Salah Kaprah Kalau Pekerja Gajian Selamanya akan Enak

Hikmawan Firdaus | Budi Prathama
Salah Kaprah Kalau Pekerja Gajian Selamanya akan Enak
Ilustrasi pekerja gajian. (Pixabay/@Mohamed_hassan)

Bagi sebagian seseorang akan beranggapan kalau orang yang predikat sebagai pekerja gajian hidupnya bisa lebih baik, tiap bulan akan ada waktu tertentu menunggu uang masuk di rekening atau tempat penyimpanan kas. Sehingga mungkin nggak terlalu pusing jika ingin melunasi cicilan yang berdekatan dengan tanggal gajian itu.

Ya, memang sih sebagai pekerja gajian akan memiliki banyak sisi positif, perasaan bahagia bisa menggebu saat sampai pada tanggal gajian. Sebaliknya, di saat tanggal tua perasaan murung dan dilanda kekurangan bisa saja menghantui.

Sebagai salah satu orang yang merasakan pekerja gajian tentu ada banyak perasaan enak bisa saya rasakan, tetapi jangan juga dong justifikasi saya bahwa kehidupan saya akan lebih baik ketimbang mereka yang bukan pekerja gajian.

Justifikasi seperti, “hidupnya enak karena ada gaji yang tiap bulan dia tunggu, mau nyicil ini atau itu dia lebih gampang, nggak perlu terlalu pusing.”

Lontaran kata seperti ini seakan mendongkrak pikiran saya, seakan kalau orang yang hidupnya sebagai pekerja gajian lebih mudah ketika ingin membeli sesuatu. Sementara kalau orang yang penghasilannya nggak menentu berapa dan kapan, lebih susah kalau mau nyicil barang.

Tapi maksud saya gini, mereka yang penghasilannya nggak menentu itu bisa lebih besar dengan mereka yang pekerja gajian. Walaupun gaji bagi pekerja gajian itu sudah jelas nominalnya setiap bulan. Tetapi kalau mereka yang bukan pekerja gajian, tentu akan banyak juga jika dikalkulasikan penghasilan setiap harinya dalam jangka sebulan.

Ada banyak pekerjaan harian yang bisa mendapatkan penghasilan banyak, taruhlah misalnya penjual ataupun tukang jasa, penghasilannya itu nggak main-main lho. Bisa saja dalam sebulan justru lebih besar ketimbang mereka yang sebagai pekerja gajian. Tergantung sih apa jenis pekerjaan orang tersebut.

Untuk itu janganlah salah kaprah menilai orang yang pekerja gajian kalau mereka lebih mudah untuk membeli sesuatu, apalagi menjustifikasi kalau kehidupannya lebih baik ketimbang mereka yang pekerjaannya sebagai penjual. Jangan pula menganggap kalau kehidupan pekerja gajian akan lebih sejahtera ketimbang mereka yang penghasilannya nggak menentu setiap bulannya.

Memang nampak tercolok kalau pekerja gajian sudah jelas nominal yang akan diterima setiap bulannya, tetapi mereka yang bukan pekerja gajian bisa saja uang yang dihasilkan dalam jangka sebulan bisa lebih banyak jika dikalkulasikan.

Pekerja gajian nggak boleh dilihat hanya dari sisi ketika menerima gajian saja saat di tanggal muda, tetapi cobalah lihat juga bagaimana perasaan mereka saat di tanggal tua, bagaimana mereka bisa mencukupi kebutuhannya. Itulah mengapa saya mengatakan kalau pekerja gajian nggak selamanya akan baik ketimbang mereka yang penghasilannya nggak menentu setiap bulan. 

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak