Futsal lahir di Uruguay tahun 1930 dari kreativitas Juan Carlos Ceriani. Bermula di lapangan sempit, kini olahraga ini menjelma jadi fenomena global seperti salah satunya kompetisi AXIS Nation Cup 2025 yang bisa dicek informasinya di anc.axis.co.id atau axis.co.id.
Olahraga futsal yang kini populer di berbagai negara ternyata memiliki kisah panjang sejak awal kemunculannya. Bermula dari ide sederhana seorang guru di Uruguay, futsal berkembang pesat hingga menjadi salah satu cabang olahraga yang diakui dunia.
Sejarah Futsal
Menurut catatan sejarah, futsal pertama kali diperkenalkan oleh Juan Carlos Ceriani di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930. Ia menciptakan versi sepak bola yang bisa dimainkan di dalam ruangan, terutama untuk kegiatan rekreasi di YMCA. Mengutip dari US Youth Futsal, Ceriani menulis buku peraturan permainan ini pada September 1933, dengan memadukan unsur-unsur dari berbagai olahraga lain. Dari sepak bola, futsal mengambil aturan penggunaan anggota tubuh kecuali tangan, sementara dari bola basket diadaptasi jumlah pemain (lima orang per tim) serta durasi pertandingan (40 menit).
Ceriani juga mengadopsi aturan dari polo air untuk peran penjaga gawang, serta ukuran lapangan dan gawang dari bola tangan. Perpaduan aturan inilah yang membuat futsal unik, berbeda dari sepak bola biasa, namun tetap mudah dimainkan oleh siapa pun.
Perjalanan Awal Futsal di Amerika Selatan
Popularitas futsal dengan cepat menyebar ke seluruh Amerika Selatan melalui YMCA. Salah satu tokoh penting dalam penyebaran olahraga ini adalah João Lotufo, seorang warga Brasil, yang kemudian mengadaptasikan futsal agar sesuai dengan kebutuhan pendidikan jasmani di negaranya. Pada tahun 1956, aturan futsal mulai dimodifikasi oleh Habib Maphuz dan Luiz Gonzaga de Oliveira Fernandes di YMCA São Paulo, Brasil. Bahkan, Luiz Gonzaga menulis Buku Aturan Futsal yang kemudian menjadi acuan internasional.
Pada tahun 1965, futsal semakin mendapatkan tempat dengan berdirinya Confederación Sudamericana de Fútbol de Salón. Negara-negara seperti Uruguay, Paraguay, Peru, Argentina, dan Brasil menjadi pelopor dalam organisasi ini. Media Amerika Selatan pun mulai menyoroti futsal secara rutin, berkat semangat jurnalis José Antônio Inglêz, yang juga dianggap sebagai pencetus nama "futsal."
Futsal Menuju Dunia
Seiring waktu, futsal mulai berkembang di luar Amerika Selatan. Pada tahun 1971, berdiri Federación Internacional de Fútbol de Salón (FIFUSA) di São Paulo, Brasil. FIFUSA berperan besar dalam membawa futsal ke level dunia, termasuk menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pertama pada 1982 di São Paulo. Dalam turnamen perdana tersebut, Brasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Paraguay di depan 12.000 penonton.
Keberhasilan ini kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Piala Dunia futsal kedua di Madrid, Spanyol pada 1985. Turnamen ini sukses besar dan menarik perhatian media Eropa, sehingga futsal semakin dikenal secara luas.
Namun, perjalanan futsal tidak selalu mulus. FIFUSA sempat berselisih dengan FIFA mengenai hak penggunaan nama "fut-sal". Bahkan, pada 1985, FIFUSA mendaftarkan istilah tersebut secara resmi di Madrid. Konflik ini membuat lahirnya dua versi futsal: versi FIFA dan versi yang dilestarikan oleh asosiasi lain.
Futsal Hari Ini
Pada tahun 2002, dibentuklah Asociación Mundial de Futsal (AMF) sebagai organisasi yang melanjutkan tradisi futsal versi asli dari Amerika Selatan. Sementara itu, FIFA tetap mengembangkan versi futsalnya sendiri, dengan menggelar Piala Dunia Futsal secara rutin. Meski sempat ada perpecahan, keduanya sama-sama berkontribusi pada semakin meluasnya olahraga ini di dunia.
Kini, futsal bukan hanya dimainkan di tingkat profesional, tetapi juga menjadi olahraga populer di sekolah, kampus, hingga komunitas. Ukuran lapangan yang lebih kecil, tempo permainan yang cepat, serta intensitas tinggi membuat futsal sangat digemari oleh anak muda. Tidak berlebihan jika futsal disebut sebagai "olahraga kecil dengan jiwa besar."
Dari sebuah lapangan sederhana di Uruguay, futsal berhasil menembus batas geografis dan budaya, menjelma menjadi fenomena global. Kisah ini membuktikan bahwa kreativitas dan semangat olahraga bisa melahirkan warisan yang mendunia