Kesehatan mental menjadi isu penting di Indonesia karena terus meningkatnya jumlah kasus gangguan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar. Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang mengabaikan masalah kesehatan mental dan cenderung menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan profesional. Kesehatan mental merupakan faktor penting yang ada di dalam diri manusia, karena dengan adanya kesehatan mental manusia mendapatkan keseimbangan dalam hidupnya.
Masa remaja menjadi fase yang paling berisiko untuk mengalami masalah kesehatan mental. Remaja harus mengalami berbagai macam perubahan dalam waktu yang relatif singkat sehingga membuat remaja rentan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
Depresi menjadi salah satu penyakit mental yang seringkali di dengar dan dialami oleh remaja. Depresi yaitu gangguan kesehatan mental yang serius yang dapat mempengaruhi setiap orang, termasuk remaja. Depresi merupakan ketidakseimbangan terkait aspek bio-psiko-sosial. Secara sederhana, depresi merupakan perubahan suasana hati yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon. Depresi remaja dapat menyebabkan masalah pada sekolah, pekerjaan, hubungan sosial, dan bahkan dapat menyebabkan perilaku yang berbahaya.
Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia, sekitar 17,9 juta orang di Indonesia menderita gangguan kesehatan mental pada 2020. Hal ini menunjukkan pentingnya perhatian pada kesehatan mental di Indonesia. Sedangkan menurut Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja umur 10-17 tahun di Indonesia menunjukkan 2,45 juta remaja memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir ini. Remaja dengan gangguan mental mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Saat ini, banyak remaja yang seringkali mengalami stress, kecemasan, kegelisahan, bahkan depresi hingga berlarut-larut.
BACA JUGA: Hutan Pinus Pengger, Wisata Alam dengan View Yogyakarta di Atas Ketinggian
Penyebab depresi remaja dapat bervariasi, termasuk stres akademik atau keluarga, masalah hubungan, dan ketidakmampuan untuk menangani situasi hidup. Beberapa gejala depresi remaja yang umum meliputi perasaan sedih, kehilangan minat atau kebahagiaan dalam aktivitas yang biasa dinikmati, perasaan tidak berharga atau bersalah, kelelahan, sulit berkonsentrasi, perubahan berat badan atau nafsu makan, sulit tidur atau tidur terlalu banyak, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan depresi remaja termasuk faktor biologis, seperti keturunan atau perubahan hormonal; faktor lingkungan, seperti stres dari rumah, sekolah, atau hubungan sosial; dan faktor psikologis, seperti perasaan rendah diri atau kecemasan. Cara untuk mengurangi risiko depresi remaja termasuk mempertahankan kesehatan fisik dan mental, menjaga hubungan sosial yang sehat, mencari dukungan ketika dibutuhkan, membangun kepercayaan diri, dan mengembangkan keterampilan untuk menangani stres dan masalah hidup.
Sayangnya, di Indonesia masih terdapat stigma dan diskriminasi terhadap orang yang mengalami masalah kesehatan mental, dan kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan mental yang memadai. Keterbatasan tenaga kesehatan mental, infrastruktur yang tidak memadai, dan kurangnya dukungan pemerintah juga menjadi tantangan dalam upaya meningkatkan kesehatan mental di Indonesia. Depresi atau gangguan mental lainnya di Indonesia masih sangat tabu.
Banyak orang yang menganggap bahwa depresi akan sembuh dengan sendirinya dan tidak bertahan lama. Nyatanya, depresi remaja adalah masalah serius yang harus ditangani dengan serius. Jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan dari orang-orang yang dipercayai. Jika depresi remaja tidak diobati, dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik jangka panjang, termasuk meningkatkan risiko perilaku yang merugikan, seperti kecanduan narkoba atau alkohol, dan meningkatkan risiko bunuh diri.
BACA JUGA: 3 Manfaat Minyak Urang-Aring untuk Rambut, Salah Satunya Kurangi Ketombe
Penting untuk mengenali gejala depresi pada remaja dan mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang berkualifikasi jika dibutuhkan. Selain itu, menjaga kesehatan fisik dan mental dengan cara seperti berolahraga, menjaga pola makan yang sehat, dan membangun hubungan sosial yang sehat dapat membantu mencegah depresi remaja. Selain itu, upaya untuk mengatasi masalah depresi juga dapat dilakukan secara individual dengan cara memperkuat keterampilan untuk mengatasi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional, seperti melalui meditasi, olahraga, dan relaksasi.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental, media sosial dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi tentang kesehatan mental, menawarkan sumber daya dan dukungan online, serta menghapus stigma terhadap masalah kesehatan mental.
Kesehatan mental remaja merupakan aspek penting dari kesehatan secara keseluruhan, dan perlu mendapatkan perhatian yang sama dengan kesehatan fisik. Dengan upaya bersama dari masyarakat, pemerintah, dan tenaga kesehatan, diharapkan bahwa kesehatan mental di Indonesia dapat meningkat dan menjadi lebih baik di masa depan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS