Ki Hadjar Dewantara, sebagai tokoh pendidikan dan pejuang kemerdekaan, memiliki pandangan yang mendalam mengenai peran pendidikan dalam pembangunan bangsa.
Sebagai pendiri Taman Siswa, beliau tidak hanya melihat pendidikan sebagai alat untuk mencerdaskan bangsa, tetapi juga sebagai sarana untuk membentuk karakter yang sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan.
Dalam konteks Indonesia saat ini, pendidikan yang ada masih mengalami banyak tantangan dan kontroversi, yang membuat refleksi terhadap perjuangan Ki Hadjar Dewantara menjadi semakin relevan.
Terlebih lagi, dalam era yang serba cepat ini, sistem pendidikan Indonesia menghadapi isu-isu serius yang memengaruhi kualitas dan pemerataan pendidikan di seluruh pelosok tanah air.
Salah satu isu yang paling kontroversial adalah ketimpangan kualitas pendidikan antara daerah urban dan daerah terpencil.
Meskipun pemerintah telah berusaha untuk memperbaiki kesenjangan ini melalui program-program seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pendidikan, kenyataan di lapangan masih menunjukkan bahwa daerah-daerah terpencil sering kali kekurangan fasilitas pendidikan yang memadai.
Dalam pandangan Ki Hadjar Dewantara, pendidikan adalah hak setiap anak bangsa tanpa memandang asal-usul atau status sosial (Harini dkk, 2023).
Beliau memperjuangkan pendidikan yang bersifat inklusif, yang memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh rakyat Indonesia untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang bermanfaat.
Oleh karena itu, ketimpangan yang terjadi saat ini merupakan tantangan besar yang harus diselesaikan dengan mengacu pada prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Selain ketimpangan infrastruktur pendidikan, kontroversi lainnya adalah soal kurikulum pendidikan yang sering kali berubah-ubah.
Setiap pergantian menteri pendidikan sering kali disertai dengan perubahan kurikulum yang cukup signifikan, sehingga membingungkan para pendidik dan peserta didik.
Salah satu contoh yang paling mencolok adalah kebijakan penerapan kurikulum 2013 yang kemudian diubah menjadi kurikulum merdeka.
Meskipun perubahan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kenyataannya banyak pihak yang merasa bahwa perubahan tersebut tidak dilakukan dengan persiapan yang matang.
Ki Hadjar Dewantara, dalam perjuangannya, selalu menekankan pentingnya pendidikan yang berbasis pada kebutuhan bangsa dan rakyatnya.
Ia percaya bahwa pendidikan tidak hanya tentang kurikulum yang rumit dan terkesan akademis, tetapi juga tentang pembentukan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa.
Oleh karena itu, perubahan kurikulum yang terlalu cepat dan tidak terkoordinasi dengan baik dapat merugikan proses pendidikan itu sendiri.
Kontroversi lain yang juga mempengaruhi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah biaya pendidikan. Meskipun pendidikan dasar sudah gratis, biaya pendidikan tinggi masih menjadi beban berat bagi banyak keluarga di Indonesia.
Hal ini mengarah pada ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan tinggi, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah.
Ki Hadjar Dewantara selalu berpendapat bahwa pendidikan harus dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang status ekonomi. Beliau menginginkan sistem pendidikan yang dapat menciptakan kesetaraan dan tidak membedakan antara anak-anak dari keluarga kaya dan miskin.
Oleh karena itu, kebijakan yang tidak memperhatikan aspek pemerataan dalam biaya pendidikan bertentangan dengan semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara yang ingin membangun bangsa melalui pendidikan yang merata.
Selain masalah biaya dan kurikulum, kualitas pengajaran juga menjadi sorotan dalam dunia pendidikan Indonesia. Meskipun ada banyak guru yang berdedikasi tinggi, namun kualitas pengajaran yang tidak merata dan kurangnya pelatihan yang efektif bagi guru di berbagai daerah masih menjadi masalah.
Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya kualitas pendidik sebagai pilar utama dalam membangun sistem pendidikan yang kuat. Dalam pandangannya, seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga berfungsi sebagai pembimbing dan motivator yang dapat membentuk karakter bangsa.
Oleh karena itu, untuk memperbaiki kualitas pendidikan, perhatian yang lebih besar harus diberikan pada peningkatan kualitas pengajaran dan kesejahteraan para guru.
Pentingnya pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman juga sangat ditekankan oleh Ki Hadjar Dewantara. Ia memahami bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan untuk menciptakan generasi yang cerdas, tetapi juga generasi yang siap menghadapi tantangan sosial, ekonomi, dan politik.
Namun, saat ini, pendidikan di Indonesia sering kali dianggap terputus dari kebutuhan dunia kerja. Banyak lulusan perguruan tinggi yang kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidang keahlian mereka, sementara industri memerlukan keterampilan yang tidak selalu diajarkan di sekolah.
Dalam konteks ini, Ki Hadjar Dewantara mengajarkan pentingnya pendidikan yang berorientasi pada pengembangan keterampilan praktis yang dapat langsung diaplikasikan dalam kehidupan nyata.
Pendidikan yang hanya berfokus pada teori dan kurang memperhatikan aspek praktis akan semakin jauh dari tujuan utama pendidikan itu sendiri.
Melihat kontroversi yang ada dalam dunia pendidikan Indonesia saat ini, perjuangan Ki Hadjar Dewantara tetap relevan untuk diangkat kembali. Sistem pendidikan yang inklusif, pemerataan akses pendidikan, serta peningkatan kualitas pengajaran adalah hal-hal yang sangat penting untuk diperjuangkan.
Ki Hadjar Dewantara mengajarkan kita bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara, dan pendidikan harus dapat menciptakan masyarakat yang cerdas, bermoral, dan memiliki kesadaran politik yang tinggi.
Oleh karena itu, penting untuk terus memperbaiki sistem pendidikan Indonesia dengan menerapkan prinsip-prinsip yang sudah diajarkan oleh beliau, yaitu pendidikan yang merata, relevan, dan mengutamakan pengembangan karakter bangsa.
Refleksi terhadap perjuangan Ki Hadjar Dewantara memberikan kita pelajaran berharga dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan Indonesia saat ini.
Pendidikan yang berkualitas dan merata, yang berbasis pada nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan, adalah kunci untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas, berdaya saing, dan mampu berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Dalam konteks politik dan pendidikan Indonesia yang sedang menghadapi berbagai masalah, semangat perjuangan Ki Hadjar Dewantara perlu dijadikan landasan dalam membangun sistem pendidikan yang lebih baik dan lebih adil bagi semua rakyat Indonesia.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS