Simu Liu Soroti Minimnya Peran Aktor Asia di Hollywood, Ada Standar Ganda?

Hayuning Ratri Hapsari | Raysazahra A.M
Simu Liu Soroti Minimnya Peran Aktor Asia di Hollywood, Ada Standar Ganda?
Potret Simu Liu (Instagram/simuliu)

Selama beberapa tahun terakhir, perbincangan soal representasi Asia di layar lebar terus mengemuka. Meski Hollywood sempat menunjukkan kemajuan lewat hadirnya deretan film sukses yang digawangi aktor dan sineas Asia, dinamika di industri ini rupanya belum sepenuhnya stabil.

Belakangan, muncul kembali kekhawatiran bahwa ruang bagi aktor Asia mulai menyempit dan kesempatan untuk tampil sebagai pemeran utama justru makin jarang. Sorotan terbaru datang dari Simu Liu yang merupakan aktor Kanada keturunan Tiongkok.

Ia menilai bahwa Hollywood sedang mengalami kemunduran dalam keberagaman, sekaligus menyinggung ada dugaan standar ganda yang masih membayangi karier aktor Asia di industri film arus utama.

Taruh aktor Asia di apa pun sekarang juga. Kemunduran representasi kita di layar itu benar-benar memprihatinkan. Studio masih menganggap kami ‘berisiko’. Minari, The Farewell, Past Lives, Everything Everywhere All At Once, Crazy Rich Asians, sampai Shang-Chi—semuanya sukses besar secara kritik maupun komersial," ungkap Simu Liu, dikutip pada Jumat (28/11/2025).

Ia lebih lanjut menyampaikan, "Tidak ada satu pun aktor Asia yang pernah membuat studio merugi sampai mendekati 100 juta dolar. Sementara aktor kulit putih bisa membuat studio rugi 200 juta dua kali, tapi tetap diberi kesempatan memimpin proyek besar berikutnya. Kami sedang berjuang melawan sistem yang sangat sarat prasangka. Dan sebagian besar hari rasanya benar-benar melelahkan.”

Simu Liu sendiri telah menjadi salah satu aktor yang paling vokal soal isu representasi dan tidak segan mengkritik kondisi industri ketika diperlukan.

Sikap itu sempat terlihat ketika menanggapi sebuah artikel Huffington Post dari tahun 2023 yang menulis bahwa ia mendapat sebagian besar peran lakilaki Asia di Hollywood dan ia bereaksi dengan keras terhadap klaim tersebut.

Komentarnya soal aktor kulit putih yang tetap mendapat kesempatan berkali-kali meski membintangi film-film yang gagal di box office pun bukan tanpa dasar.

Kita sebut saja Jared Leto sebagai contoh paling gamblang. Meski Morbius gagal total di box office, ia tetap digaet memimpin proyek Tron: Ares yang kemudian juga berujung flop. Bahkan, ia tetap mendapat peran sebagai Skeletor dalam Masters of the Universe yang rilis tahun depan.

Sulit untuk mengabaikan adanya standar ganda di Hollywood, terutama yang berkaitan dengan aktor Asia maupun film yang menempatkan karakter Asia di fokus cerita. Manny Jacinto, misalnya, bahkan tidak mendapatkan satu dialog pun di Top Gun: Maverick karena seluruh bagiannya dipotong di versi final.

Contoh lain datang Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings yang dibintangi Simu Liu. Meski dirilis saat pandemi COVID-19 masih berlangsung, film tersebut bisa meraih kesuksesan besar dari segi box office dan rating.

Proyek Shang-Chi 2 sebenarnya sudah dikonfirmasi sejak Desember 2021, namun Marvel Studios tidak langsung melanjutkan produksinya. Perkembangan sekuel sempat berjalan lambat dan mengalami penundaan akibat adanya perombakan jadwal besar di Marvel.

Situasi ini menunjukkan bahwa Marvel tidak segera memanfaatkan momentum, berbeda dengan strategi mereka sebelumnya terhadap Captain America, Thor, maupun Ant-Man. Padahal, dari sisi popularitas dan potensi komersial, karakter Shang-Chi memiliki peluang untuk langsung dikembangkan menjadi franchise besar.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak