Tayang pada 11 Desember 2025, film Qorin 2 kembali hadir dengan tema yang dekat dengan realitas sosial remaja. Kisahnya menyoroti teror yang berakar dari kasus perundungan di lingkungan sekolah.
Film horor Qorin 2 karya sutradara Ginanti Rona yang diproduksi dengan kolaborasi antara IDN Pictures dan Rapi Films menampilkan horor slasher sekaligus mengangkat isu sosial. Film yang diproduseri Susanti Dewi dan Sunil Samtani ini menawarkan kisah yang mencekam tentang perundungan yang berujung pada teror balas dendam.
Deretan pemain Qorin 2 diisi oleh Fedi Nuril yang memerankan Makmur, serta Ali Fikry sebagai Jaya dan Wavi Zihan sebagai Fitri. Cerita turut diperkuat oleh Muzakki Ramdhan sebagai Rijal, Gilang Devialdy sebagai Darma, Vincentius Jeremhia sebagai Fahri, Ben Malaihollo sebagai Jaki, dan Quentin Stanislavski sebagai Wahyu.
Film ini juga menampilkan Alm. Epy Kusnandar sebagai Pak Guntur, Dimas Aditya sebagai Ustad Fahmi, serta Indra Birowo sebagai Pak Darmawan, bersama sejumlah pemain lainnya yang melengkapi suasana mencekam dalam cerita.
Sinopsis Film Qorin 2

Mengisahkan tentang tokoh Makmur, seorang pemulung yang hidup dalam kemiskinan dan mendapati anaknya menjadi korban perundungan di sekolah, sementara pihak sekolah memilih bungkam demi menjaga nama baik.
Keadaan di Desa Sukajadi pun berubah menjadi kacau akibat maraknya perundungan yang dibiarkan, membuat satu per satu warganya tampak berbeda, fisik atau tubuh mereka terlihat sama, tetapi tingkah lakunya menjadi aneh dan janggal.
Terdesak dan putus asa, Makmur menempuh jalan lain dengan membangkitkan jin qorin demi membalas semua perlakuan yang menimpa anaknya. Konon, qorin adalah sosok yang menyerupai manusia, namun yang muncul di desa itu justru membawa maut ketika sesosok berponco mulai mengincar nyawa warga dari balik kegelapan.
Menariknya, selain isu perundungan, film Qorin 2 juga menyinggung dinamika sosial yang terjadi di lingkungan warga, termasuk perilaku orang tua dan pemangku kekuasaan.
Ceritanya memperlihatkan bagaimana privilese dan posisi terhormat dapat dimanfaatkan untuk menutup kesalahan, menciptakan ketidakadilan yang semakin mengakar.
Indra Birowo, yang berperan sebagai Kepala Desa, menggambarkan sosok pejabat yang menggunakan kuasanya untuk melindungi anaknya dari konsekuensi hukum. Isu ini tentunya menyentil berbagai pihak penyalahgunaan privilese yang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Hal serupa tampak pada karakter Ustaz yang dimainkan Dimas Aditya, yaitu pemuka agama yang mengetahui kebenaran tetapi memilih bungkam demi menjaga citra keluarganya. Melalui kedua karakter ini, film turut menyoroti potret kekuasaan dan moralitas yang kerap bertabrakan dengan keadilan.
Lebih jauh lagi, film Qorin 2 hadir bukan hanya sebagai tontonan horor, tetapi juga sebagai cerminan realitas sosial yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dengan cerita yang mencekam dan isu yang relevan, film ini menawarkan pengalaman yang memadukan ketegangan dan kritik sosial dalam satu kesatuan.