Korea, banyak perspektif dan pandangan orang dengan satu kata tersebut. “Korean Wave” atau “Hallyu” adalah satu dari sekian banyak aspek dari negara tersebut yang membuatnya mendunia. Sering kali banyak orang yang memberi label “plastik” pada apapun yang berhubungan dengannya. Tahukah Anda? dilansir dari kompas.com Korea justru tidak masuk dalam 5 negara yang penduduknya melakukan operasi plastik tertinggi, posisi pertama adalah Amerika Serikat, disusul dengan Brazil, Mexico, Jerman, dan India.
Sekitar 90 juta penduduk di dunia per akhir tahun 2018 merupakan penggemar Korean Wave berdasarkan data cnnindonesia.com pada Januari 2019 yang berdasarkan yayasan yang berafiliasi dengan pemerintah Korea Selatan. Angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya dan diperkirakan akan terus meningkat. Indonesia menjadi salah satu negara yang berkontribusi cukup besar dalam besarnya angka tersebut.
Sekian juta penduduk Korean Wave tersebut, saya salah satunya. Masih ada rasa canggung jika mempublikasikannya kecuali dengan orang yang sudah dianggap dekat. Namun sebenarnya, dengan hallyu kita bisa lebih ambisius dalam meraih mimpi melihat para idol dan aktor yang berjuang sebegitu hingga sesukses sekarang. Beberapa dari mereka juga akan belajar Bahasa Korea walau banyak kesulitan yang dihadapi seperti belajar hangul yang merupakan aksara baru, adanya penanda partikel tiap subjek maupun objek, sampai batchim atau huruf akhir yang kerap berbeda pengucapan jika bertemu huruf tertentu.
Ketika booming drama Descendants of The Sun, pada tahun berikutnya penayangan drama tersebut saya melihat drama yang katanya sangat bagus tersebut. Itu menjadi pintu saya memasuki dunia hallyu dengan merambah ke drama korea yang lain. Hingga akhirnya kembali mengenal EXO dan menjadi salah satu Eri-nya.
Suka hallyu sebenarnya bukan sesuatu yang memalukan asal tidak sampai menjadi sasaeng karena akan mengganggu kehidupan idola kita. Sering kali pandangan orang lain membuat beberapa orang yang menyukai hallyu menyembunyikannya, mengekspos di media sosial yang tak ada seorang pun teman real life yang tahu dan semakin bebas mengeksplor diri. Saya akan nyaman membahas K-drama dan EXO ketika bersama teman yang sudah saya anggap benar-benar dekat dan menjadi super aktif di akun media sosial rahasia. Tidak ada yang salah dengan itu, yang salah adalah mereka yang selalu men-jugde sesuatu yang tidak mereka tahu kebenarannya. Menjadi diri sendiri adalah yang terbaik.
Drama Naughty Kiss dan Dream High saya menjadi lebih semangat belajar, School 2015 membuat lebih mencintai diri dan berani beraksi ketika benar, Suspicious Partner membuat lebih semangat meraih mimpi walau dengan keterbatasan ekonomi dan kemampuan. Serta masih banyak lagi, tak akan ada habisnya jika membahas K-drama. Tapi dengan itu kita bisa menjadi lebih baik dan kritis dalam menjalani realita kehidupan.
Hallyu membuat saya ingin menjadi spesial dengan diri saya sendiri tanpa berusaha menjadi orang lain. Bukan karena saya memiliki sesuatu tapi walaupun suatu keadaan saya. Berusaha mengembangkan dan terus menggali potensi diri, salah satunya belajar bahasa Korea. Alasan saya bukan hanya sekadar melihat drama korea tanpa subtitle, tapi berkaitan dengan mimpi terbesar saya. Dengan hallyu, menjadi mahasiswa kimia salah satu universitas di Solo membuat saya bermimpi melanjutkan studi S2 di Korea Selatan dengan beasiswa GKS dan membanggakan orang tua dengan bidang yang benar-benar saya sukai.
My ID Is Gangnam Beauty memberi saya kesempatan menyukai diri saya sendiri dan bidang yang awalnya tidak saya pilih. Lebih bersemangat dan bejuang sebagai konsekuensi saya bermimpi besar untuk mewujudkan walau pernah dan akan merasakan titik dimana akan menyerah. Tapi contoh perjuangan tokoh hallyu membuat saya kembali bangkit, terutama untuk orang-orang tercinta. Intinya satu, Korea membuat saya lebih hidup dengan terbentuknya mimpi dan pacuan diri.
“Proud of Self” dan “Love Self” adalah hal terpenting yang saya dapat dari hallyu dan Korea. Membuat mimpi terbesar menjadi kenyataan di masa depan dengan perjuangan dengan terus bangkit jika gagal. Waktu akan semakin berkurang, meragukan diri sendiri membuat mimpi hanya menjadi mimpi. Saya menemukan sisi terdalam ketika berteman dengan Korea.