Pada dasarnya setiap pemain memiliki gaya selebrasi yang berbeda beda. Karena terkadang selebrasi tersebut memiliki makna dibelakangnya dan menjadi bentuk ekspresi dalam luapan kegembiraan bagi setiap pemain jika berhasil mencetak gol. Walaupun pesepakbola tidak diharuskan melakukan selebrasi dalam peraturan sepakbola, tetapi ada beberapa hal yang dilarang dalam perayaan selebrasi gol pemain bola.
FIFA melarang segala hal yang berbau provokasi serta menyuarakan aspirasi politik yang bisa memicu kericuhan entah dalam bentuk verbal ataupun tulisan yang ada di kaos. Oleh karena itu pesepakbola harus bijak dalam melakukan selebrasi karena jika terlalu berlebihan dalam melakukan selebrasi bisa dapat merugikan tim sendiri.
Berikut ini 5 selebrasi kontroversi pesepakbola.
1. Nicolas Anelka
Pada 28 Desember 2013, ketika berhadapan dengan West Ham saat masih berseragam West Brom, Anelka berhasil mencetak gol pertamanya untuk West Brom. Akan tetapi keberhasilannya itu menjadi boomerang bagi Anelka, karena ia membuat selebrasi gol kontroversial dengan membuat gerakan yang dinamakan quenelle.
Gerakan ini dilakukannya dengan meletakkan tangan kiri pada lengan kanan yang kearah bawah. Anelka melakukan gerakan itu sebagai bentuk dukungan untuk komedian Perancis kontroversial, Diendonne. Akibat dari perbuatannya ia terkena hukuman larangan lima pertandingan dan denda 80.000 pound atau senilai Rp1,5 miliar.
2. Robbie Fowler
Sebelumnya Fowler dituduh menggunakan kokain yang tidak berdasar oleh penggemar Everton. Kemudian, pada tahun 1999, ketika Liverpool berhadapan dengan Everton, ia berhasil mencetak gol melalui titik penalti dan berselebrasi langsung di depan penggemar Everton sambil merangkak dan mengendus seperti memperagakan menghirup kokain.
Fowler melakukan selebrasi tersebut untuk menyindir penggemar Everton yang selalu menuduh dirinya sebagai pengguna obat-obatan terlarang. Setelah kejadian tersebut dia terkena hukuman larangan 4 pertandingan dan juga terkena denda sebesar 32.000 pound atau sekitar Rp582 juta.
3. Mario Balotelli
Mario Balotelli kembali membuat sebuah selebrasi kontroversial. Pada musim 2011/2012, ia melakukan selebrasi dengan menunjukkan tulisan di kaosnya yang bertuliskan "why always me." Tulisan itu ditunjukkan kepada media yang sering melakukan liputan negatif tentang dia. Namun, pada tahun 2021, ia kembali melakukan selebrasi kontroversial.
Balotelli berselebrasi di depan manajer lawannya yaitu, Sergen Yalcin. Balotelli melakukan gerakan menepuk kepalanya di depan Yalcin. Selebrasi tersebut dilatarbelakangi dendam karena perkataan Yalcin pada tahun 2013 yang menyebut Balotelli tidak punya otak setelah Balotelli melakukan backheel yang kemudian gagal be menjadi sebuah gol ketika pertandingan pramusim Manchester City berhadapan dengan LA Galaxy.
4. Nicklas Bendtner
Pada euro 2012 saat berhadapan dengan Portugal, Nicklas Bendtner berhasil menyumbang gol untuk timnas Denmark. Ia merayakan golnya dengan selebrasi yang kontroversial dengan menunjukkan celana dalam bermerek Paddy Power. Hal ini dianggap oleh FIFA sebagai langkah marketing yang mana dalam aturan FIFA dan UEFA, pesepakbola dilarang menampilkan logo sponsor di turnamen besar.
Akibat perbuatannya, Bendtner didenda UEFA dengan larangan satu pertandingan dan denda 80.000 pound atau senilai Rp1,5 miliar akibat perbuatannya yang tergolong sepele.
5. Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri
Pada Piala Dunia 2018, Xhaka dan Shaqiri berhasil membawa kemenangan timnas Swiss atas Serbia dengan skor 2-1. Mereka berdua berhasil menyumbang gol, akan tetapi sumbangan gol yang harusnya membawa kegembiraan berubah menjadi kecaman. Setelah mencetak gol, mereka beselebrasi dengan melakukan gerakan simbol nasionalis yaitu elang berkepala dua yang ada di bendera Albania, hal ini dianggap melanggar aturan FIFA karena menyuarakan aspirasi politik yang membuat ketegangan politik di wilayah Balkan.
Yang melatar belakangi selebrasi tersebut bahwa Xhaka dan Shaqiri berasal dari Kosovo ( bekas provinsi Serbia). Ayah Xhaka pernah dipenjara sebagai tahanan politik di Yugoslavia karena mendukung kemerdekaan Kosovo, Sedangkan Shaqiri lahir di Kosovo. Akhirnya FIFA menjatuhi hukuman kepada kedua pemain tersebut dengan denda sebanyak 7,632 pound atau senilai Rp137 juta.
Selebrasi sebaiknya tidak dilakukan secara berlebihan agar terhindar dari hukuman dan sanksi oleh FIFA. Karena bukan pemain saja yang dirugikan, akan tetapi keselurahan tim yang bisa terkena dampak negatif tersebut.