4 Penyebab Sindrom Philophobia, Mulai dari Trauma Masa Kecil hingga Agama

Hayuning Ratri Hapsari | Diana Retnasari
4 Penyebab Sindrom Philophobia, Mulai dari Trauma Masa Kecil hingga Agama
Ilustrasi philophobia (Freepik/freepik)

Pernahkan kalian merasa trauma untuk jatuh cinta dengan seseorang setelah merasakan momen patah hati yang begitu hebat di masa lalu? Orang-orang yang merasa takut untuk jatuh cinta bisa saja sedang mengalami sebuah kondisi yang dinamakan sebagai sindrom Philophobia.

Sindrom ini ternyata pernah dialami oleh seorang tokoh besar dunia yaitu Ratu Elizabeth I. Pemimpin negara Inggris ini memutuskan untuk tidak menikah sehingga ratu ini dikenal dengan sebutan Virgin Queen, karena keputusannya untuk terus melajang semasa hidupnya.

Pada beberapa kasus kondisi tersebut bisa sangat parah dan memerlukan bantuan medis untuk bisa mengatasinya. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang merasa takut dan trauma untuk jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan orang lain. Salah satunya adalah akibat trauma masa kecil yang belum bisa diterima secara utuh oleh diri sendiri.

BACA JUGA: Wajib Tahu! 4 Tanda Orang Mengalami Sindrom Kelelahan Kronis

Lalu selain trauma masa kecil apakah ada alasan lain yang membuat seseorang berpeluang besar untuk menderita sindrom philophobia ini?

Dirangkum dari artikel Clevelandclinic.org, ada 4 alasan utama yang membuat orang bisa mengalami gangguan philophobia semasa hidupnya, berikut informasi lengkapnya.

1. Punya riwayat hubungan/peristiwa sulit di masa lalu

Orang yang pernah mengalami peristiwa yang sangat menyakitkan di masa lalu ternyata rentan mengalami sindrom ini. Peristiwa tersebut tersebut termasuk hubungan dengan kedua orang tua, riwayat keguguran, hingga sering mendapat kekerasan fisik saat masih kecil.

Orang-orang dengan riwayat hidup tersebut umumnya akan kesulitan untuk menerima dan merasakan rasa kasih sayang, sehingga tidak mampu untuk menjalin sebuah hubungan dengan orang lain kedepannya.

2. Takut terhadap penolakan

Penolakan yang datang terlalu sering dan menyakitkan bisa membuat orang menjadi trauma akan rasa sakit yang datang. Misalnya, seseorang yang sering ditolak oleh pasangan maupun teman, akan membuat mereka takut akan rasa cinta.

Selain itu, kasus ini tak cuma dialami oleh orang dewasa saja, sindorm ini juga bisa dialami oleh anak yang pernah ditinggalkan oleh orangtua di masa lalu sehingga menjadi trauma dan timbul rasa takut terhadap perasaan cinta.

3. Budaya dan tekanan dari agama

Budaya tertentu dan peraturan yang datang dari sebuah agama juga bisa menjadi alasan yang membuat seseorang menderita philophobia.

Misalnya seseorang yang memiliki orientasi seksual sebagai LGBT akan merasa takut untuk menjalin hubungan cinta karena peraturan di agama mereka melarang hal tersebut.

BACA JUGA: Kenali Sindrom Bridezilla dan 4 Larangan untuk Mengatasinya

4. Menderita DESD (Disinhibited Social Engagement Disorder)

DESD merupakan sebuah gangguan yang dipengaruhi akibat peristiwa yang terjadi saat masih kecil. Efek yang disebabkan oleh kejadian tersebut akan membuat seseorang kesulitan untuk bisa menjalin hubungan secara emosional dengan orang lain.

Umumnya orang yang menderita DESD pernah merasakan sebuah kondisi dimana mereka tidak cukup mendapat perhatian, cinta, dan validasi dari orangtua mereka selama ini.

Berusaha untuk menjauhkan diri dari rasa sakit memang bukan hal yang salah untuk dilakukan, namun hal tersebut bisa menjadi masalah serius jika mempengaruhi kesehatan mental dan fisik kalian.

Jangan lupa untuk segera konsultasi dengan tenaga medis jika mulai muncul gejala serius yang membuat kalian kesulitan untuk mengatasinya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak