Penganiayaan Guru di Demak, Bukti Kurangnya Komunikasi Kedua Belah Pihak

Ayu Nabila | Agus Siswanto
Penganiayaan Guru di Demak, Bukti Kurangnya Komunikasi Kedua Belah Pihak
Kasus penganiayaan seorang guru oleh siswanya di Demak tidak akan terjadi jika sudah ada komunikasi yang baik antar keduanya. (Facebook/humaspolresdemak)

Kabar miris datang dari Demak, Jawa Tengah. Seorang guru dianiaya muridnya di dalam ruang kelas. Akibat penganiayaan menggunakan senjata tajam tersebut, sang guru mengalami sejumlah luka dan harus dibawa ke rumah sakit.

Berdasarkan beberapa informasi, penganiayaan tersebut disebabkan rasa sakit hati siswa. Saat itu siswa dilarang mengikuti ulangan tengah semester akibat belum mengerjakan tugas. Saat sang siswa datang kembali untuk ikut tes, ditolak oleh guru.

Mendapat penolakan tersebut siswa bersangkutan pulang ke rumah dan mengambil senjata tajam. Sesampai di sekolah, tanpa basa-basi langsung menganiaya guru tersebut lalu melarikan diri. Hal ini seperti disampaikan Kasat Reskrim Polres Demak AKP Winardi dalam konperensi pers di Mapolres Demak (26/9/2023).

Akhirnya pihak kepolisian mampu menangkap siswa tersebut. Dia ditangkap di sebuah rumah kosong, sembunyi ketakutan setelah melakukan tindakan penganiayaan tersebut.

Di balik peristiwa miris tersebut, tercatat hal yang menari tentang siswa tersebut. Ternyata selain sekolah, siswa tersebut membantu orang tuanya berjualan nasi goreng saat malam hari. Sehingga kemungkinan besar waktu belajarnya tersita karena kegiatan ini.

Kondisi siswa semacam ini bukanlah satu-satunya. Diyakini masih banyak anak yang harus menjalani pekerjaan ganda. Selain sekolah, dia pun harus ikut banting tulang memenuhi kebutuhan hidupnya.

Akibat kondisi ini, tidak jarang anak dalam kondisi lelah dan mengantuk saat mengikuti pelajaran. Demikian pula dalam belajar di rumah dan menyelesaikan berbagai tugas sekolah, dapat dipastikan dia akan mengalami kesulitan.

BACA JUGA: Ada Motif Ekonomi di Balik Pemberitaan Timnas Indonesia oleh Media Vietnam

Hal-hal semacam inilah yang seharusnya dapat dikomunikasikan antara kedua belah pihak. Bisa saja sang anak menyampaikan pada gurunya tentang kegiatan di luar sekolah.

Atau mungkin guru sendiri mencari informasi kegiatan siswa di luar sekolah. Hal ini dilakukan saat terjadi hal yang dirasa menyimpang pada perilaku siswa. Melalui komunikasi yang dijalin dengan berbagai pihak, sang guru pasti akan menemukan informasi sebenarnya tentang siswa tersebut.

Setelah semua informasi terkumpul, saatnya guru dan siswa duduk Bersama membicarakan kondisi yang dialaminya. Bahkan jika mungkin, libatkan juga orang tua.

Jika hal ini mampu dilakukan dengan baik, kasus penganiayaan seorang siswa terhadap gurunya seperti di Demak dipastikan tidak akan terjadi. Sebab guru bersangkutan setelah mengetahui keadaan sebenarnya, maka dapat mengambil langkah yang dirasa perlu.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak