Beberapa waktu yang lalu, lini masa media seputar sepakbola Indonesia ramai memberitakan salah satu punggawa timnas Indonesia, yakni Shayne Pattynama dikabarkan akan segera merapat ke klub raksasa liga Thailand, Buriram United. Melansir dari laman berita suara.com (12/05/2025), kabar ini sendiri disampaikan oleh media lokal Thailand, yakni Ball Thai Dotcom memalui laman X atau Twitter resminya @Ballthai.com beberapa waktu lalu.
“Bek kiri Indonesia Shayne Pattynama dikabarkan tengah dikaitkan dengan Buriram United setelah mengakhiri kontraknya dengan klub divisi dua Belgia KAS Eupen. Buriram United berminat merekrutnya untuk bergabung dengan tim. Kabar ini datang setelah adanya rumor Buriram United akan melepas Jefferson Tabinas. Bek kiri Timnas Filipina itu kontraknya akan berakhir,” tulis media Ball Thai Dotcom.
Sontak, direkrutnya Shayne Pattynama oleh klub Thailand, Buriram United ini menjadi buah bibir bagi netizen Indonesia. Pasalnya, beberapa tahun terakhir banyak pemain naturalisasi atau keturunan di timnas Indonesia yang mulai hijrah ke liga-liga Asia dikarenakan beberapa faktor.
Mulai dari faktor usia yang kian menua, hingga faktor kalah saing di klub Eropa dan demi mendapatkan menit bermain menjadi alasan masing-masing pemain. Belum lagi pelatih timnas Indonesia, Patrick Kluivert juga cukup mensyaratkan pemain timnas Indonesa memiliki jam terbang yang cukup saat di klub. Berikut ini adalah 3 pemain keturunan di skuad timnas Indonesia yang pada akhirnya memutuskan hijrah dan berkarir ke liga-liga Asia.
1. Jordi Amat

Nama Jordi Amat tentunya sempat ramai pada medio 2021-2022 silam. Melansir dari laman transfermarkt.co.id, bek keturunan Spanyol-Indonesia ini selain menggemparkan publik Indonesia karena bersedia menjalani proses naturalisasi dan membela timnas Indonesia, dirinya juga ramai karena memutuskan pindah ke liga Malaysia dan membela klub Johor Darul Ta’zim.
Kala itu, di tahun 2022 Jordi Amat memutuskan bergabung dengan klub raksasa liga Malaysia, Johor Darul Ta'zim usai tak memperpankan kontraknya bersama klub Belgia, KAS Eupen. Keputusan ini sempat memunculkan polemik di kalangan fans sepakbola Indonesia karena saat ini banyak orang merasa Jordi Amat masih layak bermain di Eropa. Namun, pada akhirnya sang pemain tetap bergabung dengan Johor Darul Ta’zim dan menjadi bagian skuad tim “Harimau Selatan” tersebut hingga musim 2024/2025 ini.
2. Rafael Struick

Penyerang timnas Indonesia, Rafael Struick juga menjadi salah satu pemain yang memutuskan pindah ke liga Asia bersama klub asal Australia, yakni Brisbane Roar FC. Penyerang berusia 22 tahun tersebut pindah di awal musim 2024/2025 dari klub lamanya, ADO Den Haag demi mengejar menit bermain berlebih. Bersama Brisbane Roar FC, Rafael Struick di musim perdananya hanya bermain sebanyak 12 kali dan mencetak 1 gol saja.
Kini, kontraknya bersama tim berjuluk “The Roars” tersebut akan segera habis pada akhir musim 2024/2025 ini. Rumornya, kini Rafael Struick tengah diminati oleh beberapa klub di liga-liga Asia. Mulai dari Bali United, Dewa United dan Borneo FC di liga Indonesia, hingga klub liga Malaysia, yakni Kuala Lumpur City FC juga meminati pemain keturunan Belanda-Indonesia tersebut.
3. Sandy Walsh

Nama selanjutnya yang juga memutuskan untuk berkarir di liga Asia adalah Sandy Walsh. Bek keturunan Indonesia-Belanda ini memutuskan bergabung ke liga Jepang bersama klub Yokohama F. Marinos dari klub Belgia, KV Mechelen pada Januari 2025 lalu. Keputusan bek kanan berusia 30 tahun ini disinyalir karena ingin mendapatkan jam terbang berlebih selain karena faktor usia.
Sandy Walsh sendiri saat ini menjadi andalan di sektor pertahana tim raksasan J1-League tersebut. Kontraknya juga kemungkinan akan diperpanjang hingga akhir musim 2026/2027 mendatang.
Nah, itulah beberapa nama pemain keturunan di timnas Indonesia yang memutuskan berkarir di liga Asia setelah gagal bersaing di liga Eropa. Akankah Shayne Pattynama akan menyusul berkarir pula di Asia?
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.