Asap kretek melayang membumbung laksanap yang saking liarnya ingin keluar dari liang kepala
Asap menari, berlenggak lenggok
Penari menari di atas panggung
Berkumpul, melayang, menuju ruang hampa, ketiadaan
Asap menghilang, manusia mati
Tuan hisap kretek, laki-laki mengawini perempuan
Berharap, menggantikan yang mati
Tuan hisap kretek, asap disimpan dalam mulut
Laki-laki mengawini perempuan, janin dikandung dalam rahim
Tak butuh 9 detik, asap keluar
Tak cukup 9 bulan, manusia lahir
Asap keluar, menari-nari di udara
Kesana kemari, kanan kiri, naik turun, selatan utara
Ikut arah angin saja
Manusia lahir, berjibaku di dunia
Kesana kemari, kanan kiri, naik turun, selatan utara
Manusia punya kehendak, punya tujuan
Itu bedanya, meski tak semua punya
Keluar dari mulut manapun, asap sama saja
Asap melayang, terbawa angin, menuju ketiadaan
Manusia pontang-panting, menuju mana?
Manusia ikut angin, menuju ketiadaan
Manusia bergerak sendiri, menuju kemandirian
Manusia mandiri, menuju mana?
Manusia, lahir dari rahim orang kaya, jadi orang kaya
Manusia, lahir dari rahim orang miskin, pengin jadi kaya
Asap, hilang dilupakan, seketika digantikan
Hisap lagi saja kretek Tuan
Manusia, dikandung 9 bulan
Dirawat, dididik, dipelihara bertahun-tahun
Mati, jadi kenangan, susah tergantikan
Asap, menghilang melebur menyatu mengikuti angin
Hilang begitu saja, selesai perjalanannya
Tak ada tanggung jawab atas tariannya
Yang mungkin membuat sesak seorang anak
Atau membunuh seekor nyamuk
Manusia mati, pembalasan menanti
Bukan akhir perjalanan, tapi awal pertanggung jawaban
Manusia siksa kucing, kucing membalas siksa manusia
Manusia rawat kucing, manusia dirawat Tuhannya
Kadang sama, kadang berbeda