Penyimpangan di Masa Kampanye: Fakta yang Tidak Bisa Dibantah

Hayuning Ratri Hapsari | Dony Marsudi
Penyimpangan di Masa Kampanye: Fakta yang Tidak Bisa Dibantah
Ilustrasi kampanye (Freepik/freepik)

Pernahkah kamu merasa risih dengan segala macam drama yang muncul selama masa kampanye? Sering kali, kampanye yang dimaksudkan untuk membawa hal positif malah dipenuhi dengan penyimpangan yang sulit dibantah.

Kita semua tahu bahwa politik itu keras dan penuh warna, tapi terkadang, cara-cara yang digunakan untuk meraih kemenangan tidak selalu transparan dan adil.

Janji Manis yang Tak Terwujud

Salah satu bentuk penyimpangan dalam kampanye adalah beri janji manis tapi tak ditepati. Semua calon pemimpin berlomba-lomba menyampaikan janji-janji besar yang katanya bakal mengubah nasib rakyat.

Tapi, setelah mereka terpilih, apa yang terjadi? Banyak janji yang terlupakan, bahkan tak pernah terealisasi. Ini adalah bentuk penyimpangan yang sering terjadi dalam dunia politik.

Kalau sudah terpilih, para politisi ini justru lebih fokus pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Tentu saja, hal ini membuat banyak orang kecewa, merasa tertipu, dan akhirnya kehilangan kepercayaan pada sistem politik.

Uang dan Politik: Bukan Rahasia Lagi

Praktik politik uang masih sering terjadi, meski itu sudah jelas melanggar aturan. Dari bagi-bagi uang hingga pemberian sembako, semua dilakukan untuk mendapatkan dukungan di masa kampanye.

Penyimpangan ini tentu bukan hal yang baru bagi kita, karena meskipun sudah ada aturan yang melarangnya, nyatanya praktik semacam ini terus berlangsung. Banyak kandidat yang rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar demi memenangkan hati pemilih.

Hal ini menunjukkan betapa kotor dan curangnya sistem politik kita, yang mengandalkan uang untuk mempengaruhi pilihan masyarakat, bukannya program kerja yang jelas dan tepat sasaran.

Penyebaran Hoaks: Bikin Kampanye Jadi Kotor

Di era digital seperti sekarang, kegiatan kampanye nggak cuma berlangsung di jalanan atau di depan panggung debat, tapi juga di dunia maya. Nah, di sinilah penyimpangan paling parah sering terjadi.

Penyebaran hoaks atau informasi palsu yang mengarah pada pencemaran nama baik lawan politik menjadi salah satu cara yang digunakan untuk meraih suara.

Kadang, ada-ada saja calon yang merasa bahwa dengan menyebar fitnah atau berita bohong tentang lawannya, mereka bisa mendapatkan simpati dari pemilih. Padahal, tindakan ini jelas melanggar etika politik dan hukum yang berlaku.

Politik Identitas: Menebar Kebencian demi Keuntungan

Masih banyak kita temui, kampanye yang mengandalkan politik identitas untuk meraih simpati. Menggunakan isu SARA sebagai alat untuk memecah belah masyarakat demi mendapatkan dukungan politik adalah salah satu bentuk penyimpangan yang paling memprihatinkan.

Padahal, politik seharusnya mengutamakan persatuan dan kesatuan, bukan malah menebar kebencian antar kelompok. Sayangnya, masih ada beberapa oknum yang memilih jalan pintas dengan memanfaatkan perbedaan untuk meraih kekuasaan.

Penyimpangan dalam masa kampanye politik bukanlah hal yang baru. Meski kita tidak bisa menghindari kenyataan ini, kita bisa memilih untuk lebih kritis dan cerdas dalam menyaring informasi yang ada.

Jangan sampai kita hanya menjadi penonton dalam permainan politik ini, tapi jadilah pemilih yang bijak yang tidak mudah terjebak dalam penyimpangan yang ada. Karena, pada akhirnya, kita semua yang akan merasakan dampaknya.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak