Ketua Umum PSSI, Erick Thohir kembali angkat bicara mengenai pembatalan laga uji coba internasional antara timnas Indonesia dan Kuwait yang sedianya digelar pada 5 September 2025 mendatang. Pembatalan ini membuat PSSI harus bergerak cepat mencari lawan pengganti, demi menjaga jadwal FIFA Matchday tetap berjalan.
Erick menyampaikan pernyataan tersebut saat menghadiri pameran foto dan tulisan bertajuk “90’ & Beyond” di Mal Sarinah, Jakarta pada Rabu (28/8/2025). Dalam kesempatan itu, ia mengucapkan rasa terima kasih kepada Taiwan yang bersedia menggantikan posisi Kuwait dalam waktu yang sangat singkat.
“Dengan waktu yang sangat sempit, saya berterima kasih juga ada negara yang ingin membantu kita untuk persiapan,” ujar Erick kepada awak media, sebagaimana diungkap Antara News.
Lebih jauh, Taiwan dipastikan menjadi lawan Timnas Indonesia pada 5 September 2025 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Negara tersebut menggantikan Kuwait yang secara mendadak membatalkan kesepakatan pertandingan, meskipun sebelumnya telah ada persetujuan formal.
Walau kecewa, Erick menyatakan bahwa PSSI tidak memiliki banyak pilihan selain mencari lawan baru. Ia menjelaskan, “Kalau secara black and white, secara ini, ya kita sudah punya approval. Makanya kita juga akan melaporkan ke AFC."
Dalam kesempatan itu, Erick juga mengungkapkan bahwa Kuwait kini telah mengalihkan jadwal pertandingan mereka ke laga melawan Suriah. Hal ini dianggap mengecewakan karena sebelumnya Kuwait dan Lebanon dipilih sebagai lawan ideal untuk mempersiapkan diri menghadapi tim-tim kuat Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Irak.
Pergantian lawan menjadi Taiwan dinilai cukup signifikan, terutama mengingat perbedaan karakteristik permainan antara Kuwait dan Taiwan. Meski begitu, Erick menegaskan bahwa pertandingan ini tetap penting sebagai bagian dari persiapan menghadapi putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Sebagai bentuk tanggung jawab kepada para suporter, Erick Thohir memastikan bahwa semua tiket yang telah dibeli untuk pertandingan melawan Kuwait dapat direfund. PSSI membuka opsi pengembalian dana bagi penonton yang tidak ingin melanjutkan menonton laga melawan Taiwan.
“Semua tiket yang sudah dibeli untuk pertandingan, itu refundable. Silakan kalau mau dibalikkan,” kata Erick.
Namun, ia juga menambahkan bahwa bagi suporter yang memilih tetap menyimpan tiketnya, tiket tersebut akan secara otomatis berlaku untuk laga melawan Taiwan.
Tidak hanya itu, Erick juga menyebut bahwa PSSI bersama Garuda Sepakbola Indonesia (GSI) sedang menyiapkan kompensasi bagi penonton yang tetap memegang tiketnya meski lawan pertandingan berubah. Bentuk kompensasi ini belum dirinci lebih lanjut, tetapi menunjukkan itikad baik dari penyelenggara.
FIFA Match Day Jadi Ajang Pematangan Skuad Timnas Indonesia
FIFA Match Day bulan September memang menjadi momen krusial bagi Timnas Indonesia. Dua laga internasional dijadwalkan untuk mematangkan persiapan menjelang pertandingan resmi melawan Arab Saudi dan Irak dalam babak kualifikasi mendatang.
Setelah menghadapi Taiwan pada 5 September, skuad Garuda akan kembali turun ke lapangan melawan Lebanon pada 9 September 2025, juga di Stadion Gelora Bung Tomo. Lawan ini tetap sesuai rencana awal dan dianggap sebagai ujian penting bagi Calvin Verdonk CS.
Timnas Indonesia sendiri dijadwalkan memulai pemusatan latihan intensif mulai 1 September 2025 sebagai bagian dari persiapan maksimal menghadapi dua laga tersebut. Fokus utama adalah mengasah strategi dan meningkatkan kekompakan tim.
Meski perubahan lawan bukanlah skenario ideal, PSSI berharap dua pertandingan ini tetap bisa memberikan dampak positif bagi tim nasional, terutama dalam hal adaptasi dan evaluasi performa pemain menjelang laga resmi yang jauh lebih berat.
Kehadiran Taiwan dianggap cukup membantu karena memungkinkan tim tetap menjalani dua laga uji coba internasional sesuai kalender FIFA, meskipun dari sisi kualitas dan karakter lawan tidak sepenuhnya menggantikan peran Kuwait.
Dalam situasi seperti ini, langkah cepat PSSI mengganti lawan dan memberikan opsi refund tiket layak diapresiasi. Hal tersebut menunjukkan komitmen federasi dalam menjaga transparansi dan kepuasan publik sepak bola nasional.