Komika juga sutradara Ernest Prakasa kembali menghadirkan karya terbaru lewat film Lupa Daratan.
Karya ini menjadi salah satu proyek istimewanya karena diproduksi langsung oleh rumah produksi miliknya, Imajinari, dan akan tayang eksklusif di Netflix dalam waktu dekat.
Pada sesi pemutaran khusus (screening) di Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) 2025, Yogyakarta, Selasa (2/12/2025), Ernest membagikan perjalanan kreatif di balik proses produksi film tersebut—mulai dari tantangan akting hingga ide cerita yang telah dipendam sejak lama.
Tantangan Akting untuk Vino G. Bastian
Dalam kesempatan tersebut, Ernest mengungkapkan bahwa ada permintaan khusus yang ia berikan kepada aktor utama film ini, Vino G. Bastian.
Secara mengejutkan, Ernest menantang sang aktor papan atas itu untuk berakting seolah-olah tidak bisa akting. Pasalnya, dalam Lupa Daratan, Vino berperan sebagai Vino Agustian, seorang aktor yang diceritakan tidak memiliki kemampuan akting sama sekali.
Inilah yang membuat proyek ini terasa unik dan berbeda. Ernest ingin melihat bagaimana seorang aktor berpengalaman memerankan karakter yang kualitas aktingnya justru buruk.
Tantangan ini juga membuat Vino dan tim kerap berdiskusi intens selama proses produksi.
Film Spesial di Bawah Bendera Imajinari
Ernest menuturkan bahwa Lupa Daratan menjadi proyek yang sangat personal. Film ini adalah debut penyutradaraannya di bawah Imajinari, rumah produksi yang sebelumnya lebih sering ia pimpin dari kursi produser untuk berbagai film hits.
Ternyata, ide cerita film ini telah ia simpan sejak masa pandemi Covid-19, jauh sebelum Imajinari berdiri. Namun realisasinya baru terwujud setelah Netflix mengajak Ernest berkolaborasi dan memberinya tantangan untuk membuat cerita di luar zona nyaman.
“Cerita ini akhirnya jadi sebuah film itu ketika Netflix mengajak kerja sama dan menantang gue buat bikin sebuah cerita yang keluar dari zona nyaman gue, yang biasanya bikin drama komedi keluarga,” ungkap Ernest, dikutip dari Suara.com.
Meski begitu, Ernest seloroh bahwa unsur keluarga tetap saja muncul sebagai bagian dari benang merah cerita—sebuah ciri khas yang tanpa sadar selalu hadir dalam karya-karyanya.
Mengapa Harus Vino G. Bastian?
Pemilihan Vino sebagai pemeran utama bukan tanpa alasan. Ernest secara terang-terangan menyebut bahwa ia membutuhkan aktor yang memiliki persepsi publik sebagai aktor papan atas.
“Kenapa kita pilih Vino sebagai pemeran utamanya? Karena ya pilihannya gak banyak untuk mencari aktor yang dipersepsikan sebagai aktor papan atas. Jadi harus pilih yang memang papan atas, yaitu Vino,” jelas Ernest.
Tantangan berikutnya muncul ketika mereka harus mendiskusikan cara memerankan karakter yang aktingnya buruk. Diskusi tersebut juga melibatkan komika dan aktor Ardit Erwandha.
Ernest menambahkan bahwa meski bagi tim akting yang ditampilkan sudah terlihat buruk, bukan berarti penonton akan menangkap hal yang sama. Inilah yang membuat mereka harus menemukan pendekatan yang tepat.
“Diskusinya itu seputar gimana cara akting untuk karakter seorang aktor dengan akting jelek. Karena, bagi kita aktingnya udah jelek tapi belum tentu orang lain memandang itu jelek kan. Jadi, Ardit banyak kasih masukan” pungkasnya.
Respons Vino G. Bastian
Vino sendiri mengaku tertarik dengan proyek ini karena merasa ceritanya sangat dekat dengan dunianya—industri perfilman.
Ia menyebut bahwa tantangan memerankan karakter yang berkecimpung di industri yang sama, namun dengan kualitas akting buruk, menjadi tantangan tersendiri.
“Menurut saya ini cerita yang menarik, karena kita ada di industri itu, tapi kita harus memerankan karakter di industri itu sendiri. Sesuai dengan filmnya, ya itulah industri film tapi keluarga tetap nomor 1,” ujarnya.
Dengan ide cerita unik, tantangan akting yang tidak biasa, serta nilai personal bagi sang sutradara, Lupa Daratan menjadi salah satu film yang patut dinantikan kehadirannya di Netflix.