Timnas Indonesia U-22 kembali melakoni laga uji coba melawan Mali jelang keikutertaanya di ajang Sea Games 2025 mendatang. Melansir dari akun instagram @timnasindonesia, dalam laga yang digelar pada Selasa (18/11/2025) kemarin, timnas Indonesia U-22 mampu mengimbangi Mali dan menahan imbang dengan skor akhir 2-2.
Gol penyeimbang timnas Indonesia U-22 sendiri dicetak oleh Mauro Zijlstra di babak pertama dan Rafael Struick di babak kedua. Hasil ini sendiri tentunya lebih baik dibandingkan laga uji coba pertama yang digelar pada tanggal 15 November 2025 lalu. Saat itu, timnas Indonesia U-22 harus takluk dari Mali dengan skor akhir 3-0.
Namun, meskipun dalam laga kedua kali ini mampu mengimbangi Mali, timnas Indonesia U-22 dalam beberapa kesempatan masih memiliki beberapa permasalahan yang seharusnya bisa menjadi bahan evaluasi jelang ajang Sea Games 2025 nanti.
Terlebih lagi, timnas Indonesia U-22 di ajang Sea Games 2025 kali ini yang digelar di Thailand diberikan misi oleh PSSI untuk bisa mempertahankan medali emas yang sudah diraihnya pada edisi Sea Games 2023 silam.
Lalu, apa saja bahan evaluasi yang bisa diambil oleh timnas Indonesia U-22 usai menahan imbang Mali di laga ke-2 kemarin? Berikut adalah ulasannya!
1. Lini Belakang yang Masih Rapuh
Jika berbicara mengenai salah satu kelemahan utama timnas Indonesia U-22 saat ini, mungkin sektor lini belakang bisa dibilang menjadi titik terlemah timnas Indonesia.
Melansir dari laman resmi PSSI (pssi.org), timnas Indonesia U-22 dalam dua pertandingan melawan Mali U-22 kemarin harus merasakan gawangnya kebobolan sebanyak lima kali.
Dalam laga pertama, timnas Indonesia U-22 harus merasakan gawang yang dijaga oleh Cahya Supriadi kebobolan sebanyak tiga gol. Lalu, di pertandingan uji coba kedua kemarin, timnas Indonesia U-22 kembali kebobolan sebanyak dua gol.
Buruknya performa lini belakang timnas Indonesia U-22 dalam dua laga uji coba ini tentunya harus segera dibenahi oleh Indra Sjafri selaku pelatih kepala. Timnas Indonesia U-22 khususnya masih cukup lemah jika diserang melalui bola-bola udara dan umpan silang langsung ke lini pertahanan lawan.
Situasi ini tentunya akan cukup berisiko jika nantinya timnas Indonesia U-22 berjumpa beberapa tim dari ASEAN seperti Thailand dan Vietnam yang memiliki keunggulan bola-bola udara yang cukul baik dan memiliki kemampuan umpan silang yang berbahaya.
2. Koordinasi Antar Pemain yang Perlu Ditingkatkan
Dalam laga kontra Mali kemarin, memang dua gol yang dicetak oleh timnas Indonesia U-22 dinilai berdasarkan koordinasi yang cukup baik di lini depan. Namun, bukan berarti koordinasi antar pemain timnas Indonesia U-22 sudah cukup baik.
Beberapa kali para pemain timnas Indonesia U-22 masih salah melakukan umpan dan salah melakukan pergerakan yang bisa membuat pola penyerangan terhenti. Hal ini juga perlu mendapatkan perhatian jika tak ingin membuat tim lawan berpeluang mencetak gol dari kesalahan para pemain kita sendiri.
3. Kedalaman Skuad yang Perlu Dibenahi
Salah satu permasalahan timnas Indonesia U-22 saat takluk dari Mali di laga pertama adalah beberapa pemain yang tampil cukup underperform. Untungnya, di laga kedua kemarin Indra Sjafri memainkan beberapa pemain inti yang sebelumnya sempat tak diturunkan di laga pertama.
Namun, kondisi ini sendiri menyiratkan jika kedalaman timnas Indonesia U-22 masih perlu pembenahan di beberapa sektor. Indra Sjafri selaku pelatih tentunya memiliki beberapa opsi pemain yang nantinya akan diseleksi menjadi 23 daftar nama pemain yang akan dibawa ke ajang Sea Games 2025.
Tentunya mantan pelatih timnas Indonesia U-20 tersebut harus jeli dalam memilih susunan pemain inti yang akan masuk ke dalam skuadnya di ajang Sea Games 2025 mendatang.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa menjadi bahan evaluasi bagi timnas Indonesia U-22. Bagaimanakah menurutmu?