Sudah menjadi hal umum bahwa obat-obatan biasanya terasa pahit. Untuk menutupi rasa pahit tersebut, biasanya seseorang akan menggunakan makanan atau minuman dengan rasa yang manis. Tak jarang juga yang menggunakan air mineral biasa saat meminum obat.
Hal tersebut wajar dilakukan selain untuk menyamarkan rasa pahit juga tentu akan lebih memudahkan saat menelan obat. Namun ternyata ada beberapa minuman yang justru tidak baik saat dikonsumsi saat minum obat. Berikut beberapa minuman yang sebaiknya tidak dikonsumsi untuk menelan obat.
1. Susu
Susu masih sering sekali digunakan sebagai alat bantu untuk menelan obat. Susu biasanya diberi rasa yang manis untuk menghindari rasa pahit obat.
Melansir dari The Daily Star, obat-obatan antibiotik seperti ampisilin, amoksisilin, kloramfenikol, antibiotik golongan tetrasiklin dan ciprofloxin justru dianjurkan untuk tidak dikonsumsi dengan susu.
Kalsium, seng, zat besi dan magnesium yang terdapat dalam susu akan cenderung terikat jenis antibiotik tertentu sehingga dapat menghambat penyerapannya di dalam usus. Ketika antibiotik ini mengikat zat-zat tersebut mereka akan membentuk zat yang tidak terlarut yang sukar diserap oleh tubuh.
Akibatnya, obat menjadi tidak efektif dan proses penyembuhan dapat memakan waktu yang lebih lama dari biasanya. Namun jika ingin sekali minum susu, bisa lakukan dua jam sebelum atau sesudah meminum obat.
2. Kopi
Kerap menjadi primadona di masyarakat, minuman yang satu ini juga tidak baik jika dikonsumsi untuk meminum obat. Adapun obat tersebut diantaranya adalah clozapine dan antipsikotik.
Dilansir dari Choice, hal ini disebabkan karena kandungan kafein di dalam kopi yang dapat meningkatkan jumlah antipsikotik tertentu dalam darah. Tidak hanya itu, hal ini juga menimbulkan risiko efek samping yang lebih besar.
Jika Anda pengidap asma, Anda juga harus berhati-hati terhadap kafein. Bronkodilator untuk asma dapat terhambat efektivitasnya saat terlalu banyak mengonsumsi kafein.
3. Teh
Dalam segelas teh mengandung tein dan fitat dengan fungsi yang berbeda. Tein dalam teh berfungsi untuk memberikan efek segar dan antioksidan. Adapun fitat berfungsi untuk menghambat mineral, terutama kalisum, zat besi, magnesium, dan zinc.
Semakin pekat teh, semakin banyak pula zat fitat yang terkandung di dalamnya. Karena kandungan itulah, meminum teh secara bersamaan dengan mengonsumsi obat bisa menurunkan manfaat obat-obat tertentu.
4. Jus jeruk bali
Terkenal kaya akan vitamin C, tapi sebaiknya jangan konsumsi jus jeruk bersamaan dengan meminum obat. Mengonsumsi jus jeruk saat meminum obat dapat memengaruhi beberapa kinerja obat.
Diantaranya adalah obat-obatan pengubah lipid/statin, obat anti cemas buspirone, obat antimalaria kina, antibiotik eritromisin, dan triazolam.
Bahan kimia dalam jeruk bali dapat mengganggu kinerja tubuh Anda dalam memetabolisme obat-obatan tersebut, yang dapat menyebabkan obat hanya berakhir di aliran darah Anda. Hal ini juga dapat meningkatkan kemungkinan efek samping saat Anda menggunakan statin pengubah lipid.
5. Minuman ringan (soda)
Minuman ringan atau minuman bersoda adalah jenis minuman berkarbonasi. Kebanyakan diantaranya juga bersifat asam.
Melansir dari The Health Site, jika dikonsumsi untuk meminum obat, minuman bersoda dapat mengurangi fungsi antibakteri sebagian besar obat-obatan. Minuman berkarbonasi bila dikombinasikan dengan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan alergi atau efek samping lainnya. Oleh karena itu, minuman bersoda sebaiknya benar-benar dihindari saat akan atau untuk meminum obat.
Itulah beberapa minuman yang dianjurkan untuk tidak digunakan sebagai alat bantu untuk meminum obat. Jadi, yang terbaik adalah meminum obat dengan air tawar. Karena air tidak mengandung senyawa yang dapat mengganggu penyerapan obat.
Sumber:
Muhammad Arifur Rahman. Do not take medicine with milk. Diakses pada 20 September 2021 melalui The Daily Star.
Zoya Sheftalovich. Foods and medications that don't mix. Diakses pada 20 September 2021 melalui Choice.
Is it OK to take medicines with soft drinks, coffee, milk or juices?. Diakses pada 20 September 2021 melalui The Health Site.