Proyek remake A Colt Is My Passport ini digarap di bawah naungan Amazon MGM Studios. Versi terbaru akan mengambil latar Detroit tahun 1978.

Dikisahkan Colt adalah seorang veteran Vietnam yang kini bekerja sebagai pembunuh bayaran. Namun, hidupnya berubah drastis setelah ia membunuh seorang bos geng dan terpaksa melarikan diri demi menyelamatkan diri.

Gareth Evans sendiri sempat memberi sedikit bocoran tentang proyek remake A Colt Is My Passport. Dalam pernyataannya, ia mengaku langsung jatuh cinta pada versi orisinal tahun 1960-an dan terpikat oleh perpaduan genre yang begitu berani.

Sejak pertama kali menonton A Colt Is My Passport karya Takashi Nomura yang begitu berpengaruh, saya langsung jatuh cinta pada perpaduan genrenya yang berani. Menggabungkan elemen film noir dan spaghetti western dengan cara yang begitu memikat, saya tahu seketika bahwa saya ingin menjadikannya tantangan sebagai proyek film berikutnya. Lebih tepat disebut reimajinasi daripada sekadar remake, naskah luar biasa karya Chris Webb yang kental nuansa noir ini berhasil mengangkat tema inti film orisinal sekaligus memperkaya karakter ikonisnya dengan bobot emosional yang lebih dalam, tanpa kehilangan akar pengaruh genrenya," papar Gareth Evans, dikutip pada Jumat (3/10/2025).

Ia lanjut menuturkan, “Deretan pemeran hebat seperti Sope Dirisu, Jack Reynor, Lucy Boynton, Victor Alli, Burn Gorman, hingga Tim Roth benar-benar menjadi impian bagi saya untuk bisa bekerja sama. Dedikasi mereka dalam mewujudkan visi film ini sangat menginspirasi, menjadikan 12 minggu terakhir proses produksi sebagai pengalaman yang begitu memuaskan sekaligus menyegarkan kembali semangat saya. Saya sangat berterima kasih atas kepercayaan penuh yang telah Orion berikan dan saya tak sabar untuk segera mempersembahkan film ambisius ini kepada penonton di seluruh dunia.

A Colt Is My Passport rilisan tahun 1967 sebenarnya diadaptasi dari novel Tobosha karya Shinji Fujihara. Kisahnya berfokus pada seorang pembunuh bayaran bernama Shuji Kamimura, yang disewa oleh bos yakuza Sensaki melalui tangan kanannya, Nozaki, untuk menyingkirkan Shimazu.

Shimazu ialah seorang rival yang mencoba memanfaatkan kerja sama baru antara dua kelompok geng.

Dengan ditemani asistennya yang setia, Shun Shiozaki, Kamimura berencana memberikan bukti langsung kepada Sensaki bahwa misi berjalan sukses, menghancurkan semua jejak yang bisa mengaitkannya dengan pembunuhan itu, dan menyiapkan strategi pelarian keluar dari Jepang.

Eksekusi misi berlangsung mulus sesuai rencana, namun justru menjerumuskan Sensaki dalam dilema. Di satu sisi, ia harus menunjukkan sikap kooperatif kepada penerus Shimazu dalam upaya menangkap Kamimura.

Namun di sisi lain, ia diam-diam memberikan bantuan agar Kamimura bisa kabur dari negara itu. Situasi ini membuat rencana pelarian Kamimura berantakan.

Nasib Kamimura dan Shun pun kian rumit ketika mereka bertemu Mina, seorang pelayan di motel pinggir jalan yang kerap dipakai yakuza sebagai tempat persembunyian. Mina pernah mencoba melarikan diri namun gagal dan kini kembali terjebak.

Pertemuan ini memperlihatkan sisi lain Kamimura yang meski dikenal sebagai pembunuh bayaran dingin, sejatinya lebih memandang dirinya sebagai seorang yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah dunia penuh pengkhianatan.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak