Indonesia Negara Agraris dan Nasib Petani yang Tragis

Ayu Nabila | MUHAMMAD FAUZI
Indonesia Negara Agraris dan Nasib Petani yang Tragis
Foto udara petani memindahkan bibit padi saat musim tanam di Desa Darmaraja, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (17/7/2022). [ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww]

Petani sebagai penyangga tatanan negara Indonesia, akronim yang melekat dan selalu dipandang spesial sebagai penjaga ketahanan pangan negeri. Akan tetapi, apakah petani sudah sejahtera dan dihargai?

Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yaitu negara dengan perekonomian bergantung atau ditopang oleh sektor pertanian. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah serta dipercaya dapat mendorong perekonomian negeri. Namun kenyataannya dalam kurun waktu hampir tiga dekade terakhir, sumbangan sektor pertanian terhadap produk domestik bruto terus menurun. 

Negara agraris juga memiliki arti sebagai negara yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Tapi kenyataannya tidak seperti itu, petani di Indonesia saat ini hanya berjumlah 33,4 juta orang dari 270 juta penduduk di Indonesia. Kondisi ini cukup disayangkan, fakta di lapangan tidak menunjukkan ciri negara agraris yang melekat di negeri ini. 

Apalagi permasalahan yang kini dihadapi para petani tak kunjung berhenti. Mulai dari persoalan mengenai harga gabah yang tak berpihak kepada petani, hingga stigma negatif petani yang dianggap tak menjamin sukses di masa nanti. Padahal kini yang menjadi petani sudah tidak muda lagi, jumlahnya pun sedikit sekali.

Namun, politisi masih tega memanfaatkan kesederhanaan hidup petani untuk dieksploitasi demi terciptanya figur publik yang baik hati. Miris sekali, sudah seharusnya para petani merasakan kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan. Petani merupakan profesi yang mulia, kita harus menghormatinya. Karena berkat merekalah kita bisa makan.

Tak perlu banyak peraturan dan perundang-undangan, hanya kesejahteraan yang mereka butuhkan. Sudah bukan lagi masanya kita fokus pada peningkatan produksi hasil pertanian, melainkan regeneration dan pengolahan hasil tani yang diutamakan. 

Tentu saja hal ini bukan semata tanggung jawab pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Namun, butuh kolaborasi seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat kerjasama dan kolaborasi dalam upaya memajukan sektor pertanian, serta mengatasi semua persoalan.

Oleh karena itu, kita harus sadar bahwa pertanian adalah pondasi utama dalam mendorong pembangunan Indonesia, hidup matinya sebuah negara ada di tangan sektor pertanian negeri tersebut.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak