Surat untuk Presiden: Semoga Prabowo Pernah Belajar dengan Soe Hok Gie

Hayuning Ratri Hapsari | Muhammad Imam Rosyadi
Surat untuk Presiden: Semoga Prabowo Pernah Belajar dengan Soe Hok Gie
Ilustrasi orang sedang berdiskusi (pexels.com/@cottonbro)

Saya mengenal sosok tokoh Soe Hok Gie saat masih kuliah di semester pertama. Saat itu ada senior di organisasi yang memanggil dan mengajak bercengkrama. Dia menyodorkan kepada saya buku berjudul Catatan Seorang Demonstran, yang dari cover dan judulnya langsung membuat saya penasaran.

Dalam hati saya membatin “Apa spesialnya orang ini?”, kemudian senior saya menyebut kalau Soe Hok Gie adalah seorang aktivis dari kalangan mahasiswa yang namanya eksis hingga kini. Saat itu saya menduga jika Soe Hok Gie masih hidup, tapi ternyata sudah meninggal karena asap beracun di gunung yang dia hirup.

Dari informasi yang saya terima, ternyata Bapak Prabowo merupakan teman dari Soe Hok Gie sejak lama. Tentu sangat beruntung bisa dimentori langsung oleh aktivis kondang yang tidak hanya jago kandang.

Dari tulisan-tulisan Soe Hok Gie kita tahu bahwa dirinya adalah orang yang sangat kritis dengan pemerintah, peka dengan keadaan masyarakat kelas bawah, tidak seperti teman seperjuangannya yang hidupnya mewah.

Semoga Bapak Prabowo Subianto meniru Soe Hok Gie dalam jejak langkah, memperjuangkan hak-hak orang kelas bawah, serta bisa menyatukan perbedaan yang sedang terpecah belah.

Soe Hok Gie berkata di dalam bukunya “Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita”.

Maka dari itu, bagi saya Bapak Prabowo harus mengikuti kata-kata teman Bapak sebagai berikut:

1. Dapat mencintai. Semoga Anda bisa mencintai rakyat sebagaimana Anda mencintai orang-orang terdekat. Semoga bisa menghilangkan sekat-sekat, menumbuhkan ekonomi masyarakat, membangun lebih banyak fasilitas kesehatan sehingga masyarakat selalu sehat. Dengan itu semua, Anda akan menjadi pemimpin yang sukses dan bermartabat.

2. Dapat iba hati. Semoga Anda cepat tanggap mengatasi penderitaan orang-orang di republik ini. Langsung beraksi tanpa beralasan itu dan ini. Ingatlah, Pak, bahwa banyak orang yang kecewa dengan janji-janji pemimpin daerah hingga kini. Dengan adanya Anda di kekuasaan paling atas, semoga kemiskinan bisa terberantas, orang-orang tidak susah beli beras, tapi Anda harus melakukan itu semua dengan ikhlas dan bekerja keras.

3. Dapat merasakan kedukaan. Semoga Anda lembut hatinya, merangkul orang-orang yang keras perjuangan hidupnya, yang sedang berjuang mencari lapangan pekerjaan demi nasi tersaji di piringnya. Semoga tangan Anda terulur ke anak-anak yang terkendala biaya dalam pendidikan. Nasib dan pendidikan mereka harus diperhatikan. Semangat mencari ilmu di dalam diri mereka jangan sampai dipatahkan. Semoga Anda memperhatikan biaya segala sesuatu yang semakin mahal. Mulai dari BBM, kebutuhan pangan, pendidikan, yang membuat kepala ini digaruk-garuk bukan karena gatal. Duka yang dialamai sebagian rakyat Indonesia sudah berkepanjangan. Beberapa kepala daerah juga sepertinya tidak mengulurkan tangan. Semoga Anda bisa membuat negara ini lebih maju ke depan.

Menghadapi keinginan rakyat memang tidak pernah selesai, tapi jika dibiarkan maka masalah tidak akan pernah usai. Bapak Jokowi yang awalnya lawan, kini menjadi kawan yang anaknya kini menjadi Wakil Presiden bernama Gibran.

Tentu saja pertemanan mereka sangat manis, hingga bisa mengalahkan Bapak Ganjar hingga Bapak Anies. Sekarang tinggal bagaimana mau dimulai. Bapak Jokowi sudah menjabat sepuluh tahun tentu sudah lelah dan lunglai. Sudah meninggalkan warisan dalam banyak hal. Namun, mohon Pak Prabowo jangan membuat harga barang-barang menjadi lebih mahal.

Dengan segala bentuk doa dan harapan, semoga negara ini bisa maju menjauhi kegelapan. Senantiasa menjadi unggul, para petani giat mencangkul, serta harga beras sesuai keinginan petani di pengepul.

Anak-anak sekolah di bangunan yang layak, tidak ada lagi kelas yang terbuat dari anyaman bambu yang terkoyak. Semua bidang olahraga di Indonesia menjadi maju, tentu untuk hal-hal baik kita semua setuju.

Banyak yang ingin saya ungkapkan. Namun, hati saya berkata cukup tentang apa yang telah saya utarakan. Harapan besar saya sandarkan kepada Presiden yang baru, semoga pembangunan bisa merata ke segala penjuru. Terima kasih kepada Presiden yang akan purna, terima kasih selama sepuluh tahun ini mengukirkan banyak makna.

Salam kenal

Rakyatmu

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak