Kesehatan mental selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. PsychCentral melansir bahwa dalam waktu dekat, kita akan melihat tren baru dan perkembangan penelitian yang menarik dalam kesehatan mental di tahun 2022 ini. Lantas, apa saja penelitian yang bisa dipadukan dengan kesehatan mental? Berikut akan disajikan tiga di antaranya.
1. Tes darah untuk mengetahui penyakit mental
Dalam waktu dekat di tahun 2022 ini, kamu dapat memiliki pilihan untuk melakukan tes darah untuk mendeteksi kondisi kesehatan mental, seperti depresi dengan mudah. Studi terbaru menunjukkan bahwa tes darah dapat menentukan tingkat keparahan depresi dan risiko perkembangan depresi berat serta gangguan bipolar di masa depan.
Tidak hanya itu, tes darah juga dapat membantu menyesuaikan pilihan pengobatan individu. Tentu saja terobosan terbaru ini masih dalam penelitian lanjutan untuk meningkatkan diagnosis kondisi kesehatan mental melalui uji coba.
2. Membuat batasan yang sehat dengan media sosial
Semakin kesini kamu mungkin semakin menyadari bahwa membatasi waktu di depan layar ponsel dapat menjadi tantangan tersendiri. Sebab, menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.
Apabila kamu telah menonton film “The Social Dilemma” di Netflix, kamu pasti tahu bahwa Facebook, Instagram, dan Pinterest secara khusus merancang aplikasinya untuk menarik perhatianmu selama mungkin.
Perbincanganpun merebak soal isu tentang potensi buruk dari platform media sosial dan perlunya untuk istirahat sesekali dari dunia maya. Cara-cara berikut dapat membantumu untuk membuat batasan di media sosial:
- Batasi waktu di depan layar gadget-mu.
- Berhenti mem-follow orang di medsos.
- Jangan membaca komentar.
3. Perkembangan yang berkelanjutan dalam layanan telehealth
Terapi yang diberikan melalui kesehatan telehealth (kesehatan mental virtual) meningkat pada tahun 2020 dan dinyatakan akan tetap dipertahankan pada tahun 2022 maupun tahun-tahun selanjutnya.
"Karena pandemi COVID-19, banyak profesional kesehatan mental sekarang memiliki pelatihan, pengalaman, kepercayaan diri, dan teknologi untuk melakukan layanan kesehatan telemental secara efektif dan etis,” kata Nathaniel Ivers, PhD, ketua departemen dan profesor di Universitas Wake Forest di Winston-Salem, Carolina Utara.
“Ini juga berpotensi meningkatkan akses perawatan kesehatan mental ke pedesaan dan komunitas yang lebih tua,” lanjut Nathaniel.
Layanan kesehatan mental virtual dapat sangat membantu bagi mereka yang memiliki masalah imunodefisiansi (gangguan yang membuat tubuh tidak bisa melindungi diri dari bakteri, virus, dan parasit), orang dengan disabilitas, dan tantangan transportasi.
Itulah tiga tren penelitian yang akan membantu mendeteksi kesehatan mental di tahun 2022. Apabila ketiga uji coba di atas telah berhasil, kira-kira kamu akan mencoba yang mana?