Seiring meningkatnya standar pendidikan seseorang dalam masyarakat, telah membuat sebuah fenomena baru dimana seseorang memiliki ketertarikan lebih pada beberapa orang dengan kemampuan intelektual yang lebih tinggi dibandingkan orang lain pada umumnya.
Fenomena ini disebut sebagai “sapioseksualitas.” Seperti yang didefinisikan oleh Urban Dictionary, orang sapioseksual adalah seseorang yang menjadikan kecerdasan dan pikiran manusia sebagai fitur yang paling menarik secara seksual dan untuk berhubungan seksual secara potensial. Adapun asal katanya berasal dari istilah "sapiens", yang berarti bijaksana, serta kata "seksual".
Orang dengan sapioseksual selalu tertarik pada pria yang cerdas, hingga percaya bahwa otak adalah organ seks yang paling berpengaruh. Sebagai seorang sapioseksual mereka akan mengatakan bahwa mereka dihidupkan oleh otak, dan cenderung tergoda atau bersemangat terhadap wawasan yang dimiliki orang lain.
Hal ini berarti orang yang dapat membuat mereka tertarik mungkin memiliki kecenderungan untuk memiliki pemikiran yang tajam, rasa ingin tahu yang tinggi, dan sopan dalam berperilaku. Sebagai pemanasan, orang sapioseksual biasanya sangat mendambakan diskusi seperti filosofis, politik, atau psikologis, karena hal inilah yang dapat menumbuhkan cinta dan gairah dalam dirinya.
Meskipun tidak melulu tentang seksual, namun terkadang persahabatan kedua jenis kelamin juga bergantung pada hasrat sapioseksual. Hal ini dikarenakan seorang sapioseksual akan merasa. bersemangat ketika berada disekeliling orang denga tingkat kecerdasan yang tinggi. Sinergi intelektual ini hanya menyalakan hubungan yaitu, keinginan untuk terhubung dengan kaum intelektual, meskipun hasilnya tidak selalu merupakan pertemuan yang intim.
Mereka yang sapioseksual akan merasa dirangsang oleh cara orang lain berpikir. Mereka pada dasarnya jatuh cinta dengan pikiran. Kadang-kadang, individu sapioseksual juga disebut "nymphobrainiacs," atau individu yang merasa terangsang untuk terlibat dengan perspektif intelektual orang lain. Bagi sebagian orang, kata nymphobrainiac terdengar agak ekstrem atau patologis.
Menurut Mark Banschick, MD, dalam artikelnya yang berjudul "What Makes Something Sexy?" kepribadian seseorang sangat penting untuk membentuk rasa ketertarikan. Dia menggunakan dialog Plato dalam The Symposium sebagai contoh. Karakter utama, Socrates, tidak memiliki uang, tidak memiliki posisi, dan tidak terpandang, yang dia miliki hanyalah karisma dan kecemerlangan dalam otaknya. Hal ini dapat menjadi bukti bahwa sifat dalam berhubungan tidak berubah selama bertahun-tahun. Jadi, kita dapat dengan aman berasumsi bahwa sapioseksual menarik pasangan seksual potensial dengan kecerdasan yang dimilikinya, seperti yang terjadi lebih dari 2.500 tahun lalu.
Referensi:
Raab, Diana. Sapiosexuality: What Attracts You to a Sexual Partner?. 2014. Diakses pada 19 Juni 2021 melalui https://www.psychologytoday.com/intl/blog/the-empowerment-diary/201408/sapiosexuality-what-attracts-you-sexual-partner