Flashback, Pecco Bagnaia Ingin Bisa Kompetitif Seperti Dulu Lagi

Hikmawan Firdaus | Desyta Rina Marta Guritno
Flashback, Pecco Bagnaia Ingin Bisa Kompetitif Seperti Dulu Lagi
Pecco Bagnaia (Instagram/@Pecco63)

Pembalap Ducati, Pecco Bagnaia, sedang menjalani musim yang jauh dari harapan pada tahun 2025 ini. Peraih gelar juara dunia dua musim berturut-turut, 2022 dan 2023, secara jujur mengakui bahwa dirinya saat ini terasa seperti orang yang berbeda dibandingkan Pecco di masa lalu.

Pernyataan itu bukan sekadar ungkapan, tapi juga tercermin jelas dari performanya di lintasan. Dalam tiga musim terakhir, ia nyaris selalu menjadi sosok yang mengisi posisi teratas, baik sebagai pemenang maupun runner-up, di hampir setiap seri.

Bahkan pada 2023, meskipun mendapat perlawanan sengit dari Jorge Martin, ia masih mampu mempertahankan mahkota juara dunia.

Sayangnya, tren positif itu tak berlanjut tahun ini. Dari total 12 seri yang sudah berlangsung, Pecco hanya sekali merasakan manisnya kemenangan, yaitu saat GP Amerika. Sisanya, ia kesulitan menembus persaingan papan atas.

Kini posisinya di klasemen sementara berada di urutan ketiga, terpaut jarak sangat besar, yakni 168 poin dari pemimpin klasemen Marc Marquez. Untuk pembalap sekelas Bagnaia, selisih sebesar ini jelas menjadi pukulan mental yang berat.

Akar dari masalahnya mengarah pada satu hal, yakni ketidakcocokan dengan Desmosedici GP25. Motor generasi terbaru Ducati itu, yang diharapkan menjadi senjata pamungkas di lintasan, justru menyulitkan Bagnaia.

Masalah utamanya ada di sektor pengereman, Pecco yang biasanya begitu percaya diri saat masuk tikungan kini terlihat ragu-ragu dan kehilangan sentuhan khasnya. Bagi pembalap yang sangat mengandalkan teknik late braking, ini adalah kerugian besar.

Menjelang GP Austria, Bagnaia sempat mengisi waktu dengan menonton kembali balapan-balapan dari musim-musim sebelumnya. Ia mengaku cukup emosional saat menyadari betapa dulu dirinya tampil begitu garang, konsisten, dan penuh percaya diri. Rasa rindu akan versi terbaik dirinya itulah yang kini memacu semangatnya untuk kembali bangkit.

"Saya tidak sabar untuk kembali menemukan kecepatan saya dan berjuang demi kemenangan, karena saya menonton ulang banyak balapan dari tahun lalu dan tahun sebelumnya, melihat betapa kompetitifnya saya dalam pertarungan, mengikuti yang lain, menyalip, mengerem dengan sangat keras. Dan menonton musim ini, saya menjadi Pecco yang benar-benar berbeda, tidak sebanding. Jadi, saya ingin mengubah hal ini menjadi serupa dengan tahun lalu," ujar Pecco, dilansir dari laman Crash.

Memanfaatkan jeda paruh musim, Pecco meluangkan waktu singkat untuk berlibur bersama Sang Istri. Namun liburan itu tidak berlangsung lama. Begitu kembali ke rumah, ia langsung kembali ke rutinitas latihan fisik.

Baginya, ini bukan sekadar menjaga kebugaran, tetapi juga proses penyesuaian ulang dengan motor GP25. Ia menyadari bahwa mengubah gaya balap agar sesuai dengan karakter motor adalah satu-satunya jalan untuk keluar dari keterpurukan.

"Saya sudah mengerti bahwa gaya berkendara saya tidak cocok dengan motor ini. Jadi, kita perlu mengubah sesuatu, dan saya perlu mengubah sesuatu," tambahnya.

Pecco tak menutupi bahwa musim ini adalah periode terberatnya sejak bergabung dengan Ducati pada 2021. Ia harus menghadapi tantangan ganda, yakni menjaga motivasi di tengah hasil yang mengecewakan, sekaligus menguasai motor yang belum sepenuhnya cocok dengannya.

Meskipun demikian, semangatnya untuk membalikkan keadaan masih menyala. Dalam setiap wawancara, ia menegaskan bahwa targetnya adalah mengembalikan rasa nyaman di atas motor, karena ia yakin ketika itu tercapai, hasil baik akan datang dengan sendirinya.

Satu hal yang pasti, bagi seorang Bagnaia, menyerah tidak pernah menjadi pilihan. Ia sudah membuktikan sebelumnya bahwa tekanan justru bisa menjadi bahan bakar untuk kebangkitan, dan 2025 bisa menjadi panggung pembuktiannya sekali lagi.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak