Konser musik menjadi salah satu sarana rekreatif bagi masyarakat di dunia. Seperti yang kita tahu bahwa salah satu band musik ternama di dunia yakni Coldplay akan manggung di Indonesia pada 15 November 2023 mendatang tepatnya di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Coldplay memiliki popularitas yang tinggi di berbagai negara termasuk di Indonesia yang dibuktikan dengan kepopuleran lagunya dan adanya fenomena war ticket di Indonesia untuk mendapatkan tiket konser tersebut. Jadi sangat dimungkinkan bahwa akan ada banyak orang yang datang untuk menonton konser tersebut.
Coldplay juga menjadi salah satu grup musik yang menyuarakan kelestarian lingkungan dalam konsernya yang bertitel "Music of The Spheres World Tour". Pada konser ini, Coldplay berkomitmen dalam upaya penurunan emisi karbon dengan cara bekerja sama dengan beberapa pihak seperti Neste dan food bank untuk mencegah pencemaran yang ada mulai dari menyumbangkan stok makanan berlebih jika ada dan mendaur ulang sampah dan minyak goreng.
Kemudian dalam konser tersebut juga Coldplay menghimbau penonton untuk membawa tumblr guna mengurangi sampah kemasan plastik dan menyediakan water refill station untuk stok air minum. Penggunaan properti untuk dekorasi panggung menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti baja daur ulang. Coldplay juga punya program one tikcet=one tree yang artinya setiap tiket konser mereka yang terjual maka mereka akan menanam satu pohon.
Lantas dimana potensi kerusakan lingkungan yang mungkin bisa terjadi pascakonser Coldplay yang diselenggarakan di Jakarta pada November nanti? Padahal seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa Coldplay dalam konsernya berkomitmen untuk penurunan emisi karbon. Artinya kemungkinan besar jika terjadi kerusakan lingkungan pascakonser nanti bisa disebabkan oleh hal-hal diluar pihak Coldplay. Berikut adalah poin dan penjelasannya.
BACA JUGA: Melihat Unsur Geopolitik dalam Ekspansi Mixue di Indonesia
1. Terkait karakter masyarakat Indonesia
Kesadaran masyarakat Indonesia dalam membuang sampah pada tempatnya dan memilahnya terbilang cukup rendah jika dibandingkan dengan masyarakat negara lain. Beberapa pengalaman konser musik di Indonesia sebelumnya selalu menyisakan sampah yang berserakan yang sebagian besar dihasilkan dari penonton konser. Contohnya saja pada konser HITC pada bulan Desember 2022 yang lalu, dimana pascakonser tersebut ditemukan banyak sekali jas hujan plastik berserakan. Kemudian hal yang sama juga terjadi pascakonser Tipe-x pada Mei lalu. Melansir dari TribunJambi.com, sampah pascakonser di dominasi oleh sampah plastik dan kertas. Lalu, pascakonser Blackpink pada maret 2023 lalu pun kasusnya serupa, yakni banyak sampah yang berserakan terutama sampah dari kemasan makanan.
BACA JUGA: Ancaman Pidana Bagi Orang yang Mengunggah Video Asusila ke Media Sosial
Oleh karena itu. ada kemungkinan besar hal serupa terjadi pascakonser Coldplay nanti. Maka dari itu perlu tidakan preventif dari pemerintah Jakarta untuk menghimbau para penonton konser untuk tetap menjaga kebersihan selama konser dan juga mengolah sampah-sampah yang dimungkinkan akan berserakan nanti. Bisa saja terjadi bencana alam seperti banjir akibat sisa-sisa sampah pascakonser yang berserakan menghambat sistem drainase dan juga dapat menimbulkan lingkungan yang kumuh.
Perilaku masyarakat Indonesia dalam konteks ini sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan masyarakat Jepang. Contohnya ketika piala dunia yang diselenggarakan di Qatar beberapa bulan yang lalu. Pasca pertandingan Jepang vs Spanyol, supporter Jepang melakukan pemungutan sampah di sekitaran stadion Khalifa. Artinya masyarakat Indonesia harus mencontoh kepedulian dan kesadaran masyarakat Jepang terkait sampah-sampah yang ada di sekitar dan lebih peduli terhadap dampak yang ditimbulkan dari sampah-sampah yang dibuang sembarangan.
Himbauan dan aturan yang tegas sangat diperlukan sebagai upaya antisipasi terkait permasalahan sampah pascakonser.
2. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang bermobilitas di Jalan
Sudah bisa dipastikan bahwa banyaknya penonton pada sebuah konser akan meningkatkan jumlah kendaraan yang berlalu lalang di jalan. Selaku promotor konser Coldplay, PK entertainment memprediksi lebih dari 50.000 penonton yang akan datang di konser tersebut. Jika diasumkan satu kendaraan membawa dua hingga tiga orang, maka lebih dari 25.000 kendaraan yang berlalu lalang untuk pergi menonton konser. Dampaknya sudah pasti produksi zat karbon bertambah dan menciptakan polusi lingkungan.
Menurut I Made Suprateka selaku Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN, mobilitas kendaraan bermotor di Jakarta menyumbang 70% polusi udara. Maka dari itu, ada harapan bahwa masyarakat yang akan menonton konser Coldplay nanti bisa menggunakan fasilitas kendaraan umum yang ada dan sadar untuk meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor.
Kesimpulan
Popularitas Coldplay di Indonesia menyebabkan banyaknya minat masyarakat Indonesia untuk menonton konsernya pada November 2023 nanti di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Akan tetapi banyaknya penonton tersebut memungkinkan adanya potensi kerusakan lingkungan seperti sampah kemasan yang akan berserakan dan bisa saja banjir pascakonser. Kemudian, adanya kemungkinan bertambahnya volume lalu lalang kendaraan sebagai akibat banyaknya orang yang pergi untuk menonton konser dan bisa berimplikasi pada meningkatnya jumlah karbon secara signifikan pada hari itu.
Untuk beberapa tindakan preventif diperlukan mulai dari himbauan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait tata tertib pembuangan sampah dan penggunaan kendaraan umum untuk menekan potensi polusi dan kerusakan lingkungan lainnya. Adanya komitmen Coldplay untuk melestarikan lingkungan dalam konsernya kali ini semakin menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap isu lingkungan dan jika ada kerusakan lingkungan yang terjadi pascakonser nanti, kemungkinan besar penyebabnya bukan berasal dari pihak Coldplay tetapi seperti yang sudah disebutkan di atas.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS