Setelah menuai hasil yang memuaskan di laga pertama melawan Malaysia (15/7/2025), Timnas Filipina U-23 kemabli turun ke lapangan dengan menantang tim kuat Indonesia. Sepertimana dilansir olah laman AFF, pada pertandingan kedua melawan Indonesia tersebut, The Young Azkals harus takluk dengan skor tipis satu gol tanpa balas dari tim tuan rumah.
Satu-satunya gol yang membuat Filipina U-23 gagal mengulang raihan positif saat berjumpa Indonesia diciptakan oleh gol bunh diri Jaime Rosquillo di menit ke-23, yang mana dirinya salah antisipasi terhadap bola lemparan ke dalam jarak jauh dari Robi Darwis.
Sejatinya, pada pertandingan melawan Indonesia tersebut, Filipina juga masih memainkan dua skema andalannya seperti saat bertemu dengan Malaysia di laga pertama lalu. Namun, berbeda dengan pertemuan dengan Malaysia yang mana mereka sukses mengunci kemenangan, dua kekuatan yang mereka miliki tersebut justru seolah tak berguna saat dihadapkan dengan kekuatan milik Pasukan Muda Merah Putih.
Penasaran dengan pembahasannya? Mari kita ulas bersama!
1. Sistem Pertahanan Grendel
Sejatinya, di awal-awal pertandingan dimulai, Filipina berusaha untuk menampilkan permainan yang berbeda. Alih-alih bermain defensif dan bertahan di kedalaman area sendiri, The Young Azkals justru di awal permainan dimulai, menerapkan skema bermain menyerang dan menekankan high pressing.
Namun demikian, kematangan bermain yang dimiliki oleh tim tuan rumah berhasil mengatasi variasi permainan dari Filipina, dan membuat mereka pada akhirnya tetap bermain sekaligus menggunakan sistem pertahanan grendel seperti di laga melawan Malaysia lalu.
Laman statistik aseanutdfc sendiri mencatat, pada laga tersebut, Filipina dipaksa untuk terus menumpuk para pemainnya di sektor pertahanan, dan hanya diberi "jatah" penguasaan bola sebesar 34 persen saja oleh Timnas Indonesia.
Dan seperti yang terjadi di laga melawan Malaysia, statistik minim penguasaan bola tersebut membuat Filipina hampir sukses meniupkan rasa frustrasi ke kubu Indonesia, yang mana dalam berbagai percobaan yang dilakukan, selalu saja menemukan kegagalan.
Namun beruntungnya, sistem pertahanan grendel tersebut pada akhirnya takluk melalui skema yang tak biasa. Alih-alih tembakan jarak jauh atau bahkan lesakan jarak dekat, justru lemparan ke dalam dari Robi Darwis di menit ke-23 lah yang pada akhirnya membuat sistem pertahanan kuat milik Filipina ini tak berdaya.
2. Serangan Balik Cepat
Kekuatan utama kedua milik Filipina yang menjadi tak berguna di hadapan Indonesia adalah skema serangan balik cepat. Pada laga melawan Malaysia lalu, dua gol yang dilesakkan oleh Otu Banatao ke gawang tim Harimau Muda, semuanya tercipta berkat skema serangan balik cepat yang mereka lakukan.
Pola permainan tersebut sejatinya juga coba mereka terapkan saat berjumpa dengan Indonesia di laga kedua kemarin. Namun sayangnya, upaya yang mereka lakukan itu semuanya berakhir dengan kegagalan.
Laman aseanutdfc merilis, di sepanjang jalannya laga, Filipina bahkan hanya tercatat memiliki satu peluang tepat sasaran, dan satu peluang yang melenceng dari gawang. Dan itu pun bukan melalui skema serangan balik cepat yang mereka jadikan andalan saat menaklukkan Malaysia U-23 lalu.
Solidnya lini pertahanan yang dibangun oleh Kakang Rudianto dan Kadek Arel Priyatna, serta cover lini tengah yang apik dalam trio Robby Darwis, Arkhan Fikri dan Toni Firmansyah, membuat setiap manuver cepat dari para pemain Filipina selalu patah, bahkan sebelum mereka melepaskan peluang yang berpotensi untuk mengganggu penjaga gawang Ardiansyah.
Setelah sukses menaklukkan Filipina yang notabene menjadi tim yang mengalahkan Malaysia di laga perdana lalu, sepertinya kita patut untuk menantikan laga terakhir kontra tim Harimau Muda. Apakah kesuksesan bisa mengalahkan Filipina ini sekaligus menjadi tanda-tanda Pasukan Garuda Muda bakal bisa mengalahkan Malaysia nanti? Kita doakan saja demikian.