Beberapa hari terakhir muncul sebuah isu yang menyebutkan para pemain naturalisasi di timnas Indonesia memiliki status dwi-kewarganegaraan atau berpaspor ganda. Hal tersebut tentunya menjadi sebuah isu yang cukup kontroversial di tengah-tengah performa gemilan timnas Indonesia yang memang saat ini diperkuat banyak pemain keturunan yang kemudian dinaturalisasi untuk membela skuad garuda.
Tudingan tersebut pertama kali dilontarkan oleh mantan duta besar Republik Indonesia untuk Polandia, Peter Gontha. Pria tersebut menyebut bahwa sebagian pemain keturunan yang dinaturalisasi oleh PSSI saat ini masih memegang kewarganegaraan ganda. Hal tersebut diutarakannya melalui akun instagram pribadinya @petergontha.
Sontak, hal ini kemudian menimbulkan spekulasi di banyak kalangan. Beberapa ada yang menuding hal tersebut tidak benar. Namun, tak sedikit pula yang cukup skeptis dengan hal tersebut meskipun hingga saat ini kebenarannya masih belum bisa dibuktikan secara langsung.
Menanggapi rumor kontroversial yang kini tengah beredar di masyarakat tentang status kewarganegaraan para pemain naturalisasi tersebut, PSSI akhirnya angkat bicara. Melalui salah satu anggota Komite Eksekutifnya, yakni Arya Sinulingga, PSSI memberikan bantahan terkait rumor yang beredar tersebut.
Menurutnya hal tersebut tidaklah benar dan hanya berita hoax semata. Melansir dari kanal berita suara.com (13/09/2024), Arya Sinulingga menyebut Jay Idzes dkk adalah orang Indonesia yang hanya memiliki 1 paspor saja, yakni paspor Indonesia. Hal tersebut seharusnya sudah cukup menjelaskan status kewarganegaraan para pemain tersebut saat ini.
“Pemain diaspora itu punya darah Indonesia. Bahkan ada bapak atau ibunya itu orang Indonesia. Maluku, Manado asli. Kok bisa mempertanyakan mereka dan kebangsaan. Mereka sudah kami urus sesuai hukum kita. Mereka dapat warga negara, kemudian dibawa ke FIFA, pindah federasi. Ada tadi nanya-nanya paspornya. Ketika masuk Indonesia pakai paspor Indonesia, keluar juga paspor Indonesia. Udah lah ga usah bikin kontroversi yang engga bener,” ujar Arya Sinulingga.
Hal semacam kewarganegaran memang menjadi sesuatu yang cukup sensitif di Indonesia sejak lama. Bahkan, hingga saat ini masih banyak pihak yang sangat menolak keras perihal banyaknya pemain keturunan Indonesia yang kemudian dinaturalisasi dan membela tim nasional. Beberapa beralasan mereka tak punya rasa nasionalisme yang tinggi dan disebut-sebut hanya melakukannya demi uang semata.