Piala Dunia Qatar 2022 dan Tanda Masyarakat Kita yang Masih Hobi Ngebully

Ayu Nabila | Budi Prathama
Piala Dunia Qatar 2022 dan Tanda Masyarakat Kita yang Masih Hobi Ngebully
Gelandang Argentina Leandro Paredes melompati rekan satu timnya saat mereka selebrasi ketika pemain depan Argentina Lionel Messi mencetak gol saat pertandingan sepak bola perempat final Piala Dunia 2022 antara Belanda dan Argentina di Stadion Lusail, utara Doha, Qatar, Jumat (9/12/2022). [MANAN VATSYAYANA/AFP]

Siapa sih yang gak suka nonton Piala Dunia FIFA 2022 ini? Saya rasa sih hampir semua masyarakat suka, baik anak-anak maupun para orang tua, laki-laki maupun perempuan juga turut andil dalam perbincangan sepak bola Piala Dunia kali ini. Betapa hebat terlihat di media sosial kita banyak dipenuhi postingan-postingan tim dan kebanggaan yang ikut bertarung dalam Piala Dunia FIFA 2022. Pendukung yang timnya menang bisa tertawa terbahak-bahak dan bully kepada tim lain yang kalah, dan pendukung tim yang kalah tentu rela hati untuk menerima semprotan bullyan. 

Ya tidak usah terlalu dipersoalkan dan ini hanyalah drama dalam hidup. Guyonan dan lelucon sudah hal lumrah terjadi di sekeliling kita, maka gak heran kalau memang topik Piala Dunia FIFA ini menjadi trending untuk melakukan bully. 

Di dunia nyata terlebih di dunia maya, sindiran kepada pendukung tim yang kalah marak terjadi. Nampak membanjiri editan photo-photo nangis, alih profesi, dan pulang kampung bagi tim yang kalah. Hingga itu bisa menjadi senjata untuk membully kepada pendukung tim yang kalah.

Bendera negara yang menjadi favorit terbentang panjang terpasang di halaman rumah, harus rela untuk diturunkan walau saat itu ketawa yang terbahak-bahak terdengar keras di kuping. Namun itu sih hanyalah drama dan lelucon aja, gak usah tersinggung karena namanya juga pertandingan pasti ada yang kalah dan ada yang menang. 

BACA JUGA: Sangat Bernafsu Tembus Final Piala Dunia 2022, Singa Atlas Maroko Siap Terkam Prancis

Kondisi ini menjadi momok terpenting dalam sejarah, Piala Dunia memang manjadi topik terpenting untuk bisa buat lelucon dan saling bully sesama tim pendukung. Gak ada yang boleh baper, dan semua tim pendukung harus bisa menerima kekalahan dan kemenangan yang terjadi. Kalau kalah siap dibully, dan kalau menang di situlah kesempatan besar untuk membully. 

Di group WhatsApp, di Facebook, dan di media sosial yang lain, selalu saja banyak muncul ide-ide untuk melakukan bullyan kepada yang lain. Namun perlu diingat membully jangan sampai kelewatan, jangan sampai membaut orang bisa tersinggung. 

Sebab jika terjadi tentu akan berdampak besar, bisa saja terjadi kerusuhan dan kebencian kepada saudara sendiri. Mereka yang di luar sana main sepak bola, tetapi kita di sini warga Indonesia malah asyik saling bully, parahnya kalau terjadi perselisihan. Kan lucu, kita yang hanya sebagai penonton malah bertengkar sesama saudara sendiri. 

Namun saya yakin itu gak akan terjadi, Piala Dunia FIFA 2022 ini hanyalah drama dan setiap orang berhak buat lelucon dan guyonan terhadapnya. Saling bully antar pendukung menjadi hal wajar di negara kita, tetapi dengan tanda kutip bully dalam artian hanyalah lelucon dan guyonan saja. Bukan bully untuk menghujat yang bisa membuat emosi atau marah orang lain. 

Video yang Mungkin Anda Suka.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak