Intoleransi makanan didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana tubuh tidak mampu mencerna zat yang terkandung pada makanan atau minuman tertentu. Hal ini tidak termasuk respons imunitas atau sistem kekebalan tubuh seperti yang terjadi pada kasus alergi makanan, melainkan reaksi kimia antara zat makanan dalam tubuh dan kondisi pencernaan, seperti dikutip pada laman Medical News Today.
Ketika Anda memiliki intoleransi terhadap suatu zat dalam makanan atau minuman, gejala bisa timbul beberapa jam setelah dikonsumsi, bahkan bisa muncul 48 jam setelah mengonsumsinya.
Sebuah studi dari jurnal Nutrient menyebutkan, kasus intoleransi makanan terjadi pada sekitar 15-20% dari total populasi dunia. Meski demikian, angka ini sulit dipastikan karena kebanyakan bukti ilmiah intoleransi makanan menggunakan laporan mandiri dari pasien, bukan melalui diagnosis objektif.
Sementara itu, berdasarkan studi dari Clinical and Translational Gastroenterology, malabsorbsi karbohidrat menjadi intoleransi makanan yang paling sering ditemukan dibandingkan intoleransi lainnya. Prevalensi non-Celiac gluten (wheat) sensitivity diperkirakan mencapai angka 10%.
Selain gluten, ada beberapa jenis intoleransi makanan dan minuman lainnya yang perlu Anda ketahui. Melansir dari laman Better Health dan Healthline, berikut enam diantaranya.
1. Intoleransi Laktosa
Intoleransi laktosa terjadi akibat kurangnya jumlah enzim laktase pada tubuh seseorang. Kondisi ini membuat laktosa tidak dapat dipecah dengan baik sehingga memicu reaksi intoleransi, seperti perut nyeri, perut kembung, diare, perut begah, serta mual. Beberapa jenis makanan dan minuman yang memicu terjadinya intoleransi laktosa, yaitu susu, keju, mentega, es krim, dan yoghurt.
2. Intoleransi Histamin
Pada dasarnya histamin merupakan zat kimia dalam tubuh yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, sistem pencernaan, dan sistem saraf. Selain diproduksi secara alami, histamin juga bisa didapatkan dari makanan tertentu, seperti buah kering, buah asam, alpukat, cuka, ikan asap, dan produk olahahan fermentasi.
Akan tetapi, Ketika tubuh mengalami gangguan fungsi enzim bernama diamine oxidase dan N-methytransferase. Maka histamin tidak bisa diolah dengan baik dan menjalankan fungsi dengan baik. Akibatnya, tubuh akan mengalami intoleransi histamin dengan gejala berupa gelisah, sakit kepala, gatal pada kulit, kram perut, diare, dan tekanan darah rendah (hipotensi).
3. Intoleransi Kafein
Kafein merupakan zat yang terkandung pada kopi, teh, coklat, dan soft drink. Pada dosis normal, kafein berfungsi untuk mengurangi rasa kantuk, meningkatkan fokus dan konsentrasi, serta mengembalikan mood yang hilang.
Meski begitu, tidak semua orang bisa mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein. Pada beberapa kasus, ada orang yang sangat sensistif dengan kafein akibat kondisi genetik dan penurunan kemampuan metabolisme terhadap kafein. Beberapa tanda dan gejala intoleransi kafein yakni peningkatan denyut jantung, perasaan gugup, gelisah, dan insomnia.
4. Intoleransi Salisilat
Salisilat merupakan zat kimia alami yang diproduksi oleh tumbuhan sebagai pelindung dari kondisi gangguan lingkungan akibat serangga maupun penyakit. Umumnya zat kimia ini terdapat pada rempah-rempah, jeruk, sayuran, kacang-kacangan, dan madu.
Bagi orang yang sensitif terhadap salisilat, ada beberapa tanda dan gejala yang muncul, yaitu hidung tersumbat, infeksi sinus, radang usus, diare, dan asma.
5. Intoleransi Fruktosa
Fruktosa merupakan jenis glukosa yang banyak terdapat dalam buah, sayur, pemanis alami, serta sirup jagung. Pada orang dengan intoleransi ini, fruktosa tidak dapat diserap secara efisien ke dalam darah sehingga menumpuk pada usus besar dan difermentasi oleh bakteri usus.
Akibatnya penderita mengalami gangguan pencernaan dengan tanda dan gejala berupa perut begah, diare, mual dan muntah, sakit perut, serta perut kembung.
6. Intoleransi Gluten
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, bahwa intoleransi gluten menjadi kasus intoleransi makanan terbanyak di dunia. Kondisi ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.
Akan tetapi, penelitian menunjukan bahwa gandum dapat mempengaruhi reaksi yang terjadi di lapisan saluran cerna sehingga membuat bakteri masuk ke darah atau hati dan menyebabkan peradangan.
Tanda dan gejala dari intoleransi gluten meliputi sakit perut, mual, muntah, perut kembung, sakit kepala, diare, sembelit, kelelahan, ruam kulit, dan gatal-gatal.
Cara terbaik untuk mengatasinya yaitu dengan menghindari berbagai makanan yang mengandung gluten, seperti tepung gandum, jelai, roti, sereal, pasta, kue-kue yang diolah dari tepung gandum, serta bir.
Itulah tadi pembahasan tentang enam jenis intoleransi makanan dan minuman yang paling sering terjadi. Semoga bermanfaat!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS