Pernah nggak sih kamu merasa capek banget setelah scrolling media sosial dalam waktu yang lama? Niatnya cuma kepengin nyari hiburan dengan menyaksikan konten receh selama 5 menit, tapi ujung-ujungnya kebablasan hingga satu jam. Bukannya terhibur, setelahnya malah justru merasa hampa dan pikiran terasa ruwet dengan informasi yang nggak penting-penting amat.
Fenomena di atas kerap dikenal dengan brain rot. Menurut Urban Dictionary, brain rot adalah sebuah kondisi terjadinya penurunan kognitif dan emosional sebagai imbas dari melemahnya fungsi otak akibat kebanyakan mengonsumsi konten digital yang dangkal.
Ini nih yang bikin seseorang sering merasa overload ketika terlalu lama menghabiskan waktu buat nonton Youtube Short, scrolling TikTok, atau konten hiburan lain. Memang awalnya terasa candu, tapi lama-lama bikin lelah mental.
Keluar dari Brainrot itu Berat karena Kita Digempur oleh Algoritma Medsos yang Bikin Nagih
Saya pribadi sering merasa demikian. Meskipun sudah tahu bahwa melakukan domscrolling untuk konten instan itu tidak baik untuk kesehatan mental dan perkembangan otak, tapi untuk membatasi diri dari hal tersebut cukup berat.
Apalagi ketika kita sudah digempur dengan banyaknya distraksi dan notifikasi yang rasanya berebut meminta perhatian. Belum lagi algoritma media sosial yang semakin canggih dalam mengukur ketertarikan dan minat kita tentang suatu topik. Lantas, bagaimana cara agar lebih mudah mengalihkan perhatian lewat baca buku?
Untuk Membuatnya Mudah, Beralih dengan Membaca Buku Digital
Untuk mengatasinya, saya mencoba untuk mengalihkannya dengan baca buku. Meskipun ini juga bukan sebuah kebiasaan yang mudah dipraktekkan. Mengalihkan fokus dari medsos saja sudah demikian sulit, apalagi harus menggantikannya dengan kebiasaan membaca buku yang sekilas tidak menarik.
Bagaimana mungkin kita bisa dengan mudah mengganti kebiasaan yang menyenangkan menuju kebiasaan yang sedikit membosankan walaupun kita tahu hal itu lebih bermanfaat? Sementara otak selalu meminta asupan dopamin dari konten receh tersebut.
Lantas, saya teringat dari uraian yang pernah dijelaskan oleh James Clear dalam buku Atomic Habit. Bahwa untuk membuat sebuah kebiasaan baru, kita harus menjadikannya mudah. Yakni dengan memperkecil usaha yang kita lakukan untuk mengeksekusinya.
Terkait masalah beralih dari layar gadget ke buku fisik, sebelum mager duluan, maka saya memutuskan untuk membaca buku digital. Hanya cukup dengan menggulir layar dari ikon media sosial menuju folder buku, aplikasi perpustakaan, atau platform baca digital.
Mulai dari Bacaan Ringan atau Pilih Genre Buku Favorit
Ketika sudah mulai mengalihkan pikiran dari media sosial ke aplikasi baca buku, sekarang tinggal memilih jenis bacaan yang paling mudah atau genre buku favorit. Ini tuh hal yang penting banget. Nggak sedikit orang yang mengeluh bosan membaca buku karena sebenarnya belum menemukan buku yang benar-benar cocok untuk kebutuhannya.
Kalau dipikir-pikir, ketika kita membuka media sosial, aktivitas yang ada di dalamnya sebenarnya tidak jauh-jauh dari membaca. Bedanya, adanya algoritma media sosial menawarkan bacaan yang menarik atensi kita. Apa yang sesuai dengan kecenderungan, minat, dan topik yang kita sukai dibahas dengan berbagai sudut pandang yang sulit membuat kita berpaling.
Bayangkan kalau kita berhasil menemukan satu judul buku yang seperti itu. Bisa memulai dari baca komik, novel dengan cerita-cerita yang banyak plot-twist, atau sesederhana buku ilustrasi dengan desain yang eyecathing bisa jadi pilihan bacaan. Jadi nggak melulu harus memilih buku dengan pembahasan yang serius. Yang terpenting adalah bagaimana menemukan buku yang kita butuhkan.
Tetapkan Batasan untuk Fokus Membaca Minimal 5 Menit tanpa Distraksi
Setelah menemukan buku yang cocok, waktunya untuk fokus membaca. Tidak perlu berlama-lama. Bahkan jika hanya punya waktu 5 menit buat fokus tanpa distraksi itu udah lumayan. Jika ternyata waktu yang dihabiskan selama 5 menit untuk membaca buku yang menarik itu terasa kurang, durasinya bisa ditambah.
Jika target baca selama beberapa menit sudah tuntas, baru deh boleh mengizinkan diri sendiri untuk mengakses media sosial. Itupun biasanya niat tersebut sudah hilang dengan sendirinya karena keasyikan baca buku.
Selain berhasil mengatasi brainrot, beralih dari scrolling media sosial ke baca buku digital ternyata berdampak baik pada kesehatan mental. Pikiran lebih tenang dan fokus, menjadi lebih terhubung dengan diri sendiri, serta otak lebih terasah dengan beragam bacaan dari buku yang bisa diselesaikan.
Namun, proses tersebut tentu tidak mudah dan butuh upaya serta konsistensi yang besar. Tapi tidak ada salahnya untuk dibiasakan. Nah, bagi Sobat Yoursay yang juga ingin berusaha melakukan detoks media sosial dan mengurangi brain rot, beralih dengan membaca buku digital bisa menjadi salah satu solusi yang bisa dicoba!
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS