Ramai Disorot, Bagaimana Perkembangan Jaringan 5G di Indonesia?

Hernawan | Ghozi Wijaya
Ramai Disorot, Bagaimana Perkembangan Jaringan 5G di Indonesia?
Internet 5G. [Ericsson]

Pada zaman modern ini, internet sudah tidak asing lagi di khalayak masyarakat umum. Bahkan Internet sudah menjadi kebutuhan Primer bagi banyak orang, terutama bagi penduduk di kota-kota besar. Kata Internet di ambil dari Bahasa Inggris yaitu Interconnected network, yang secara harfiah berarti: “Jaringan yang saling berhubungan”. (Allan, 2005) berpendapat bahwa internet merupakan sekumpulan jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain secara fisik dan memiliki kemampuan untuk membaca serta menguraikan berbagai protocol komunikasi tertentu, yang sering kita kenal dengan istilah Internet Protocol (IP), maupun Tranmission Control Protocol (TCP). Protokol didefinisikan oleh Alan, adalah spesifikasi sederhana tentang bagaimana dua atau lebih komputer dapat  bertukar informasi.

Internet pertama kali dikembangkan pada tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat sebagai ARPANET (US Defense  Advanced Research Projects Agency). Idenya adalah untuk membuat jaringan komputer yang tersebar luas sedemikian rupa, untuk menghindari pemusatan informasi di satu tempat. Sebab, dikhawatirkan akan hancur dalam perang.

Dengan cara ini, diharapkan jika salah satu dari jaringan mati, jalur melalui yang melalui  jaringan tersebut akan secara otomatis memindahkannya ke jaringan lainnya. Pada awal tahun 1980-an, ARPANET dipecah menjadi dua jaringan yaitu ARPANET dan Milnet. Namun, keduanya masih dapat saling berkomunikasi, jaringan yang saling terhubung ini disebut DARPA Internet, selanjutnya disebut Internet.

Selain itu, Internet mulai dikembangkan untuk tujuan akademis bersama dengan sejumlah universitas seperti UCLA, University of California at Santa Barbara, University of Utah, dan Stanford Research Institute. Sampai pada akhirnya Internet dapat di gunakan secara pribadi dengan dibukanya layanan Usenet dan Bitnet. Pada perkembangannya, internet melewati beberapa tahap atau generasi dan saat ini internet sudah mencapai generasi ke-5. Berikut merupakan sifat dari setiap Generasinya:

1G

Cikal bakal jaringan Internet adalah jaringan Seluler. Jaringan seluler yang pertama muncul adalah 1G. Menyadur dari situs Telkomsel, 1G pertama kali diluncurkan oleh Nippon Telegraph dan Telephone pada tahun 1979. Secara teknis, 1G beroperasi dengan menggunakan sistem analog dan memiliki kecepatan maksimum 2,4 Kbps. Pada generasi ini, kita hanya dapat melakukan panggilan telepon dengan kualitas yang buruk, boros baterai, dan tidak terenkripsi sehingga percakapan dapat dengan mudah disadap.

2G

Menyadur dari kominfo, pada tahun 1991, jaringan 2G diperkenalkan ke publik. Jaringan ini menggunakan Teknologi GSM (Global System for Mobile Comuniccations) dan pada generasi ini bisa dibilang menjadi kelahiran teknologi digital. 2G menawarkan fitur-fitur baru seperti SMS, MMS dan juga pangilan suara yang lebih jernih. 2G berkembang menjadi 2,5G dengan GPRS (General Packet Radio Service) dan 2,75G dengan EDGE (Enhanched Data rates for Global Evolution) yang mana kecepatan maskimal nya mencapai 473 Kbps.

3G

3G pertama kali dikenalkan pada tahun 2001. Dari sinilah internet sudah dapat digunakan pada telepon genggam. 3G memiliki kemampuan multimedia seperti pegunduhan video, panggilan video, mengirim gambar dan juga pengalaman browsing. 3G mengadopsi teknologi UMTS dan kecepatannya mencapai 21.6 Mbps melalui teknologi HSPA+.

4G

Internet sangat berkembang di generasi ke-3, dan kebutuhan terhadap internet terus meningkat. Namun, jaringan 3G dianggap tidak memadai. 4G dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan itu. 4G pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009 di Stockholm, Swedia, Oslo, dan Norwegia, menggunakan standar LTE (Long Term Evolution) berbasis teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Pada awalnya, kecepatan LTE mencapai 100 Mbps dan berevolusi hingga mencapai kecepatan 1Gbps.

5G

5G merupakan Teknologi lanjutan dari 4G. Sampai saat ini, teknologi generasi ke-5 di bidang telekomunikasi belum ditentukan standar yang berlaku di dunia. Namun demikian, operator telekomunikasi di berbagai belahan dunia berlomba-lomba mencari teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan minimal persyaratan yang dapat dikatakan 5G. Namun, 5G memiliki target umum menurut (NTT Docomo 2014):

  • Data rates yang tinggi (1-10 Gbps)
  • Memiliki latensi dibawah 1ms
  • Biaya dan energi yang efisien
  • 1000x kapasitas saat ini
  • Cakupan yang luas dengan menggunakan jaringan heterogen
  • Konektivitas yang stabil

Dari Standarisasi di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa 5G memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1. Transfer data yang lebih cepat

Jika dibandingkan, kecepatan maksimal 4G ada di kisaran 300Mbps. Sedangkan 5G memiliki kecepatan yang bisa mencapai 1Gbps. Itu berarti 5G lebih cepat 10x dibandingkan 4G.

2. Sinyal yang lebih Kuat

Salah satu perbedaan 4G dengan 5G yaitu 5G menggunakan gelombang yang lebih pendek. Sehingga, 5G menyebarkan sinyal lebih baik.

3. Latency

Latency adalah ekspresi waktu yang dibutuhkan paket data untuk melakukan perjalanan dari satu titik ke titik lain. Idealnya Latency harus sedekat mungkin dengan nol. 5G menawarkan Latency yang sangat singkat jika dibandingkan dengan 4G.

4. Hemat Energi

5G akan didesain agar lebih hemat dibandingkan dengan 4G. Ini dikarenakan kecepatan transfer data yang sangat cepat dan menampung lebih banyak bit data per kilowatt daya.

Walaupun secara umum perkembangan teknologi jaringan selalu berdampak baik, tetapi 5G juga memiliki kekurangan yang bisa berdampak buruk di antaranya

1. Keamanan data yang belum terjamin

Dari beberapa hasil penelitian mengatakan bahwa 5G mempunyai masalah dalam keamanannya yang disebabkan oleh cepatnya pengiriman data

2. Jaringan yang susah menembus benda

Walapun 5G menawarkan koneksi jaringan yang luas, tetapi jaringan 5G tidak optimal untuk mengatasi hambatan seperti bangunan, tembok, beton, pohon, dan hambatan lainnya.

3. Pita Frekuensi yang sudah penuh

Seperti yang kita semua tahu, spektrum radio sekarang sangat penuh dengan 3G dan 4G. Berarti hadirnya jaringan 5G dengan 6 GHz, menimbulkan masalah karena penataan pita frekuensi radio yang sudah padat.

Dalam teknologi telekomunikasi seluler, teknologi 5G bukanlah standar yang merevolusi teknologi generasi sebelumnya. Standar terkait teknologi 5G akan muncul, yang kemudian akan mengubah beberapa peraturan telekomunikasi karena sudah usang. Untuk mengantisipasi hal ini, beberapa faktor harus dijabarkan dalam persiapan untuk kedatangan standar baru yang selalu di kaitkan dengan “The Disruptive Standard” (Bocardi 2014).

Implementasi 5G di Indonesia

 Di balik keunggulan dan peluang yang dapat dihasilkan dari teknologi 5,  terdapat berbagai tantangan dalam implementasi dan pembangunan infrastruktur, di antaranya terbatasnya jumlah spektrum yang bisa digunakan karena masih digunakan untuk jaringan lain, operator harus berinvestasi pada jaringan akses atau radio accsess network(RAN), dan transmisi yang berhubungan dengan core network.

Permasalahan dalam implementasi 5G tidak hanya dari sektor infrastruktur saja. Masalah juga datang dari regulasi pemerintah. Pemerintah perlu mengkaji dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh teknologi 5G. Ini dapat berupa standardisasi dan kebijakan-kebiajakan yang berorientasi pada target, mengurangi efek negatif dari teknologi dan memanfaatkan keuntungan dengan lebih baik untuk menjaga stabilitas (Krisnadi and Wibawa 2018)

Indonesia sendiri telah resmi meluncurkan 5G pada tahun 2021. Namun, baru tersebar di beberapa kota saja yaitu: Jabodetabek, bandung, Batam, Balikpapan, Makassar, Surakarta, Surabaya, Denpasar dan Medan. Rencana ke depannya prioritas utama pembangunan 5G akan dibangun di tempat wisata prioritas yaitu: Labuan Bajo(NTT), Borobudur (Jateng), Mandalika(NTB), Danau Toba(Sumut) dan Likupang(Sulut). Dan juga IKN atau Ibu Kota Negara baru yang akan di realisasikan pada tahun 2024.

Secara umum, kehadiran 5G memberikan dampak yang positif bagi masyarakat luas, khususnya untuk industri di tanah air. Namun, perkembangan 5G di Indonesia terbilang masih sangat lambat jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Keterlambatan ini harus segera dikejar oleh pemerintah agar kita tidak tertinggal jauh. Namun, pemerintah juga harus tetap memerhatikan dampak-dampak yang akan disebabkan oleh teknologi ini agar dapat menjaga stabilitas.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak