Belakangan, kasus perselingkuhan yang melibatkan artis kembali jadi tontonan publik. Setiap kali muncul berita baru, media sosial langsung heboh, termasuk dugaan perselingkuhan Inara Rusli yang sedang jadi konsumsi publik.
Banyak potongan video viral dan memicu opini publik yang bermunculan tanpa henti. Fenomena ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara dunia hiburan, privasi selebritas, dan rasa penasaran masyarakat Indonesia yang begitu besar terhadap urusan personal publik figur.
Namun, mengapa isu selingkuh hingga poligami selebritas bisa begitu masif? Mengapa masyarakat seolah tak pernah bosan membahasnya? Dan apa dampak dari fenomena ini bagi publik maupun para artis itu sendiri?
Popularitas Artis: Ketika Privasi Menjadi “Milik Publik”
Para selebritas bekerja di industri hiburan yang identik dengan exposure. Mereka menciptakan citra, membangun persona, dan hadir di berbagai platform yang membuat hidup mereka terasa “dekat” dengan masyarakat.
Akhirnya, batas antara kehidupan profesional dan pribadi pun menjadi kabur. Terlebih saat terseret kabar dugaan perselingkuhan, publik merasa seolah mereka berhak tahu seluruh detailnya, mulai dari siapa pihak ketiga, kapan hubungan itu terjadi, hingga bagaimana reaksi pasangan sah.
Keingintahuan publik ini membuat kasus perselingkuhan artis bukan sekadar berita, tapi drama real life yang “menghibur” sekaligus memancing emosi.
Andil Media Sosial yang Membesar-besarkan Narasi
Dulu, isu perselingkuhan artis hanya muncul di tabloid atau infotainment televisi. Sekarang, media sosial membuat semuanya berjalan lebih cepat dan lebih besar. Dalam hitungan menit, rumor bisa menyebar ke seluruh penjuru internet.
Isu perselingkuhan pun makin viral lewat potongan video yang beredar dan dibuat dramatis lengkap dengan kronologi, rekam jejak, hingga perdebatan antar netizen yang ikut memanaskan suasana.
Algoritma media sosial juga “menyenangkan” kita dengan menampilkan konten yang sedang naik daun. Akhirnya, mau tak mau publik terus terpapar drama perselingkuhan meski tidak sengaja mencarinya.
Masyarakat Indonesia Gemar Narasi Rumah Tangga
Secara budaya, masyarakat Indonesia punya ketertarikan besar pada urusan rumah tangga dan moralitas. Cerita tentang pernikahan, perceraian, dan perselingkuhan memiliki daya tarik tersendiri, terutama ketika pelakunya adalah figur publik.
Karena itu, drama perselingkuhan artis sering dianggap sebagai bahan gosip yang menghibur, pelajaran tentang hubungan toksik, hingga ajang penghakiman moral. Bahkan komentar netizen bisa sangat pedas seakan berhak jadi juri moral dalam kehidupan selebritas.
Tekanan Publik pada Kasus Perselingkuhan
Setiap kali kasus perselingkuhan publik terungkap, siklusnya selalu sama di mana pelaku dihujat habis-habisan dan pasangan sah mendapat simpati besar.
Pengkhianatan adalah isu sensitif yang membuat citra ideal publik figur tercoreng. Meski cancel culture nggak selalu terjadi di Indonesia, tapi kebanyakan pelaku artis akan kena sanksi sosial hingg kehilangan endorsement.
Di sisi lain, solidaritas dan empati tinggi dari netizen akan membuat pasangan sah yang merupakan korban mendapatkan dukungan besar dan menjadi pembicaraan hangat.
Dalam kasus perselingkuhan selebgram Julia Prastini alias Jule, sang suami, Daehoon, yang jadi korban mendapat perhatian dan empati yang besar. Hal serupa juga didapat Wardatina Mawa, istri sah Insanul Fahmi yang diduga berselingkuh dengan Inara Rusli tapi kemudia mengaku sudah mebikah siri.
Haruskah Kita Menyalahkan Artis? Tidak Sesederhana Itu
Benar, publik figur punya tanggung jawab moral. Namun, membesarkan drama pribadi mereka juga bukan solusi. Ada garis tipis antara konsumsi informasi dan perundungan digital meski perilaku tersebut tidak dibenarkan.
Idealnya, kasus pribadi tetap harus diselesaikan di ranah privat dan publik tidak ikut menghakimi secara berlebihan serta media fokus pada edukasi, bukan sensasi. Sayangnya, selama masih ada demand, konten seperti ini akan terus diproduksi.
Drama Perselingkuhan Artis dan Cermin dari Dinamika Publik
Fenomena artis dan kasus perselingkuhan tidak hanya soal moral, tetapi juga tentang budaya selebritas, cara kerja media sosial, keinginan publik akan drama, dan standar ideal keluarga yang dibangun masyarakat.
Pada akhirnya, kasus perselingkuhan selebritas hanya mencerminkan sifat dasar manusia tentang rasa ingin tahu, empati, sekaligus kecenderungan menilai hidup orang lain.
Namun penting untuk diingat, hubungan rumah tangga adalah ranah personal, dan konsumsi publik atas drama semacam itu seharusnya tidak berlebihan. Lebih baik menjadikan semua isu ini sebagai bahan refleksi, bukan sekadar hiburan.