Sejak transisi kepemimpinan dari Jokowi ke Presiden Prabowo, pemerintah dihadapkan pada ekspektasi publik yang cukup tinggi terhadap pemerintahan ini. Publik menyoroti kinerja kementerian pada kabinet Prabowo-Gibran selama 100 hari kerja. Salah satu kementerian yang cukup mendapatkan perhatian cukup besar adalah Kemendikdasmen.
Kemendikdasmen diuji dari sisi kebijakan apakah akan meneruskan kebijakan lama atau membuat kebijakan baru berkaitan dengan dunia pendidikan. Kurikulum merdeka setelah mendapatkan masukan dari masyarakat, akan dikaji dan dievaluasi.
Kemendikdasmen mengumumkan belum mengganti kurikulum baru. Pemerintah hendak mengubah pendekatan pembelajaran melalui pendekatan Deep Learning.
Kebijakan ini ditempuh melalui pertimbangan yang pokok yakni trend pembelajaran yang semakin berubah salah satunya perubahan peserta didik kita yang sudah akrab dengan dunia digital.
Di sisi lain, Deep learning ditempuh sebagai strategi pembelajaran yang menyenangkan untuk menghadapi anak-anak yang akrab dengan pembelajaran yang instan, praktis, dan rapuh.
Skor PISA kita di tahun 2022 menunjukkan belum adanya peningkatan signifikan atas prestasi kita di level Asia Tenggara maupun dunia. Meski peringkat kita naik, tetapi skor kita menurun.
Data ini menjadi pijakan penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang mengena bagi masa depan anak-anak kita sekaligus pembelajaran yang mendalam yang memungkinkan anak-anak kita mendapatkan skill yang mumpuni untuk menghadapi masa depan.
Kompleks
Pendidikan kita memang masih memiliki kesenjangan antara pendidikan di kota dan di desa. Kesenjangan kualitas ini disebabkan oleh banyak faktor.
Korupsi pendidikan yang masih menjadi masalah bagi para pejabat dan pemangku kepentingan di tingkat pemerintahan daerah. Belum tercapainya realisasi pembangunan sarana dan prasarana sekolah. Selain itu, kesejahteraan guru dan pendidik kita yang belum sepenuhnya bisa dicukupi oleh negara.
Di tengah problem pendidikan yang kompleks, kita dihadapkan tantangan global saat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyapa kehidupan kita hari-hari ini dengan hadirnya AI misalnya.
Tingkat literasi anak-anak kita juga cukup memprihatinkan di tengah arus serbuan dunia digital yang saat ini akrab di tangan anak-anak kita.
Ada fenomena yang menyedihkan di sudut Bali, Buleleng. Mereka aktif bermedia sosial, tetapi mereka anak-anak kita belum lancar membaca padahal mereka sudah bersekolah di tingkat SMP. Kejadian ini hanya satu dari potret ketimpangan antara tingkat literasi yang masih rendah dengan gagapnya kita menghadapi dunia digital.
Partisipatif
Ada citra yang hendak dihapus dari Kemendikdasmen saat ini. Pemerintah tidak ingin dianggap sebagai penentu kebijakan pendidikan dari satu sisi semata tanpa pelibatan dari rakyat.
Melalui kepemimpinan Abdul Mu’ti, Kemendikdasmen dalam program di awal kerja, terus bersilaturahim kepada semua elemen bangsa meminta masukan dan mendengarkan saran dari semua pihak bagaimana pendidikan kita ke depan akan dijalankan.
Itulah mengapa Hardiknas kali ini, pemerintah mengangkat tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Untuk Semua”. Pemerintah memang tidak mau menghabiskan waktu yang berjalan dengan program yang tidak tepat sasaran.
Prabowo dalam peringatan Hardiknas 2 Mei 2025 meluncurkan program untuk mengatasi masalah-masalah pendidikan. 4 Program Hasil Terbaik Cepat Prabowo Gibran di bidang pendidikan di antaranya; pertama adalah program revitalisasi pendidikan di Indonesia.
Program revitalisasi sekolah ini anggarannya mencapai Rp16,9 triliun. Ada sekitar 11.440 sekolah yang menjadi target program ini.
Kedua digitalisasi pendidikan. Targetnya di tahun ini, ada sekitar 15.000 satuan pendidikan. Ketiga adalah bantuan tunai bagi guru honorer sebanyak Rp300.000 per bulan. Terakhir, Prabowo berencana untuk memberikan bantuan dana pendidikan kepada guru-guru yang belum menamatkan pendidikan sarjana atau diploma 4.
Kita berharap dengan adanya program ini, kita bisa mengejar ketertinggalan kualitas pendidikan kita. Sarana dan prasarana memadai tentu akan menopang tercapainya kualitas pendidikan kita.
Pemerintah juga berusaha untuk memenuhi kesejahteraan guru honorer. Bantuan ini tentu akan bermakna bagi perjuangan guru honorer yang selama puluhan tahun belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah.
Kita juga berharap dengan hadirnya pemerintahan Prabowo-Gibran akan ada payung kebijakan yang memungkinkan guru honorer mendapatkan kepastian jenjang karier, pemenuhan kesejahteraan dan juga peningkatan SDM untuk pendidikan yang lebih baik lagi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS