Pada lanjutan babak perempat final gelaran piala dunia 2022, tim nasional Maroko sukses kembali membuat kejutan dengan menyingkirkan Portugal dengan skor tipis 1-0. Hasil tersebut membuat tim nasional berjuluk “Atlas Lions” atau singa Atlas ini lolos ke babak semifinal dan sekaligus mencetak sejarah sebagai negara benua Afrika pertama yang lolos ke babak semifinal sepanjang sejarah gelaran piala dunia.
Hal ini tentunya membuat catatan emas bagi tim nasional Maroko sendiri yang pada edisi piala dunia sebelumnya hanya mampu berada di babak 16 besar atau hanya berakhir di fase grup. Sontak, negara yang berada di dekat semenanjung Iberia ini kini menjadi sorotan publik sepak bola dunia. Hal tersebut dikarenakan pada edisi piala dunia sebelumnya yakni pada gelaran piala dunia 2018 di Russia mereka hanya tidak mampu lolos dari fase grup.
Generasi Emas Pengelana Liga-liga Eropa

Kesuksesan tim nasional Maroko tentunya berasal dari beragam faktor, salah satunya yakni skuad tim yang dibawa pada gelaran piala dunia kali ini mayoritas bermain di klub-klub Eropa. Hanya ada 6 pemain saja yang tidak merumput di klub-klub Eropa, yakni 3 berasal dari Liga Maroko dan 3 lainnya merupakan pemain tim elit di liga-liga di benua Asia. Bahkan, dilansir dari data wikipedia.com, beberapa pemain yang tidak dibawa dalam gelaran piala dunia kali ini juga mayoritas bermain di klub-klub Eropa dan klub-klub elit Asia.
Jika dilihat dari faktor geografis, lokasi Maroko yang sangat berdekatan dengan semenanjung Iberia yang merupakan bagian dari negara Spanyo dan Portugal tentu membuat gelombang imigran yang datang ke benua Eropa cukup mudah terjadi. Belum lagi di beberapa negara Eropa seperti Portugal, Perancis dan Spanyol memang memiliki hubungan erat dengan negara Maroko sejak lama, sehingga proses imigrasi penduduk dari Maroko maupun sebaliknya tidaklah terlalu susah.
Dalam dunia sepak bola tentu banyaknya talenta-talenta pemain berdarah Maroko yang bermain Eropa baik merupakan Imigran maupun kelahiran negara Eropa tersebut membentuk mental mereka dengan atmosfir sepak bola Eropa yang terkenal sangat ketat. Salah satu contohnya yakni Hakim Ziyech yang kini bermain untuk Chelsea merupakan salah satu bintang andalan tim nasiona Maroko yang lahir di Belanda. Adapula Achraf Hakimi yang kelahiran Madrid, Spanyol yang kini membela tim kuat Perancis, Paris Saint-Germain.
Merupakan Contoh Kebangkitan sepak bola Afrika

Benua Afrika sejak dahulu memang seringkali melahirkan talenta-talenta berbakat dalam dunia sepak bola. Sebut saja George Weah yang berasal dari Liberia, Roger Milla dari Kamerun, Didier Drogba yang merupakan punggawa Pantai Gading, Samuel Eto’o yang merupakan striker asal Kamerun, Mohammed Salah asal Mesir, Sadio Mane dari Senegal dan beberapa bintang lainnya. Negara-negara benua Afrika ini memang seringkali hanya dianggap sebagai ‘pelengkap’ dari setiap gelaran piala dunia dikarenakan selalu gagal bersaing dengan tim-tim benua Eropa maupun Amerika.
Prestasi sebelumnya yang hanya mampu berlaga di perempat final, babak 16 besar atau hanya sekedar di fase grup tentunya membuat pesepak bolaan di Afrika kurang diperhitungkan. Belum lagi beberapa faktor seperti kurang berkembangnya liga-liga lokal disana dan beberapa faktor lainnya membuat pesepak bolaan di dunia Afrika tidak terlalu mendapatkan sorotan.
Namun, dengan hasil lolosnya Maroko ke fase semifinal yang merupakan pertama kalinya dalam sejarah negara dari benua Afrika lolos ke fase tersebut tentunya memberikan angin segar bagi pesepak bolaan di benua Afrika.
Video yang Mungkin Anda Suka.