Jakarta, 24 Oktober 2024
Yang Mulia Bapak Joko Widodo, Presiden ketujuh Republik Indonesia dan Bapak Prabowo Subianto, Presiden ke-8 Indonesia terpilih untuk masa jabatan 2024—2029,
Sebagai warga negara yang peduli pada tanah air tercinta Republik Indonesia, saya merasa terpanggil untuk merefleksikan capaian selama satu dasawarsa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan menyuarakan harapan terbaik saya akan kinerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Kiranya pemerintahan yang baru dapat menyempurnakan apa yang dirasa masih kurang, dan mempertahankan apa yang sudah dinilai baik.
Tak dapat dimungkiri, selama satu dasawarsa terakhir ini, kita telah menyaksikan kemajuan yang sangat signifikan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Hal ini tampak dalam pembangunan infrastruktur yang masif, yang ditandai dengan pembuatan sejumlah jalan tol baru, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api. Kegiatan ini berdampak pada peningkatan konektivitas antarpulau dan peningkatan mobilitas masyarakat.
Bayangkan! Media nasional ada yang memberitakan bahwa selama satu dasawarsa terakhir, pemerintahan Presiden Joko Widodo telah berhasil membuat jalan tol sepanjang 2.200 kilometer—kira-kira 3 kali lipat panjang jalan tol yang sudah ada hingga tahun 2014. Capaian di bidang infrastruktur ini bukan saja mampu mengakselerasi pengadaan barang dan jasa, melainkan juga membuka peluang ekonomi baru di daerah yang semula jauh dari jangkauan. Pada gilirannya, keadilan dan pemerataan pembangunan bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Bukankah ini merupakan perwujudan cita-cita luhur para pendiri bangsa kita?
Di sisi lain, melansir berita dari Indonesia.go.id, Presiden Joko Widodo telah meluncurkan kebijakan yang mengatur harga BBM yang seragam di seluruh Nusantara sejak 2017, sehingga keadilan boleh makin dirasakan masyarakat, terutama yang bermukim di kawasan Indonesia bagian timur. Hal ini telah mewujudkan kesetaraan ekonomi di berbagai wilayah, dari Sabang sampai Merauke.
Sementara itu, ada berita yang menggembirakan di bidang pertambangan. Telah terjadi pengambilalihan saham Freeport yang merupakan sebuah prestasi tersendiri yang patut diapresiasi. Dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, saham Freeport yang semula dimiliki Indonesia hanya 51 %, meningkat menjadi 61 %.
Kini, Freeport bukan lagi milik Amerika, melainkan milik Indonesia. Peningkatan kepemilikan saham tersebut, diperkirakan akan membuat 70—80 % keuntungan Freeport—dalam bentuk royalti, PPh badan, PPh karyawan, dan bea eskpor—akan masuk ke kas negara. Memang sudah selayaknya, kekayaan bumi Indonesia itu dikuasai oleh bangsa Indonesia untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat Indonesia. Sang Pencipta telah mengaruniakan begitu banyak bahan tambang dan mineral di bumi Indonesia, sudah selayaknya kita melaksanakan amanah pengelolaan yang diberikan kepada kita secara bertanggung jawab, sesuai dengan apa yang termaktub dalam UUD 1945 pasal 33.
Di samping itu, Presiden Joko Widodo juga dikenal dengan kebijakannya di bidang layanan pendidikan dan kesehatan. Melalui pemerintahannya, kita mengenal Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat serta program redistribusi lahan untuk petani. Program-program ini sangat dirasakan manfaatnya, terutama oleh masyarakat kelas bawah.
Mengingat adanya faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, saya sangat berharap bahwa Presiden Prabowo Subianto dapat melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan Bapak Joko Widodo dengan baik.
Bahwa masih terdapat kekurangan di sana-sini, itu hal yang manusiawi. Di samping itu, pemerintahan yang baru perlu meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya alam serta menggalakkan upaya pelestarian lingkungan.
Presiden Prabowo Subianto telah mengatakan tentang adanya kebocoran anggaran, penyimpangan, dan kolusi. Hal ini perlu segera ditanggulangi demi kelancaran pembiayaan pembangunan.
Menurut hemat saya, salah satu cara penanggulangan korupsi yang efektif adalah lewat pengesahan undang-undang perampasan aset. Dalam hal ini, hukum harus dipraktikkan secara berkeadilan, tidak pandang bulu; pedang Dewi Keadilan tidak tajam ke atas dan tumpul ke bawah. Kita perlu mengingat sejarah, bahwa Nusantara pernah memiliki Putri Shima—dari Kerajaan Kalingga—yang tegas dan adil, masakan kita tidak mengikuti suri teladannya?
Saya sungguh berharap bahwa pembuatan undang-undang perampasan aset ini dapat diselesaikan dan diterapkan secepatnya dalam pemerintahan Bapak Prabowo Subianto. Korupsi telah melemahkan dan menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa. Kemajuan ekonomi menjadi tersendat, bahkan mengalami kemunduran, dan rakyat ikut dimiskinkan.
Selaku pendidik, saya juga menggarisbawahi tentang kualitas pendidikan di Indonesia yang sangat mengkhawatirkan. Terdapat siswa SMA yang tidak mengerti kepanjangan MPR. Ada juga yang tidak mampu menjawab hasil perkalian 15 dikalikan 10. Hal ini sungguh merupakan keadaan yang sangat memprihatinkan!
Namun saya sangat berbesar hati ketika mendengar seruan Bapak Presiden Prabowo Subianto kepada Mendikdasmen yang baru, Abdul Mu’ti, untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika pada siswa sekolah dasar dan menengah. Sebuah harapan baru muncul. Di samping itu, tentu saja, diperlukan juga peningkatan kualitas pendidikan di bidang humaniora. Guru-guru perlu memperoleh pembekalan yang sangat berbobot.
Menurut hemat saya, Presiden Prabowo Subianto perlu merevisi dan mengganti Kurikulum Merdeka yang banyak membebani guru dengan tugas-tugas administrasi dan membuat siswa malas belajar. Bagaimana mungkin, guru dapat menyiapkan bahan dan metode ajar yang baik jika dibebani dengan begitu banyak tugas administrasi? Selain itu, Kurikulum Merdeka cenderung membuat hal yang sederhana menjadi begitu panjang dan rumit. Bukankah kita seharusnya menyederhanakan hal yang rumit?
Saya juga berharap bahwa UN (Ujian Nasional) dapat diterapkan kembali, sehingga peserta didik bisa memiliki semangat untuk belajar, tidak sekadar berpuas diri dengan nilai hadiah yang disesuaikan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Saya berpendapat, bahwa penggantian kurikulum merupakan masalah yang sangat krusial, karena hal ini menyangkut hari depan sebuah bangsa. Bukankah pendidikan yang baik itu membuat sebuah bangsa mengalami kemajuan dalam peradaban? Apalagi kita sekarang berada di zaman digital dan global. Kompetensi bangsa kita sangat memberikan dampak pada persaingan di dunia global. Pendidikan lewat kurikulum yang sesuai, akan menghantar bangsa Indonesia mencapai cita-cita Indonesia Emas 2045 dan pembangunan yang berkelanjutan.
Akhir kata, izinkanlah saya menaikkan doa dan harapan yang tulus: kiranya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto benar-benar bertanggung jawab dalam mengemban amanah untuk menyejahterakan rakyat Indonesia. Kiranya Tuhan berkenan untuk memberikan kekuatan dan perbekalan yang diperlukan guna mengelola negara secara adil dan bijaksana. Amin.
Salam hormat dan cinta,
Budianto Sutrisno