Setelah dipecat oleh PSSI, Patrick Kluivert kembali menuliskan sebuah catatan yang sangat mengenaskan dalam perjalanan karier pelatih profesionalnya.
Bagaimana tidak, seiring dengan pemecatan yang dilakukan oleh induk sepak bola Indonesia tersebut, Kluivert kini secara resmi dan sah mencatatkan hattrick pemecatan dalam tiga kesempatan berturut-turut.
Berdasarkan catatan karier kepelatihannya, semenjak pertengahan tahun 2021 lalu, pelatih yang juga merupakan legenda hidup klub Barcelona tersebut telah mendapatkan tiga pemecatan berturut-turut oleh tim yang dilatihnya.
Dimulai dari Timnas Curacao, kemudian klub Adana Demirspor dan yang terakhir, tentu saja Timnas Indonesia. Semuanya berakhir dengan hasil minor imbas performa buruk dari sang pelatih dalam meracik tim.
Dilansir laman transfermarkt.com, pemecatan pertama Kluivert di era dekade 2020an dimulai oleh Timnas Curacao. Setelah menjalani 6 pertandingan dengan hasil yang sangat minor di mana hanya mendapatkan 1 kemenangan, Kluivert langsung dipecat oleh federasi sepak bola negara dari kawasan Kepulauan yang terletak di utara daratan Amerika Selatan tersebut.
Setelah Curacao, Kluivert mendapatkan pemecatan keduanya saat menangani klub Liga Turkiye, Adana Demirspor. Dipercaya untuk menangani klub yang kini mentas di Divisi Kedua Liga Turkiye, kerja Kluivert sangat di luar ekspektasi, dan hanya bertahan selama 20 pertandingan, mencatatkan 8 kemenangan, 6 hasil imbang dan 6 kekalahan.
Imbas performa buruk tim, pihak klub yang tak tahan, memutuskan untuk mendepak Kluivert dari kursi kepelatihan, yang mana hal tersebut membuatnya kembali menjadi pengangguran sebelum pada akhirnya mendapatkan durian runtuh dengan ditunjuk menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia.
Dan seperti yang kita ketahui bersama, Kluivert akhirnya mencatatkan hattrick pemecatannya saat untuk ketiga kalinya dirinya dibuang oleh Timnas Indonesia. Bermodalkan para pemain mewah dari berbagai Liga di Benua Eropa, kehadiran Kluivert justru membuat permainan Timnas Indonesia mengalami downgrade kualitas dan tak stabil.
Puncaknya, Kluivert tak mampu membawa Pasukan Garuda melaju ke putaran final Piala Dunia 2026 setelah dikandaskan dua kali beruntun oleh Arab Saudi dan Irak di ronde keempat, sehingga impian seluruh penggemar Indonesia untuk bisa menyaksikan timnasnya bertarung di kompetisi sepak bola level tertinggi menjadi urung terlaksana.
Jika melihat track record kepelatihan Kluivert yang dipenuhi dengan catatan minor, termasuk hattrick pemecatan beruntun yang dialaminya baru-baru ini, seharusnya tim manapun yang hendak mempekerjakannya harus berpikir berulang kali ya!
Semoga saja tim-tim lain tak segegabah PSSI dalam mengambil keputusan.