Meskipun menggaet nama tim sebesar Manchester United, namun ternyata pembentukan tim ASEAN All Stars tak mendatangkan minat tinggi di kalangan penikmat sepak bola Asia Tenggara.
Alih-alih menunjukkan antusiasme tinggi, baik tim-tim member AFF maupun khalayak umum penggemar sepak bola di kawasan ini, seolah tak peduli dengan proyek ambisius yang digagas oleh induk sepak bola Asia Tenggara tersebut.
Drama tarik-ulur pemain pun mewarnai pembentukan tim yang dipersiapkan untuk menjadi lawan dari tim tradisional Inggris, Manchester United pada tanggal 28 Mei mendatang itu.
Para member yang semula menyetorkan nama-nama andalannya untuk bergabung, mendadak menarik para pemainnya dengan beragam alasan.
Bahkan Indonesia yang sedari awal tak mengirimkan pemain regulernya, dalam informasi terakhir dikabarkan bahwa salah satu wakilnya di ASEAN All Stars, yakni Muhammad Ferarri dilarang bergabung oleh klubnya, Persija Jakarta.
Klop sudah sepertinya nasib kurang baik yang didapatka oleh tim ASEAN All Stars ini. Karena selain tak diminati oleh negara-negara yang sejatinya adalah anggota AFF, juga tak mendapatkan respon tinggi dari khalayak yang diharapkan menjadi pemeriah sekaligus penghasil pundi-pundi keuntungan bagi induk sepak bola Asia Tenggara tersebut.
Keputusan Manchester United Bisa Membuat Laga Melawan ASEAN All Stars Semakin Tak Menjual
Namun ternyata, meskipun sudah mendapatkan beragam hal yang cukup mengecewakan, proyek tim ASEAN All Stars ini juga berpotensi untuk mengundang lebih banyak kekecewaan lagi dan berimbas pada minimnya daya jual pertandingan yang mereka rencanakan.
Jika selama ini masih ada pihak-pihak yang optimis bahwa agenda tersebut akan tetap mendatangkan banyak penonton karena ada embel-embel Manchester United di dalamnya, namun hal tersebut justru bisa menjadi penambah kekecewaan karena keputusan yang diambil oleh si Iblis Merah sendiri.
Tak bisa dipungkiri, meskipun tanggapan terhadap kehadiran Manchester United hingga saat ini cenderung lesu, namun menyaksikan aksi para pemain berkelas dunia yang tergabung di tim Manchester Merah tetaplah sebuah hal yang sangat mewah bagi penikmat sepak bola di kawasan Asia Tenggara.
Namun, hal tersebut akan berubah menjadi kekecewaan yang mendalam, ketika nantinya dalam lawatannya ke Asia Tenggara, tim asal Manchester itu memutuskan untuk membawa tim usia muda mereka, alih-alih tim utama yang menjadi andalan pelatih Ruben Amorim di berbagai kompetisi musim ini.
Potensi bakal dibawanya para pemain non utama di Manchester United untuk lawatannya ke Asia Tenggara ini sejatinya terbuka sangat lebar. Pasalnya, si Iblis Merah sendiri masih akan menjalani pertandingan hingga beberapa hari menjelang pertandingan melawan tim ASEAN All Stars yang dijadwalkan bakal berlangsung di tanggal 28 Mei nanti.
Seperti misal, menyadur informasi dari berbagai media dan laman jadwal di premierleague.com, Manchester United sendiri masih memiliki jadwal yang padat di akhir bulan Mei mendatang. Pada tanggal 22 Mei, mereka menjalani laga final Europa League melawan Tottenham Hotspurs, dan tiga hari berselang, mereka juga akan menjalani laga pamungkas Liga Inggris musim ini dengan melawan Aston Villa.
Permasalahannya tentu saja bukan hanya itu. Berkaitan dengan gelaran FIFA Matchday bulan Juni dan lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026, nama-nama besar di tim Manchester Merah sudah pasti akan mendapatkan panggilan untuk memperkuat negara masing-masing di ajang tersebut.
Sehingga, akan sangat mungkin jika nantinya Manchester United tak akan membawa para pemain utamanya saat berkunjung ke Kuala Lumpur.
Dan jika hal itu benar-benar terjadi, maka dapat dipastikan, laga antara MU melawan ASEAN All Stars yang saat ini sudah sepi peminat, akan semakin tak diminati oleh khalayak bola dan tak lagi "menjual" di Asia Tenggara.
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE