Pesan Berharga dalam Lirik Lagu "Hati-Hati di Jalan" oleh Tulus

Candra Kartiko | Sam Edy Yuswanto
Pesan Berharga dalam Lirik Lagu "Hati-Hati di Jalan" oleh Tulus
Tangkapan layar Penyanyi Tulus. (Instagram/@tulusm)

Lagu Hati-Hati di Jalan merupakan salah satu lagu yang menurut saya sangat enak didengar dan cukup nge-hits saat ini. Lagu yang dinyanyikan dengan begitu merdu dan khas oleh Tulus itu memiliki lirik yang terasa begitu dalam maknanya. 

Cicik Novita dalam tulisannya (tirto.id, 7/3/2022) menjelaskan, lagu Hati-Hati di Jalan merupakan lagu ciptaan penyanyi Tulus yang terdapat pada album terbarunya, Manusia (2022). Video lirik musik lagu ini rilis pada 3 Maret 2022 lalu di akun YouTube resmi Tulus. Tema yang diangkat lagu ini tentang perjumpaan, kisah cinta, dan perpisahan.  

Menurut analisis saya, lirik lagu Hati-Hati di Jalan mengandung pelajaran atau pesan berharga bagi pendengarnya untuk selalu berhati-hati dalam menjalin hubungan percintaan atau saat hendak memilih pasangan hidup. Melalui aplikasi Wesing, saya mengutip sebagian liriknya:

Perjalanan membawamu

Bertemu denganku

Kubertemu kamu

Sepertimu yang kucari 

Konon aku juga seperti yang kau cari

Kukira kita asam dan garam 

Dan kita bertemu di belanga

kisah yang ternyata tak seindah itu

Bila merenungi sebagian lirik lagu tersebut, kita seolah sedang bereuni dengan kisah masa silam. Saya yakin setiap orang pernah mengalami yang namanya jatuh cinta pada seseorang. Ada kalanya cinta tersebut berbalas, ada kalanya tidak berbalas.

Yang menjadi titik pembahasan dalam lirik lagu tersebut adalah ketika kita bertemu dengan seseorang yang sesuai dengan kriteria kita. Atau dengan bahasa lain, sama-sama satu frekuensi. Tapi sayangnya, seiring berjalannya sang waktu, ternyata sosok yang semula kita yakini bakal menjadi pasangan hidup yang cocok dan serasi bagi kita, ternyata tak menjadi kenyataan.

Mengapa sosok yang semula kita begitu kagumi, cintai, dan satu frekuensi dalam banyak hal, pada akhirnya berubah menjadi sosok asing, sosok yang tak lagi seiring sejalan? Bila ditelisik, ternyata banyak sekali penyebabnya. Misalnya, saat kita bertemu dengan orang yang menarik perhatian, kita akan berusaha mengejarnya. Dan ketika orang yang kita kejar tersebut juga menyukai kita, maka biasanya segala perbedaan yang ada seolah lenyap. Yang ada hanyalah keindahan-keindahan belaka.

Selanjutnya, kita akan bersikap seolah-olah kita satu frekuensi. Semua hal cocok. Tak ada perbedaan. Harmonis. Hal-hal yang sebenarnya tak kita sukai tiba-tiba berubah menjadi kita sukai hanya gara-gara pasangan kita menyukai hal tersebut. Begitu juga sebaliknya. Intinya, ketika kita berpura-pura dalam sebuah hubungan maka akan rentan terjadi perpisahan di kemudian hari. 

Penyebab lain retaknya sebuah hubungan percintaan juga bisa karena sudah tidak ada lagi sesuatu yang istimewa. Mungkin, mereka memang benar-benar satu frekuensi, tetapi seiring berjalanannya sang waktu, salah satu di antara mereka merasa bosan dengan hubungan tersebut. Bisa jadi karena ada sosok lain yang lebih istimewa, atau karena faktor-faktor lainnya.

Dari lirik lagu tersebut kita bisa mengambil pelajaran penting bahwa yang namanya kejujuran, saling terbuka, menghormati perbedaan satu sama lain, menjadi hal yang sangat penting dalam menjalin hubungan dengan orang lain. 

Pesan saya, mari kita selalu berusaha untuk tetap mematuhi norma atau batasan-batasan agama saat kita menjalin hubungan dengan orang lain, baik itu hubungan pertemanan, relasi bisnis, maupun hubungan percintaan dalam rangka menuju ke jenjang pernikahan. 

***

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak