Sebungkus Nasi Padang: Obat Penawar Rindu dari sang Ibu

Hayuning Ratri Hapsari | Rizky Pratama Riyanto
Sebungkus Nasi Padang: Obat Penawar Rindu dari sang Ibu
Ilustrasi Masakan Padang (Suara.com/Alfian Winanto)

Saat gejala awal seperti batuk, pilek, dan demam mulai terasa, di situlah ibu menunjukkan perhatiannya. Sepulang dari kantor, beliau membawakan sebungkus nasi padang untukku. Aku menyantapnya dengan lahap hingga keringat bercucuran, lalu mengusapnya dengan tisu.

Ajaibnya, tubuh yang tadinya lesu dan terasa tidak enak, perlahan kembali bertenaga. Seolah nasi padang yang beliau bawa menjadi semacam obat yang tidak tersedia di apotek atau klinik mana pun.

Banyak orang mungkin menganggapnya aneh, bagaimana makanan bisa begitu berdampak pada kondisi tubuh. Tapi bukan soal nasi padangnya, melainkan perhatian tulus ibu yang hadir begitu cepat saat anaknya terlihat mulai sakit. Rasa hangat itulah yang menjadi obat sejati, jauh melebihi rasa dari sambal atau rendang dalam bungkus nasi padang itu sendiri.

Meski bukan termasuk obat-obatan medis, makanan seperti nasi padang tentu mengandung energi dan zat gizi yang bisa membantu sistem imun bekerja lebih optimal.

Saat tubuh terasa lemah, makanan bergizi dalam porsi cukup besar bisa menjadi penyelamat yang mencegah kondisi semakin memburuk. Apalagi jika sudah muncul tanda-tanda penyakit ringan, jika dibiarkan bisa jadi semakin parah.

Biasanya ibu tidak hanya membelikan nasi padang biasa, tapi juga membawakannya lengkap dengan berbagai lauk seperti rendang, ayam bakar, telur dadar, atau sambal hijau yang melimpah. Kadang-kadang, penjualnya pun memberi bonus telur dadar atau tambahan kuah gulai yang membuat makan semakin nikmat.

Aku sering bercanda dengan ibu, memintanya tak terlalu sering membeli nasi padang. Kandungan kalorinya tinggi, bahkan bisa mencapai 600-an kalori per bungkus. Takutnya berat badan naik, pikirku.

Tetapi tentu saja, nasi padang yang dibeli oleh ibu terasa berbeda. Ada rasa kasih sayang yang membuat makanan itu bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga menyembuhkan baik fisik maupun hati.

Kini, setiap kali merasa mulai tidak enak badan, aku langsung teringat nasi padang ibu. Bahkan saat aku belum bilang apa-apa, beliau sudah pulang membawa satu bungkus di tangannya.

Meski kadang aku membatasi konsumsinya demi kesehatan, nasi padang tetap jadi makanan favorit yang sarat makna. Rasanya terlalu spesial untuk ditolak, karena yang datang bersamanya adalah perhatian dari sosok yang paling mengerti aku.

Tak semua orang seberuntung aku yang masih bisa merasakan kasih sayang seorang ibu secara langsung. Maka dari itu, aku ingin menjaga diri sebaik mungkin agar beliau tak perlu cemas. Meski hanya sebungkus nasi padang, aku bisa merasakan cinta yang besar, tulus, dan tak pernah putus dari seorang ibu.

"Makan dulu, biar cepat sembuh," begitu katanya. Kalimat sederhana itu selalu menghangatkan hati.

Kini, setiap kali melihat nasi padang, aku tak hanya mengingat rasa pedasnya, tapi juga wajah Ibu yang pulang kerja dalam lelahnya, namun tetap menyempatkan membelikan makanan untukku. Nasi padang mungkin hanya makanan, tapi bagi hatiku, itu adalah wujud nyata cinta yang menyembuhkan lebih dari apa pun.

Suatu hari nanti, ketika aku sudah dewasa dan mungkin tidak tinggal serumah lagi dengan Ibu, aku ingin tetap mengingat momen ini. Momen di mana cinta bisa hadir dalam bentuk makanan sederhana yang dikemas dengan plastik bening dan dibungkus kertas cokelat.

Karena bagiku, nasi padang dari ibu bukan hanya makanan, tapi bukti nyata bahwa cinta bisa terasa dari dirinya dan tak akan pernah habis, selama masih ada kenangan tentangnya.

Dan makin aku tumbuh, aku sadar bahwa bentuk cinta itu tidak selalu datang dalam wujud besar dan mewah. Kadang, cinta hadir dalam hal yang sederhana, seperti sebungkus nasi padang di akhir hari yang melelahkan. Dalam lelahnya bekerja seharian, ibu pun masih menyisihkan tenaga untuk membeli makanan, padahal mungkin dirinya sendiri belum makan. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak