Berita ditangkapnya Coki Pardede memang bikin gempar seantero nusantara. Tapi, di balik itu semua, Coki Pardede ternyata sudah berulang kali berusaha untuk lepas dari jeratan narkoba. Susah kalau sudah kecanduan, untung saja Coki Pardede bukan koruptor. Biasanya korupsi semakin banyak semakin asyik dan menyenangkan.
Setelah menonton podcast Om Deddy Corbuzier bareng Tretan Muslim, CEO Majelis Lucu Indonesia (MLI) Patrick Effendy, dan Pendeta Yerry, saya seperti diyakinkan bahwa Tretan Muslim adalah cerminan sahabat yang setia, tapi juga profesional. Contoh sahabat seperti itu sangat sulit ditemui di zaman serba julid sekarang ini. Close Friend di Instagram saja bisa cepu, apalagi di dunia nyata.
Seperti diketahui, Tretan Muslim yang mencoba mempertahankan Coki ketika orang-orang MLI tahu kalau partner kontennya itu terlibat narkoba. Saat Bang Patrick akan mengeluarkan Coki, Tretan Muslim dengan sigap membujuk agar partner-nya itu tidak dikeluarkan. Tretan Muslim malah membuat support system agar Coki Pardede bisa lepas dari narkoba.
Sejak November 2020, Tretan dan MLI berusaha agar Coki Pardede bisa sembuh dari ketergantungannya. Bayangkan, hampir setahun mereka tetap berupaya. Kita-kita sih, ketika sahabat udah beda haluan malah ditinggalin, dijauhin, jadi bahan gunjingan sehari-hari. Tapi, ya bagaimana lagi, ghibah itu nikmatnya nggak ketulungan.
Tetapi, yang paling mencengangkan adalah, Tretan Muslim ternyata nggak pernah nongkrong sama Coki Pardede. Mereka dekat ketika membuat konten, profesional banget. Walaupun begitu, Tretan Muslim tetap menjunjung asas persahabatan yang kuat. Dibantu Pendeta Yerry, akhirnya Tretan dan MLI mencoba mengobati Coki Pardede dengan berbagai program.
Jujur saja, menonton podcast itu membuat saya terharu. Tretan Muslim seolah menjadi pembanding dari orang-orang yang ngakunya bersahabat, tetapi masih bisa dicepuin ketika ada hal yang negatif. Profesionalismenya juga perlu diacungi jempol. Ketika Om Deddy Corbuzier menanyakan masalah apa yang dialami Coki Pardede, Tretan dan MLI memilih bungkam. Mereka sadar hal itu malah akan menjadi santapan infotaiment.
Seketika, saya merasa iri kepada Coki Pardede. Dengan situasinya yang saat ini begitu jatuh, dia masih punya sahabat yang bahkan tetap akan mendampingi, walaupun kini dia sudah ditangkap. Beda dengan kasusnya Zara Adisty, walaupun dia share video ciuman ke close friend, eh tetap aja dicepuin. Ternyata persahabatan secara normal pun bisa seperti kontestasi politik.
Sebagai partner konten yang bisa-bisa bikin Indonesia gonjang-ganjing, Tretan Muslim tetap berpikir logis apabila Coki Pardede telah bebas dari jeruji besi. Ia tidak serta merta akan langsung menerima Coki Pardede dalam duet MLI. Trust issue yang dimiliki Tretan Muslim memengaruhi cara ia tetap berkonten secara profesional. Tretan ingin memastikan Coki bersih dan bisa lepas dari jeratan narkoba.
Sikap seperti itu jarang dimiliki oleh orang-orang dengan pemikiran sempit. Malah ada di antara kita yang langsung bisa menerima mantan walaupun dia udah bikin hati hancur sehancurnya, aduh lebay. Tapi, kenyataannya seperti itu, memang sudah seharusnya kita belajar setia dan profesional dalam berteman dari Tretan Muslim.
Nggak tahu gimana nasib Coki Pardede apabila Tretan Muslim tidak membujuk Bang Patrick mempertahankannya dan berusaha mengobatinya. Seharusnya Coki Pardede bisa lebih bersyukur, nggak semua orang punya teman dan sahabat yang peduli dan tetap profesional.
Terlebih lagu, MLI ngaku mereka nggak tahu siapa temen Coki Pardede yang lain. Apalagi hubungan buruk Coki Pardede dengan keluraganya. Beruntung banget Coki Pardede
Banyak pelajaran bisa kita ambil dari podcast yang disiarkan YouTube Om Deddy Corbuzier itu. Apalagi kita tahu sendiri, Coki Pardede adalah salah satu orang di Indonesia yang mendeklarasikan diri sebagai agnostik atau orang yang memilih untuk tidak menganut agama manapun. Tapi, dari MLI kita sadar bahwa sahabat aja nggak cukup, kita butuh Tuhan. Ketika nggak ada orang buat bisa ngeluh, ya ke siapa lagi selain ke Tuhan?