Lawatan tim tradisional Liga Primer Inggris, Manchester United ke kawasan Asia Tenggara kali ini akan terasa sedikit berbeda. Jika sebelum-sebelumnya tim asal benua Eropa yang singgah ke regional ini akan disambut dengan pertandingan melawan klub atau tim nasional negara yang dituju, maka tidak demikian halnya dengan tahun 2025 ini.
Seperti yang telah diketahui oleh banyak kalangan, kedatangan tim berjuluk si Iblis Merah tersebut sejatinya tetaplah mendapatkan sambutan ramah. Namun berbeda dengan sebelumnya, pada kunjungan kali ini, Manchester United diagendakan untuk bertarung melawan gabungan para pemain terbaik dari kawasan Asia Tenggara, dalam sebuah tim bernama ASEAN All Stars.
Induk sepak bola Asia Tenggara sendiri tidaklah berpangku tangan dengan rencana ambisius ini. Sedari awal perencanaan, mereka sudah meminta para anggotanya di AFF untuk turut serta menyetorkan nama-nama terbaik yang mereka miliki.
Setelah mendaulat Kim Sang-sik yang merupakan pelatih Timnas Vietnam, AFF juga terus memantau para pemain terbaik, sembari bernegosiasi dengan induk sepak bola masing-masing negara untuk mengirimkan para pemainnya.
Namun sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu, apa yang dicita-citakan oleh AFF tersebut pada akhirnya tak kesampaian. Setelah melalui beragam drama berkepanjangan yang mana dimulai semenjak awal bulan April kemarin, tim ASEAN All Stars akhirnya memang terbentuk, namun jauh dari harapan pertama mereka dulu.
Nama-nama beken di persepakbolaan kawasan, justru tak terlibat dalam tim yang dilabeli oleh AFF sebagai tim bintang tersebut. Alhasil, setelah drama-drama yang mungkin terkesan cukup lucu karena melibatkan pihak sekelas federasi sepak bola kawasan sub-benua dan para membernya sendiri, tim berlabel ASEAN All Stars pun pada akhirnya dirilis.
Tim (Bukan) Bintang Melawan Tim Semenjana Benua Eropa
Namun sayangnya, tim ASEAN All Stars yang terbentuk itu ternyata bukanlah tim yang bertaburkan bintang seperti rencana awal yang digembar-gemborkan oleh AFF dan panitia penyelenggara.
Merunut unggahan akun Instagram @theaseanball yang notabene akun resmi dari AFF, 26 nama pemain yang tergabung dalam tim ini, bahkan lebih tepat disebut sebagai tim "reserve" alias tim pengganti para bintang.
Bagaimana tidak, nama-nama yang ada, tentunya tak bisa dicap sebagai pemain utama pun terbaik di kawasan, atau bahkan di negara masing-masing.
Indonesia yang saat ini menjadi gudang para pemain bintang, tercatat "hanya" diwakili oleh Malik Risaldi dan Kakang Rudianto yang masing-masing baru merasakan dua dan satu caps bersama Timnas Indonesia.
Pun juga dengan negara-negara lain. Chanathip Songkrasin, Nguyen Quang Hai, Jefferson Tabinas, Arif Aiman, dan nama-nama familiar di persepakbolaan Asia Tenggara serta langganan dari timnas masing-masing, tak ikut serta dalam skuat tersebut.
Bahkan jika kita mau lebih "jahat" lagi, tim bentukan AFF tersebut tak lebih dari sekelompok pemain yang tak masuk dalam daftar panggil ke tim nasional negara masing-masing!
Dan parahnya lagi adalah, tim ASEAN All (Not) Stars ini akan menghadapi Manchester United yang untuk saat ini datang hanya dengan "bermodalkan" nama besar dan sejarah.
Berbeda dengan MU satu dekade lalu yang merupakan salah satu raksasa di benua Eropa, Manchester United saat ini tak ubahnya tim semenjana di benua biru. Pada lawatan kali ini, MU benar-benar tak membawa gelar apapun untuk dipamerkan.
Di klasemen akhir liga Inggris saja mereka hanya mampu finish di peringkat ke-15, di bawah tim-tim medioker sekelas West Ham United, Crystal Palace, Brentford dan sederet tim tak terkenal lainya.
Semua ajang yang mereka ikuti di musim ini, mulai dari Community Shield sampai Liga Europa, semuanya berakhir dengan kegagalan. Sehingga tak ada trofi, tak ada gelar, pun tak ada kebanggaan yang mereka bawa dan mereka pamerkan dalam kunjungannya ke Asia Tenggara kali ini.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS