Buta warna merupakan suatu kondisi ketidakmampuan untuk melihat perbedaan antara warna-warna tertentu. Kondisi ini biasanya dipicu oleh faktor genetik hingga kerusakan pada mata ataupun otak.
Ada beberapa jenis tes buta warna yang bisa dilakukan di Puskesmas, rumah sakit, maupun klinik yang umumnya direkomendasikan oleh dokter supaya kamu bisa memperoleh surat keterangan tidak buta warna.
Merangkum dari laman SehatQ dan Halodoc, berikut ini adalah jenis-jenis tes buta warna yang bisa direkomendasikan oleh dokter mata:
1. Tes Pelat Warna
Tes pelat warna merupakan tes buta warna parsial yang paling umum dilakukan. Untuk melakukannya, dokter pun akan mengarahkan kamu untuk menunjuk angka maupun huruf yang ada secara samar-samar pada gambar dengan pola titik berwarna.
BACA JUGA: 3 Jenis Buta Warna yang Biasa Diidap Seseorang
Dokter akan meminta kamu untuk menunjuk sebuah objek tes dengan kondisi melihat menggunakan kedua mata, selanjutnya dengan cara menutup satu mata dan juga membaca serta menebak sebuah gambar yang terbentuk dari titik-titik berwarna dengan bentuk yang berbeda di bagian tengahnya.
Orang yang tidak mempunyai kelainan buta warna pasti akan bisa menebak dengan mudah bentuk yang tersembunyi di antara pola titik berwarna. Namun jika memang seseorang mengalami buta warna, maka ia akan melihat angka yang berbeda dengan orang yang penglihatan normal.
2. Tes Holmgren
Tes buta warna di Puskesmas, rumah sakit, ataupun klinik lainnya yang mungkin akan direkomendasikan oleh dokter mata ialah tes Holmgren.
Dalam tes ini, seseorang akan diminta untuk mencocokkan sepotong benang wol yang berwarna dengan sampel di dalam kotak.
Ada pula nuansa terang dan gelap untuk membuat para pesertanya merasa bingung. Tes ini dilakukan untuk membantu dokter mata guna menyimpulkan apakah orang tersebut menderita buta warna ataupun tidak.
BACA JUGA: 3 Profesi Yang Mewajibkan Pelamarnya Lolos Tes Buta Warna Parsial dan Total
3. Tes Anomaloscope
Tes Anomaloscope merupakan tes buta warna yang dilakukan dengan cara mencocokkan kecerahan dari dua lampu. Pesertanya akan diminta untuk melihat lensa mata pada dua lampu yang memiliki tingkat kecerahan berbeda.
Selanjutnya, para peserta perlu menggunakan sebuah kenop untuk menyesuaikan lampu dan juga mencoba untuk mencocokkannya.
Jika tidak mampu untuk mencocokkan kecerahan dari dua lampu tersebut, maka dapat dipastikan peserta tersebut menderita buta warna.
Nah, itulah tadi beberapa tes yang bisa dilakukan untuk mendapatkan surat keterangan tidak buta warna, semoga bermanfaat ya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS