Jangan Takut Teror, Ayo Kita Lawan!

Fabiola Febrinastri | Fabiola Febrinastri
Jangan Takut Teror, Ayo Kita Lawan!
Ilustrasi perbedaan. (Shutterstock)

Setelah peristiwa penyerangan dan penyanderaan  petugas oleh terpidana teroris di  Rutan cabang Salemba Mako Brimob, kita dikagetkan lagi berita bom bunuh diri di 3 gereja di kota Surabaya, Jawa Timur.

Kita pasti kaget dan marah, kenapa selalu saja ada teror di Bumi tercinta ini.

Tujuan teror adalah membuat ketakutan,  karena itu harus kita lawan dengan tetap harus beraktivitas dan beribadah. Jangan panik dan jangan paranoid.

Kejadian ini kebetulan terjadi di Surabaya  dan belum tentu terjadi di tempat kita. Kita tidak perlu takut dan cemas yang berlebih-lebihan.

Semakin kita takut, teroris semakin senang dan akan mengulangi dengan menebarkan terornya terus menerus. Tujuannya untuk membuat orang takut beraktivitas dan beribadah.

Di sisi lain, berbagai gambar korban teror sudah menyebar luas, dan ketahuilah, semakin kita membantu menyebarkan ketakutan melalui medsos atau media lain atas kejadian ini,  semakin banyak pasien yang berpenyakit kronis akan kambuh karena rasa cemasnya meningkat, akibat kejadian teror.

Pasien-pasien dengan penyakit akibat asam lambung akan kambuh sakitnya, karena merasa bertambah cemas atas kejadian ini, walau hanya mendapat informasi melalui media sosial. Pasien asma akan kambuh asmanya karena stres, tekanan darah pasien hipertensi bisa naik karena merasa marah.

Pasien dengan diabetes, gula darahnya menjadi tidak terkontrol karena rasa cemas dan takut akibat teror, pasien yang memang sudah mempunyai sakit jantung akan mengalami serangan jantung akibat rasa takut dan marah yang berlebihan. Pasien dengan dengan irritable bowel syndrome (IBS) atau penyakit kronis berupa sakit perut dengan disertai gangguan buang air besar, baik mencret maupun susah BAB pun akan kambuh.

Orang yang cemas bisa juga mengalami sakit kepala, nafsu makan menurun, tidur menjadi susah dan malas beraktivitas. Berbagai gangguan sistem organ bisa terjadi akibat adanya faktor stres..

Oleh karena itu, saya mengimbau masyarakat semua, sebagai seorang dokter yang sebagian besar pasien-pasien saya akan kambuh karena cemas yang berlebihan, untuk tidak share gambar korban  peristiwa bom Surabaya. Hal ini pada akhirnya hanya menyebarkan ketakutan.

Serahkan kepada pihak berwajib dan kita bantu doa, para penyebar teror tersebut segera ditangkap dan mendapat hukuman setimpal atas jatuhnya korban dan tindakan teror yang dilakukan.

Mari tetap beraktivitas, mari tetap memacetkan jalan-jalan di Surabaya dan kota-kota lain di Indonesia.

Ayo tetap semangat! Lawan teroris dengan cara tetap beraktivitas dan tetap beribadah  seolah-olah tidak terjadi teror tadi pagi di pusat Kota Surabaya.

Salam sehat

Dr. Ari Fahrial Syam, Pendidik dan Praktis Klinis

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak